Pemuda bermata onyx itu terkekeh geli melihat ekspresi yunita yang sedih. Entah sudah berapa kali ia tertawa gara-gara tingkat yunita yang konyol itu.
Yunita menoleh ke arah pemuda itu.
"Abang gw lagi di perjalanan ke sini... Jadi lo udah boleh pergi" ucap yunita.
Pemuda itu menyeritkan dahinya. " aku akan disini sampai kakakmu datang kemari" ucap pemuda itu.
Yang benar saja dia belum tahu sifat si maulana yang super duber overprotective terhadapnya. Maulana paling beci ketika adik kesayangannya sedang bersama laki-laki asing seperti pemuda di hadapannya itu. Rifki yang notabennya adalah kakak sepupunya yunita saja pernah mendapakan bogeman mentah dari maulana karena membiarkan yunita masuk ke dalam kamar si Rifki. Ia bahkan tak segan-segan mengajak baku hantam kepada cowok yang berani mendekati adiknya. Adiknya itu masih kecil tidak boleh berdekatan dengan laki-laki di luar sana karena menurutnya semua laki-laki yang mendekati yunita ada niat yang tidak baik terhadap adiknya itu makannya sampai sekarang yunita masih berstatus jomblo sejak lahir.
"Ngga usah deh mending lo pergi aja deh lagian lo lagi sibuk kan??" Ucap yunita melihat pemuda itu melalui ekor matanya.
Pemuda itu Tampak berfikir sejenak sebelum mengiayakn omongan yunita.
"Baiklah jika kau memaksa.. Tapi kau harus hati-hati di sini hanya ada kau setelah aku pergi" ucap pemuda itu.
"Iya ngga papa kok mana ada orang yang berani ngapa-ngapain gw kalo pun ada tinggal gw sleding tuh orang" ucap yunita disertai cengirannya yang imut.
" baiklah hati-hati "ucap pemuda itu melangkahkan kakinya menuju motor ninjanya. Ia langsung memasangkan helm itu ke kepalanya dan menaiki motor ninja berwarna dark blue itu tapi sebelum ia pergi dari sini ia mengirimkan pesan kepada orang suruhannya tadi agar tidak ke sini karena urusannya sudah selesai setelah itu ia mebyalakan mesin motornya dan berlalu meninggalkan yunita yang tebgah menatapnya kagum.
"Hati-hati di jalan babang gans" teriak yunita ketika pemuda itu sudah pergi dari tempat itu.
Yaallah ganteng banget sih ciptaanmu itu. Udah ganteng baik hati pula uhhh calon suami idaman eh batinnya terkagum-kagum.
"Eh tunggu tadi.... cowok tadi namanya siapa yah?? Kok gw lupa sih nanyain namanya?! Arghh dasar ****!" Makinya kepada dirinya sendiri.
"Au ah gelap! Gw mau nelfon si rifki aja deh biar tuh orang buatin gw surat ijin" ia pun mencari nomor handpone Rifki meminta untuk kakak sepupunya itu membuatkannya surat ijin sakit agar ia tak mendaptkan absen A (alfa) berwarna merah.
Setelah menemukan nomer milik Rifki ia langsung memanggilnya.
Tak butuh waktu yang lama rifki pun mengangkat panggilan telfonnya. Kakaknya dan rifki itu sama jika di telfon langsung menjawab karena mereka tahu jika yunita menelfon mereka pasti ada hal yang tidak mengenakan telah terjadi.
"Halo ta?? Ada apa??" Tanya rifki di sebrang sana.
"Buatin gw surat ijin dong ki" ucap yunita dengan nada memohon.
"Emangnya lo kenapa sih ta??" Tanya rifki bingung.
"Gw lagi sekarat badan gw kaya remuk semua jadi gw ngga bisa buat masuk sekolah hari ini jadi buatin gw surat ijin ya Ki" ucap Yunita.
"lah kok bisa kaya gitu??. Kronologi nya kek gimana ya coba ceritain deh" tanya Rifki penasaran.
"gw tadi disuruh buat bawa motor sendiri sama bang maul lah gw lewat jalan yang sepi itu Ki yang jalan pintas ke SMA itu loh Lo tahukan??"
"iya trus??"tanya Rifki.
"trus tiba-tiba ada ayam nongol di depan gw. Karena gw kaget jadinya gw banting stir deh nabrak pohon kan jadinya"jelas Yunita singkat padat dan jelas.
"kok Lo malahan banting stir sih?? kan kalo ayamnya mati bisa Lo bakar jadi ayam panggang deh buat di makan kan enak" terdengar tawa dari teman-temannya di sebrang sana.
"gw kan sayang ama ayam mana tega gw nabrak tuh ayam" balas yunita dengan kesal.
"*yaelah Lo "
"trus trus kok badan Lo bisa remuk semua sih?? kenapa??" terdengar suara Rifki bertanya lagi.
"motor punya bang maul menimpa gw jadi badan gw rasanya kaya remuk semua" jelasnya.
"trus gimana?? Lo ngga ada yang bantuin gitu??"
"ada!" seru Yunita.
"siapa?? perasaan tuh jalan sepi banget kok ada yang lewat di sana sih??" ucapnya kebingungan.
"gw juga ngga tahu tapi dia ganteng banget Ki mukanya tuh kaya dewa-dewa Yunani tahu Ki!" seru Yunita bahagia mengingat wajah pemuda tadi yang menolongnya.
"hah yang bener?!" tanya Rifki tidak percaya.
"iya bener gw ngga bohong!"ucap Yunita meyakinkan.
"atau jangan-jangan tuh orang yang menyelamatkan Lo bukan orang ta"ucap Rifki.
"Lo ngomong apaan sih Ki?? jangan berbelit-belit deh!"
"maksud gw siapa tahu yang nolongin Lo tuh bukan orang ta kan tempat itu kayaknya angker siapa tahu yang dimaksud Lo itu bukan orang melainkan makhluk halus yang menyamar menjadi manusia yang ganteng"ucap Rifki.
tiba-tiba bulu kuduk Yunita langsung merinding ia menatap tempat di sekelilingnya dengan tatapan waspada.
bener juga kata si Rifki tempat inikan sepi banget... Jangan-jangan cowok ganteng tadi bukan orang??!!! huweeee yaallah selamatkan lah hambamu ini hiks batinnya berdoa.
"halo ta.... Halo... Lo masih ada disitukan??" tanya Rifki karena tiba-tiba di sebrang sana tidak ada suara.
"iya gw masih ada di sini kok!" ucap Yunita sedikit meninggikan nada bicaranya.
"ohhhh bagus deh gw kira Lo udah pingsan"
"enak aja Lo bilang gw pingsan ngga ada ta sejarahnya seorang Yunita Anderson pingsan gara-gara masalah kek beginian" ucap Yunita penuh percaya diri.
"yaudah terserah Lo ati-ti di sana gw mau nulis surat buat lo bentar lagi bel masuk gw tutup telfonnya dulu yah ta bye!" ucap Rifki mengakhiri panggilan itu secara sepihak.
"anjirr ! nih orang gw lagi ketakutan malahan mutusin telfon sepihak dasar Rifki kampret!" maki Yunita kesal karena Rifki memutuskan panggilan telepon mereka.
"mana sepi lagi...." ucapnya memandang tempat di sekitarnya.
"bang maul cepet ke sini!"rengeknya ketakutan.
*di tempat Rifki ( di sekolah)*
"kenapa Ki??" tanya cowok bertubuh tinggi bermata sipit itu yang penasaran siapakah gerangan orang yang menelfon sahabatnya itu.
"si yunita....." belum selesai berbicara cowok yang di ketahui bernama Gilang itu langsung menghujani banyak pertanyaan untuknya.
"si bos kenapa Ki???. Dia kenapa Ki??. Dia masuk ke ruang sakit lagi?? atau dia berurusan sama preman gadungan itu lagi atau dia terlibat tawuran masal atau dia...."
"adaw sakit Ki!" pekik Gilang kesakitan karena temannya itu membuat dirinya kesakitan. Gilang menatap sengit sobat karibnya itu.
"kok Lo nimpuk gw pake sepatu bau punya Lo sih??!" tanyanya tak terima.
"gimana gw mau ngejelasin sama lo. Lo nya aja menghujam gw banyak pertanyaan pikir Lang pikir!"ucap Rifki sengit.
Gilang tersenyum malu. oh iya yah kenapa gw jadi **** kek gini sih malu-maluin aja sih batinnya berucap.
"ya .. Maaf... Lanjutin kenapa si Yunita apa yang terjadi dengannya" ucapnya lebay.
Rifki berdecih dan memutar bola matanya malas.
"si Yunita nabrak pohon dia ngga bisa berangkat. Yunita nyuruh ke gw buatin surat ijin untuk si Yunita"jelas Rifki.
"oooo begitu yaudah buat aja nanti kita jenguk si Yunita yuk sama teman-teman yang lain" ucapnya menatap Reza yang ada di sampingnya.
"hmm" ucap Reza
"Lo beliin amplop sana gw udah kehabisan stok amplop soalnya!" perintah Rifki.
"oke siap.... Yuk Za ikut gw ke kantin sekalian beli jajanan buat cemilan" ucap Gilang merangkul pundak Reza.
"okeh yuk" mereka pun pergi ke kantin untuk membeli makanan plus membeli amplop yang di perintahkan oleh Rifki.
jangan lupa untuk like share and coment dan jangan lupa untuk mengklik tombol favorit untuk mengetahui update terbaru dari cerita ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Arya Unmehopa
hmmm
2020-03-11
1