Sesampai nya di kantor Arya langsung menemui Arlan untuk membicarakan tugas yang Arya berikan pada Arlan.
"Bagaimana?" Tanya arya datar.
"Ini bos." Jawab Arlan memberikan sebuah map pada Arya.
Arya pun langsung membuka nya dan membacanya secara detail. Jantung Arya berdetak semakin kencang kala membaca tulisan tulisan di map itu. Kemarahan nya pada Bryan semakin memuncak kala mengingat ucapan Bryan lagi.
Brakkk!
Arya membanting map itu ke meja hingga membuat Arlan sedikit terkejut. Lalu ia berjalan menuju dinding kaca menatap k arah langit luar dan pemandangan ibu kota.
"Apa yang harus ku lakukan." Gumam Arya pelan sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Arlan." panggil Arya.
"Iya bos." jawab Arlan.
"Menurut mu bagaimana?" Tanya Arya.
"Bagaimana apanya? Untuk apa sih bos perduli dengan nya? Untuk apa menggali masa lalu ? Hati hati bos jangan sampai ini jadi Boomerang buat lo sama Jenar." Ucap Arlan memperingatkan.
"Jenar lagi ngediemin gue." Ucap Arya datar.
"Ya harusnya lo berusaha bujuk lah, bukan malah cari masalah kaya gini. Lo bayangin bos bagaimana kalau sampai dia tau suaminya keppo sama mantan." Ucap Arlan.
"Dia gak akan tau kalau lo gak ngasih tau." Ucap Arya kesal.
"Inget bos, insting seorang istri itu kuat. Meskipun gue gak ngomong nih ya tapi kalau dia mau dia bisa cari tau sendiri penyebab suaminya yang gak PEKA." ucap Arlan membuat Arya terdiam.
"Ah sudahlah, kau bisa pergi." Ucap Arya lalu ia kembali membaca map berisi informasi tentang Tata tadi.
"Lo ada masalah apa sih sama Jenar?" Tanya Dimas yang kini memasuki ruangan Arya.
"Gak ada." Jawab Arya singkat sambil meneliti beberapa berkas.
"Arya." Tekan Dimas.
"Gak ada apa apa bang. Dia aja kali yang lagi jenuh." Ucap Arya tanpa menatap ke Dimas.
"Dia yang jenuh atau lo yang jenuh." Ucap Dimas dingin.
Deg!
Seketika Arya menghentikan aktifitas nya lalu ia menatap ke arah Dimas yang kini tengah menatapnya dengan wajah datar.
"Bang." Ucap Arya pada akhirnya.
"Apa?" Tanya Dimas.
Arya menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu ia menyandarkan kepalanya pada Sandara kursi.
"Ngomong sama gue." Ucap Dimas.
Arya menyerahkan beberapa berkas kepada Dimas, berkas yang sukses membuat Dimas sama terkejut nya dengan Arya, namun Dimas tidak mengambil pusing.
"Lalu?" Tanya Dimas sambil menyerahkan berkas itu kembali pada Arya.
"Menurut lo gimana?" tanya Arya.
"Menurut gue? Lo tanya pendapat gue? Ya kalau menurut gue bodo amat. Hidup dia ini ngapain gue perduli." sarkas Dimas.
"Jadi ini yang buat sikap lo dingin sama Jenar hah?" Tanya Dimas tidak suka.
"Dia sendiri yang ngediemin gue Bang? Lo tau dia semalam malah lebih milih tidur di kamar anak anak daripada kembali ke kamar. Dia mandi di sana dan lo lihat sendiri tadi waktu sarapan? Ada gak dia negur gue nawarin gue sarapan apa? Dia malah diam dan pergi kan." Ucap Arya dengan mengusap wajahnya kasar.
"Kalau semisal orang dari masa lalu Jenar datang dan ganggu pikiran Jenar, apa yang akan lo buat?" Tanya Dimas.
"Ada kala nya seorang perempuan itu diam Ar, bukan karena ia marah tapi karena dia lelah. Lelah kau abaikan dan lelah berbicara, karena saat dia sudah berbicara maka hanya akan ada pertengkaran dan luka yang semakin dalam." Ucap Dimas membuat Arya terdiam.
"Bang Dimas ngomong nya Jleb banget." Ucap Arlan yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Dimas.
"Oh itu bukan omongan gue tapi istri gue." Ucap Dimas terkekeh. Yups itu adalah kata kata dari Chaca tadi pagi saat mereka membahas Arya dan Jenar.
"Elah, kirain dari abang sendiri." Ucap Arlan.
"Tapi emang bener sih bang, cewek gue juga sering gitu. Kalau gue terlalu sibuk sama pekerjaan dia cuma diem, diem dan diem. Tapi gue mencoba PEKA. Sebagai laki laki sejati gue berusaha mempertahankan bubungan gue daripada sibuk mikirin masa lalu." Ucap Arlan sambil sedikit melirik ke arah Arya.
"Nah cakep." Kata Dimas.
"Oh ya Arlan, gue ada kerjaan sedikit sama lo." Ucap Dimas lalu langsung merangkul bahu Arlan dan membawa nya keluar dari ruangan Arya.
Sedangkan di dalam ruangan, Arya terdiam mencerna setiap sindiran dan sindiran yang di ucapkan oleh Arlan dan Dimas.
"Ngapain sih lo cari tau masalah begituan hem?" tanya Dimas dengan menatap tajam ke arah Arlan, saat ini mereka Tenga berada di ruangan Arlan.
"Haiss dia yang minta bang." Kata Arlan.
"Ya tapi kenapa lo mau ogeb." Ucap Dimas.
"Tuntutan pekerjaan Bang." Kata Arlan. "Gue mau nolak gak bisa."
"Lo tau gak sekarang Jenar lagi ngediemin itu anak." Kata Dimas.
"Hah serius? Kenapa?" Tanya Arlan.
"Ya menurut elo?" Tanya Dimas balik.
"Hemm gue rasa gara gara Tata, iya gak?" Ucap Arlan.
"Dodol pake nanya." Sungut Dimas kesal.
"Jangan sampai mama atau papa tau masalah ini, atau lo dalam bahaya Lan." Ucap Dimas.
Glek.
Arlan menelan Saliva nya dengan susah saat mendengar nama orang tua Dimas dan Arya.
"Te--terus gimana bang?" Tanya Arlan.
"Emang dia dimana sekarang?" Tanya Dimas.
"California." Jawab Arlan.
"Apakah Arya mau kesana?" Tanya Dimas.
"Entahlah." Jawab Arlan dengan mengedikkan bahunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Lilik Juhariah
jenar juga gitu , ngomong lah ngapain diem , sekali kali suami itu dibentak
2024-05-16
0
Ida faridah
kenapa sih laki-laki selalu ogeb klo urusan mantan 😤😤😤Arya emang cari mati
2024-02-18
0
pimoyyy 🐣
Kok baru beberapa chapter hatiku udah ngilu yah 🥺
yg namanya mantan, memang agak² berbahaya ya gais ya 😪
2023-02-23
0