"Je kenapa wajah kamu pucat begitu? Kamu sakit?" Tanya Tamara seketika mengalihkan perhatian semuanya dan menatap ke arah Jenar yang sedang memijit leher belakang nya.
"Ah enggak kok Mah." jawab Jenar.
"Mami, Aiden mau roti." Ucap Aiden manja kepada Chaca.
"Pakai apa sayang?" Tanya Chaca tentang selai.
"Nanas." jawab Aiden.
"Kamu mau apa Mas?" Tanya Chaca pada Dimas.
"Hemm aku juga nanas aja." Kata Dimas sambil terus menatap ke arah Jenar dan Arya yang kini duduk di sebelah kiri nya.
"Duh yang punya mami baru, manja nya gak ketulungan." Cibir Bian.
"Biarin wle. Iri bilang bos." Jawab Aiden sambil memakan roti nya.
"Cih sorry ya, gue bukan anak kecil." Kata Bian.
Adi dan Tamara merasa sangat senang melihat Chaca dan Aiden yang begitu dekat dan sudah seperti ibu anak kandung.
"Jenar." Panggil Chaca saat melihat Jenar malah memejamkan matanya sambil memijit kepala nya.
"Are you oke?" Tanya Chaca lagi.
Jenar melirik ke arah Arya yang masih fokus dengan sarapan nya. Lalu ia tersenyum ke arah Chaca dan Tamara yang nampa sangat khawatir dengan nya.
"Hemm Jenar akan melihat twin J dulu ya Mah, Pah." Jenar Mulai memundurkan kursinya lalu berjalan perlahan menuju taman dimana twin J tengah bermain.
"Tapi kamu belum sarapan Je?" Kata Tamara.
"Jenar belum lapar Mah. Bentar yah sepertinya twin J nangis." ucapnya lalu pergi.
'Astaga ini kenapa kepala rasanya kaya mau pecah sih.' Ucap Jenar yang kini malah memilih mendudukkan dirinya di kursi di teras dan menyandarkan kepalanya pada dinding.
"Arya, kamu ada masalah apa sih sama Jenar?" Tanya Tamara.
"Gak ada Mah." Jawab Arya singkat.
"Gak mungkin gak ada, tapi kamu cuek begitu sama Jenar. Kamu gak lihat wajah nya pucet begitu." Kata Tamara.
"Mah, Arya gak tau. Dia sendiri yang mendiamkan Arya dari kemarin. Dan bahkan pagi ini ia tidak kembali ke kamar. Dia malah milih tidur sama anak anak." Ucap Arya kesal.
"Jenar gak mungkin kaya gitu kalau gak ada penyebab nya." Ucap Chaca keceplosan ikut berkomentar, laku sedetik kemudian ia menutup mulutnya dengan kedua tangan nya lalu menunduk tidak enak.
"Nah bener itu kata Chaca, Jenar tidak mungkin begitu kalau tidak ada penyebab nya." Ucap Tamara menatap tajam ke arah Arya.
"Sudahlah mah, Arya berangkat dulu." Ucap Arya lalu segera pamit ke kantor karena ia harus menerima laporan dari Arlan.
Sebelum berangkat ke kantor, Arya menyempatkan dirinya untuk melihat keadaan Jenar. Bohong bila ia tidak khawatir, ia sangat khawatir namun hatinya masih bimbang antara ego dan marah pada Jenar.
Arya melihat Jenar tengah duduk sambil melihat twin J yang sedang berlari lari dengan encus nya. Arya ingin menghampiri Jenar namun suara dering hape membuat nya mengurungkan niat untuk menghampiri Jenar.
"Baiklah, aku akan segera ke sana." Ucap Arya dan langsung mematikan telfon nya lalu kembali berjalan menuju mobil dan ke kantor nya.
Sepanjang perjalanan pikiran Arya bercabang menjadi dua bagian. Ia sangat mencintai Jenar namun tak bisa ia Pungkiri bahwa ia juga khawatir dengan keadaan Tata. Ucapan demi ucapan yang Bryan lontar kan beberapa hari yang lalu selalu terngiang ngiang di kepala nya.
"Gue udah ngerelain dia buat lo tapi kenapa lo malah sia sia in dia brengsek!" Umpat Arya pelan sambil memukul setir mobilnya.
"Bisa bisa nya lo ninggalin dia di saat dia lagi kaya gini. Lo bener bener b@jing@n Bry!' Seru Arya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Lilik Juhariah
lah laopo mikir orang
2024-05-16
0
Nami chan
lo yg brengsekkk 👿 ga inget gmn lo nangis2 waktu jeje sempet inalilahi pas abis nglahirin twins
dasar manusia 😭
2024-04-17
0
Anggun Putri Delya
ternyata ada disini yang dicari2 🤗
2024-01-22
0