Cemburu buta

"Je muka kamu makin pucet loh. Kita ke dokter yah." Ucap Tamara yang khawatir dengan keadaan menantu nya.

"Gapapa Mah, Jenar gapapa kok." Jawab Jenar tersenyum.

Drrtt.. drrtt..

"Sebentar ya mah, Jenar mau angkat telfon dulu." Ucap Jenar memilih pergi meninggalkan ruang keluarga saat melihat Arya dan Dimas datang bersamaan dan untung lah ada panggilan masuk.

"lu lihat itu, bahkan dia males lihat muka lo." Ucap Dimas berbisik di telinga Arya.

"Sayang." Panggil Dimas saat melihat Chaca menuruni tangga.

"Tumben pulang cepet." Kata Chaca lalu segera mengambil alih tas dan jas milik Dimas lalu berjalan beriringan kembali ke lantai atas.

Sedangkan Arya hanya menghembuskan napasnya pelan lalu ikut mengekor berjalan di belakang Dimas dan Chaca.

"Aiden kemana?" Tanya Dimas.

"Tidur." Jawab Chaca.

"Kalian bisa gak kalau jalan di tangga jangan lama lama." seru Arya dengan kesal karena Dimas dan Chaca malah berjalan santai.

"Lah kenapa lo marah?" Tanya Dimas.

"Tau lah, berisik!" Ucap Arya lalu segera berjalan mendahului Dimas dan Chaca.

*Sedangkan di taman belakang, Jenar tengah duduk di kursi sambil menerima panggilan telfon dari Fahmi.

"Bagaimana kabar kamu Je*?" Tanya Fahmi di seberang sana.

"Baik kak, kakak sendiri bagaimana?" Tanya Jenar dengan suara lirih nya.

"kalau kamu baik kenapa suara kamu begitu Je?" Tanya Fahmi.

"Gapapa kak, Jenar hanya kecapean, kakak tau sendiri sekarang twin J mulai aktif banget." Ucap Jenar berbohong.

"Iya kakak tau, duh kakak jadi semakin merindukan kedua tuyul kesayangan ku itu."" Ucap Fahmi.

"Kalau kakak rindu cepat lah pulang." Kata Jenar.

"Kakak akan lama disini Je, hemm mungkin bisa juga akan menetap disini, tapi nanti pasti kakak akan ke sana untuk bertemu dengan kamu dan twin J." Ucap Fahmi.

"Jeje kangen sama kakak." Lirih Jenar sambil menarik napas panjang.

"Je, kamu gak lagi ada masalah kan sama suami kamu?" Tanya Fahmi menelisik karena curiga dengan suara Jenar yang begitu lemah.

"Enggak kok kak." Jawab Jenar kembali berbohong.

Arya mengintip dari balkon kamar nya, melihat bagaimana Jenar duduk sendirian dan sesekali tertawa kecil dengan seseorang di seberang telfon sana. Rasa cemburu dan amarah kini menguasai diri Arya. Mengapa Jenar bisa tertawa kepda orang lain sedangkan dengan dirinya malah di abaikan. begitu pikir Arya.

...🙄🙄🙄...

Berulang kali Jenar menarik napas panjang dan memejamkan matanya lalu membuka nya lagi dan memejamkan nya lagi berkali kali untuk mengurasi rasa pusing di kepala nya.

"Jenar." Panggil mbok Ni.

"Mbok." Ucap Jenar mencoba tersenyum pada mbok Ni.

"Kamu sakit? Muka kamu kok pucet banget loh." Tanya mbok Ni.

"Enggak mbok, Perut Jenar cuma sedikit sakit kayaknya karena magh Jeje kambuh deh. Akhir akhir ini makan Jenar kurang nafsu." Kata Jenar sambil memegang perut nya.

"Mbok ambilkan obat yah?" tawar mbok Ni dan langsung di balas anggukan kepala oleh Jenar.

Setelah meminum obat, Jenar memutuskan untuk langsung kembali ke kamar agar bisa istirahat. Namun baru ia membuka pintu kamar nya, ia melihat Arya tengah mengepak beberapa bajunya di dalam koper.

Jenar ingin bertanya mau kemana Arya, namun rasa sakit yang ia rasakan di kepala membuatnya mengurungkan niat nya untuk bertanya. Perut nya terasa sangat perih melilit meskipun sudah di minumin obat pereda magh.

Kali ini Jenar benar benar merutuki dirinya sendiri yang marah tidak jelas hingga membuat nafsu makan nya turun dan kesehatan nya terganggu.

Tanpa berkata apa pun, Jenar langsung membaringkan tubuhnya di ranjang lalu berusaha memejamkan matanya berharap bisa mengurangi rasa sakit itu.

Brakkk!

Arya membanting koper nya ke lantai hingga membuat Jenar kembali membuka matanya lebar lebar dan menatap ke arah Arya.

Jenar bisa melihat wajah Arya yang sudah merah padam seperti menahan amarah kepadanya.

Bohong bila Jenar tidak takut, ia sangat takut. Namun kepala nya juga sangat sakit. Ia tidak bisa berdebat untuk saat ini, lidahnya terasa kelu, hatinya begitu sesak, ia ingin menangis. Ingin mengadu bahwa kini dirinya sakit, tapi ia harus mengadu pada siapa?

Tidak hanya fisiknya yang sakit namun juga hatinya.

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

knp aku baca Arya inget dulu awal nikah ya, wkwkw kl udah diem dieman maunya pergi kabur padahal pura pura trs Krn gk dilarang diperhatikan malah akunya yg marah he he biasa 5 THN pertama

2024-05-16

1

Ida faridah

Ida faridah

🙄🙄🙄gaje si Arya gitu tuh sifat laki-laki egois

2024-02-18

0

Almyra Amanda Lov

Almyra Amanda Lov

kasian km Jenar,semangat je

2022-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!