Sudah hampir satu jam Bee menunggu seorang diri di cafe tempat dia janjian dengan Elang. Dengan alasan cari buku, Bee meminta ketiga sahabatnya untuk pulang duluan.
"Kemana sih Lang, kok kamu lama banget datangnya?" cicit nya bosan. Berkali-kali dia coba menghubungi nomor Elang, tapi ga aktif. Ingin kembali ke sekolah, namun cuaca terik membuatnya malas berjalan berpanas-panas an. Dua gelas jus mangga yang dia pesan sudah ludes di minum, tapi bayangan Elang masih juga belum tampak.
Dengan kesal, Bee pulang. Namun saat menunggu Ojol yang dia pesan, matanya menangkap sosok yang sedari tadi dia tunggu, di depan warung di dekat sekolah mereka, sedang memasang helm pada Desi. Dengan geram di remasnya sisi roknya. Ingin rasa nya melabrak, memaki Elang, namun saat pria itu tersenyum pada sahabatnya, saat pamit duluan Bee juga ikut terhipnotis. Amarahnya meluap hilang berganti rasa suka di hati.
Tanpa mengatakan apa pun, bahkan membunyikan klakson pun tidak, saat motor gede nya melintas di depan Bee yang masih berdiri di dekat cafe. Air matanya menetes, segera di hapus nya dengan punggung tangannya. "Mungkin Elang lupa sama janjinya, sibuk mikirin persiapan manggung Sabtu ini" ucap nya pada dirinya sendiri seolah ingin memberikan penjelasan pada hatinya yang terluka saat ini.
Elang orang baik..dia pasti lupa..bukan sengaja..
***
Rumah seperti biasa sepi. Bi Jum ada di dapur, mungkin mencuci piring, karena terdengar suara piring yang beradu.
Dengan langkah malas, Bee menaiki anak tangga menuju kamar. Istana dengan segala tahta dan kuasa yang di milikinya. Disini dia bebas mengekspresikan dirinya. Dan menangis sepuasnya adalah pilihannya kali ini.
Saat pintu kamar di ketuk, Bee buru-buru menghapus air matanya. "Masuk.." suara parau nya tetap saja menandakan dirinya baru menangis.
"Boleh papa masuk?" hanya anggukan. Hati nya penuh tanya, "Tumben papa nya mencarinya. Biasanya jam segini papa masih ada di kebun" batinnya.
"Bee..ada hal yang ingin papa bicarakan dengan mu. Mungkin kamu akan kecewa, bahkan akan sangat kecewa atas apa yang sudah papa putuskan" papa mulai bicara dengan suara berat. Wajah nya yang hitam legam, kini semakin membuat ya bertambah tua karena kusut dan tak terawat.
Karena tak mengerti maksud papa, Bee hanya diam, menatap wajah menyedihkan itu. "Papa tahu, selama ini papa sudah mengabaikan mu. Kesedihan papa atas kepergian mama mu, membuat mama larut dalam dunia papa sendiri, hingga mengabaikan mu. Padahal papa tahu, seumuran mu ini, butuh figur orang tua. Kamu butuh sosok yang bisa kamu jadikan tempat berkeluh kesah, tapi papa sudah gagal." suara papa semakin parau, ada air mata di pipinya. Bee dengan sedikit ragu mendekat, hingga saat papa menengadahkan kepalanya, Bee memutuskan memeluk pria yang dulu begitu menyayangi. Namun bagaimanapun hingga saat ini Bee tetap sayang pada papanya.
"Papa jangan nangis.." ucap nya malah ikut nangis. Kesedihan hari ini lengkap. Gagal bertemu Elang, bahkan melihatnya jalan bersama gadis lain, dan kini papanya menangis penuh penyesalan yang bisa Bee tangkap.
"Papa.." tampak papa menghela nafas sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. "Papa sudah memutuskan untuk mengirim mu pada tante mu, Diana di Jakarta. Papa sudah bicara padanya tentang keadaan kita, dan dia mau merawat mu, bahkan dia sangat gembira, kamu akan tinggal dengan nya.."
Seperti petir disiang hari, Bee tak menyukainya. Bagaimana mungkin dia pindah ke Jakarta, dunia nya di sini. Papanya, teman-temannya, bahkan Elang? Oh tidak, dia tidak akan bisa pergi. Dia harus segera menolak permintaan papa. "Bee ga bisa pa. Bee baik-baik baja di sini. Bee mau tinggal sama papa, jaga papa.. Bee ga papa kok gada mama" ucap ya kalo ini dengan isakan yang tadi sudah sempat berhenti.
"Ga sayang..papa ga bisa membiarkan mu tumbuh jadi gadis tanpa tata krama, dan tomboy. Kamu perlu Tante mu, yang bisa berperan sebagai mama mu. Dia akan menjaga dan merawat mu dengan baik. Kamu ingat, tante Di mu selalu menyayangi mu sejak kecil, begitu pun om mu"
"Pokoknya Bee ga mau pindah, papa please, Bee ingin di sini. Teman-teman Bee semua ada di sini pa.." Bee sudah berlutut memohon, meletakkan pipinya di paha papa menangis membasahi celana papa.
"Maaf kan papa nak..keputusan papa sudah bulat, dan ini untuk masa depan mu kelak"
Malam itu Bee menangis sejadi-jadinya. Dunianya tiba-tiba menjadi gelap, hampa dan menyedihkan. Ingin lari dari dunia yang memuakkan ini. Tak ada lagi kebahagiaan untuk nya.
Bayangan Elang yang akan dia tinggalkan semakin membuat ya hancur. Menangis sejadi-jadinya hingga matanya bengkak. Biar saja toh besok dia libur. Rencana malam ini mau melihat Elang tampil di cafe gagal. Rasanya air matanya punya banyak stok hingga terus saja mengalir hingga kelelahan dan tertidur.
Seninnya, Bee memutuskan menemui Elang, di warung belakang sekolah tempat biasa anak-anak cowok beli rokok. Dia ga perduli, bakal di ejek sama teman Elang yang lain, karena jadi cewek yang terlalu agresif nyamperin Elang duluan. Dipikirannya, dia sudah kehabisan waktu. Bulan depan dia sudah harus pindah, maka sebelum itu, dia harus memastikan perasaan Elang padanya.
"Lang, boleh ngomong sebentar?" ucapnya berani.
"Cie..gebetan baru Lang?culun amat.."terdengar tawa sahut menyahut dari anak-anak cowok yang ada di warung itu.
"Gila Lang, rok nya bisa di jadiin selimut tuh, saking panjangnya" tawa riuh lagi, bahkan kini semakin ramai.
"Jauh amat selera lu, Menang Desi kemana-mana lagi Lang.."setelahnya Bee hanya mendengar suara tawa mencibir yang begitu memekakkan telinga. Kalau menuruti logika nya, dia ingin segera meninggalkan tempat itu. Tapi dalam cinta tak ada logika, hatinya memintanya untuk tetap tinggal, menyelesaikan apa yang baru dia mulai.
"Kamu apa-apaan sih Bee?ngapain kamu nyamperin aku kemari?" bentak Elang malu di ejek teman-temannya, hingga memaksa gadis itu untuk beranjak menjauh dari sana, agar teman-teman nya ga mendengar apa pun yang akan bahas nanti.
"Maaf Lang.."
"Kamu buat aku malu tahu ga? kamu sadar ga sih penampilan kamu itu gimana?"
"Tapi..tapi aku ga punya pilihan lain. Kemarin kamu janji mau nemuin aku di cafe seberang, sejam lebih aku tungguin kamu ga datang" suara Bee bergetar. Rasa sedih karena bentakan Elang membuat nyalinya ciut. Namu dia tak ingin bersikap cengeng di depan Elang yang bisa membuat pria itu semakin hilang feeling padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
oppa seo joon
ckck cuma gara2 cinta sampe merendahkan harga dirii di injak2 hadeh q jd malu sendiri
2021-11-17
3
Dwi Alviana
bodoh bgt si bee herann
2021-11-01
2
°αηggιє ησєямα ⏤͟͟͞R❣️
tar ketemu lagi bee sudah cantik luar biasa... awas bucin kmu lang..
2021-06-23
1