Kania dan Ratna sudah berdiri di depan kelas mereka. Sebelum masuk, Ratna melihat Leo yang ada di belakangnya.
"Amnesia lu ya? Apa udah pikun? Kelas lu bukan disini," ucap Ratna sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Iya gue tahu," balas Leo.
"Terus ngapain lu masih disini? anak bisnis kelasnya disana," tunjuk Ratna dengan dagunya kearah seberang lorong.
"Gue-Gue...." Otak Leo mulai bekerja untuk mencari alasan, alasan yang tidak terkesan konyol dan bisa membuatnya malu di depan Ratna.
Ratna dan Kania terus melihat kearah Leo, mereka menunggu jawaban dari teman mereka yang satu itu.
Karena tidak ingin Ratna dan Kania curiga akhirnya Leo mengatakan apa yang terlintas dipikirannya.
"Gue cuma mau mastiin kalian bener-bener masuk kelas, soalnya kalian dulu suka bolos jadi gue gak mau cuma gue aja yang kuliah sementara kalian malah asik di kantin."
Untung Leo ingat kalau sewaktu SMA dulu, Ratna dan Kania pernah bolos karena tidak suka dengan pelajaran sejarah.
"Itu kan dulu karena gue gak suka sama pelajarannya, sekarang mah beda, kalau gue bolos yang ada gue gak bisa lulus tahun ini dan orang tua gue bakal nikahin gue sama calon yang mereka pilih," ucap Ratna menjelaskan.
Saat Ratna mengatakan kalau dia akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya, jantung Leo berdetak kencang, dadanya sesak mengetahui hal itu.
"Ma-Maksudnya lu-lu bakal di-dijodohin?" ucap Leo terbata-bata.
"Iya tapi--."
Sebelum Ratna kembali menjelaskan, Kania melihat Dosen mereka sudah berjalan menuju kelas.
"Na, itu Dosennya mau kesini, yuk masuk." Kania masuk lebih dulu ke dalam kelas.
"Tunggu Ni." Ratna pun bergegas menyusul Kania.
Sementara itu Leo tampak lemas, dia berjalan seperti orang yang tidak punya semangat hidup.
Ratna dijodohkan? Terus gimana sama perasaan gue? Padahal gue udah nungguin dia bertahun-tahun masa orang lain yang dapetin dia...
Leo menghela napas, mungkin dengan begitu sesak di dadanya bisa sedikit berkurang.
...****************...
Setelah dua jam, Dosen yang bertugas memberikan materi kuliah pun pergi meninggalkan kelas.
"Ni, ke kantin yuk, gue laper," ajak Ratna.
"Yuk Na," balas Kania sambil beranjak dari kursinya.
Saat Kania dan Ratna keluar dari kelas, mereka pun langsung pergi menuju kantin.
Kantin kampus tampak tidak begitu ramai karena sebagian mahasiswa dari fakultas yang berbeda masih ada di dalam kelas.
Sebelum duduk, Kania dan Ratna berjalan ke salah satu stan makanan yang ada di kantin.
Mereka memesan bakso dan juga es teh manis lalu mereka berjalan menuju meja yang ada di depan stan makanan itu.
Tak begitu lama, bakso mereka pun datang beserta es teh manis.
Kania tampak menyeruput es teh manisnya sedangkan Ratna sibuk meracik baksonya dengan menambahkan kecap, saus dan yang paling penting sambal.
"Na, jangan banyak-banyak sambalnya, entar maag lu kambuh." Kania khawatir saat melihat setengah sambal yang ada di mangkuk kecil berpindah ke mangkuk bakso Ratna.
"Gue khilaf Ni, abisnya engga enak kalau engga pedes hehe."
Kania cuma bisa menghela napas melihat Ratna yang cengengesan.
"Akhir-akhir ini perut gue gak pernah sakit lagi jadi lu tenang aja." Ratna meyakinkan Kania agar temannya itu tidak khawatir lagi.
"Tapi lu bawa obat maag, kan?" tanya Kania memastikan.
"Bawa koq Ni, gue selalu bawa, jadi mending kita makan aja sekarang entar baksonya keburu dingin."
Sebenarnya Kania masih merasa tidak tenang melihat kuah bakso Ratna tapi mau bagaimana lagi? Dia tahu kalau temannya itu tidak bisa lepas dari sambal meskipun sudah terkena maag.
Baru juga Ratna ingin memasukkan bakso ke dalam mulutnya tiba-tiba seseorang menahan tangannya.
"Lu gila ya?! Kuahnya merah banget! Lu mau perut lu sakit lagi?!" Leo kesal dengan Ratna yang masih bandel makan makanan pedas padahal Ratna punya maag.
"Itu bakso gue! Balikin gak?!" protes Ratna saat Leo mengambil mangkuk baksonya.
"Ni, kenapa lu diem aja waktu Ratna nambahin sambel?!"
Kania pun juga ikut kena semprot Leo yang masih kesal dengan tingkah Ratna.
"Gue pikir dia gak bakal nambahin sambel sebanyak itu, tadi gue juga udah ingetin dia." Kania membela dirinya.
"Sini, balikin bakso gue! Rese banget sih lu! Dateng dateng main rebut bakso orang!" ucap Ratna sewot.
"Gue gak bakal ngelakuin ini kalau kuah bakso lu gak merah kaya gini!" balas Leo gak kalah sewot.
"Terus gimana?! Gue udah terlanjur kasi sambel ke bakso gue tadi! Masa mau dibuang, mubazir tahu!"
"Yaudah, gue beliin bakso lagi, tunggu!" Leo pun bergegas pergi ke stan penjual bakso dengan membawa mangkuk bakso Ratna.
"Kenapa dia datangnya cepet banget sih?! Harusnya dia datang entar aja abis gue selesai makan bakso," gerutu Ratna.
Kania merasa lega, dia khawatir kalau perut Ratna bisa saja sakit setelah makan bakso yang super pedas itu.
Leo kembali lagi dengan membawa dua mangkuk bakso, satu untuk Ratna dan satu untuknya.
"Inget, jangan nambahin sambel kaya tadi," ucap Leo mengingatkan.
"Iya engga," balas Ratna sewot.
Di sela-sela mereka menyantap bakso, Ratna tidak sengaja melihat Andre di salah satu meja bersama cewek yang kemungkinan besar adalah pacar baru Andre.
"Ni, emangnya lu gak kesel liat Andre mesra-mesraan sama pacar barunya padahal kalian baru putus tapi dia udah dapet pacar baru, jangan-jangan selama ini dia selingkuh." Ratna kembali sewot dengan Andre.
"Gak ada alasannya gue kesel karena dari awal gue emang gak punya perasaan sama dia," jawab Kania santai.
"Lu gak cemburu sedikit pun ngeliat mereka?" tanya Ratna memastikan.
"Engga," jawab Kania singkat.
"Serius lu Ni? Meskipun lu bilang gak punya perasaan tapi dia kan pernah ada di dalam hidup lu dan deket sama lu." Ratna masih tidak percaya kalau Kania tidak memiliki perasaan kepada Andre.
"Udah gue bilang Na, gue gak punya perasaan sama dia jadi gue gak peduli dia mau ngapain sama cewek lain, udah ya masalah ini close jangan dibahas lagi," ucap Kania tegas.
Kania melihat Leo yang tampak termenung.
"Leo, tumben lu diem aja, kenapa?" tanya Kania.
"E-Engga apa-apa hehe," jawab Leo cengengesan.
"Iya, biasanya lu suka nyamber aja kaya bensin, ada yang lu pikirin ya? Kalau ada masalah cerita aja."
Kania mengangguk, dia setuju dengan ucapan Ratna.
Sebenarnya gue mau nanya soal perjodohan lu Na, tapi gue gak tahu gimana ngomongnya.
Leo berpikir sejenak mencari alasan lain untuk diberikan kepada kedua temannya itu.
"Bukan masalah serius, gue cuma lagi mikirin tugas dari Dosen."
"Bilang aja kalau lu perlu bantuan, gue pasti bantu koq tapi gak gratis." Ratna menepuk-nepuk pundak Leo dan menunjukkan deretan giginya.
"Teman macam apa lu, bantu teman sendiri aja pake ada imbalannya," protes Leo.
"Ngaca woy, lu juga sama!" Ratna yang tidak terima pernyataan Leo memukul lengan Leo.
"Dasar cewek bar bar! Sakit tahu!" ucap Leo sewot.
"Lu laki-laki apa bukan? Masa dipukul cewek begitu aja sakit," balas Ratna meledek Leo.
Saat dua temannya kembali adu mulut, bakso Kania sudah habis dan sekarang dia sedang menikmati manisnya es teh yang membuat tenggorokannya segar.
Di meja lain, Andre diam-diam memperhatikan Kania.
"Kenapa dia masih biasa aja Nes?" tanya Andre heran.
"Sabar, lu bilang mantan lu itu tipe yang tertutup kan? Jadi bisa aja dia pura-pura tapi sebenarnya dia cemburu ngeliat kita berdua," jawab Agnes, cewek yang sekarang menjadi "pacar baru" Andre.
"Pokoknya gue mau dia NYESEL karena udah mainin perasaan gue," Andre menatap tajam kearah Kania.
Andre kembali mengingat saat masa berpacaran dengan Kania. Semua berjalan baik-baik saja tapi justru itu yang membuat Andre curiga. Dia sadar kalau selama pacaran, dia dan Kania tidak pernah bertengkar seperti layaknya pasangan lain.
Saat pacar temannya cemburu dengan wanita lain tapi Kania tidak pernah menunjukkan kecemburuan dengan wanita yang dekat bahkan pergi dengannya.
Andre juga mulai sadar saat dirinya mengatakan berbagai macam kalimat untuk menunjukkan perasaannya kepada Kania seperti "Aku mencintaimu, aku sangat menyukaimu, aku sayang kamu, I love you" tapi Kania hanya membalas dengan kalimat "Aku juga atau me too".
Tidak ada penyataan kalau Kania juga mencintai atau menyukai Andre. Saat itu Andre terlalu senang karena dia bisa berpacaran dengan wanita yang dia cintai tapi semakin lama dia pun sadar dan merasa hubungannya dengan Kania hanya sepihak.
Tentu saja Andre kecewa dengan Kania, dia berpikir kalau Kania hanya mempermainkan dan memanfaatkan perasaannya padahal Andre sungguh-sungguh mencintai Kania.
Kania, gue mau lu juga merasakan kekecewaan sama seperti yang gue rasakan, gue mau lu nyesel udah menyia-nyiakan perasaan tulus gue buat lu selama ini.
Begitulah pikiran Andre yang masih menatap tajam kearah Kania.
...****************...
Author: Hai semuaaaa~
Semoga kalian suka dengan ceritanya 🤗
Makasi buat yang udah mampir, kasi like dan komen ❤️❤️❤️
Kalau kalian suka dengan ceritanya jangan lupa difavoritkan dan vote ya 😉
Sampai bertemu di bab selanjutnyaa~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🖤Sindy Lee🖤
Oalah jd begitu😌😌
2021-06-12
3
Windy Lyana
andre emang enak di cuekiiiiiin 😂😂😂😂😂
2021-06-10
5