Menikahi Adik Tiriku
Seorang wanita yang masih terlihat muda meskipun usianya sudah berkepala empat menuruni tangga dengan memakai pakaian kantornya lalu berjalan menuju meja makan.
"Bi, Aditya belum bangun?," tanyanya saat melihat pelayan sedang menuangkan jus ke dalam gelas.
"Belum Nyonya, tadi Aden sudah Saya bangunkan tapi Aden malah marah dan mengusir Saya." Pelayan tersebut mengadu kepada majikannya.
Wanita itu pun hanya menghela napas kasar lalu beranjak pergi. Dia kembali menuju tangga dan naik ke lantai atas.
Saat sudah sampai di depan kamar anaknya, wanita itu membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar. Dia pun mendekati anaknya yang masih terlelap di tempat tidur.
Wanita itu menepuk-nepuk lengan anaknya agar anaknya bangun tapi tangannya malah ditepis kasar oleh anaknya.
"Ngapain sih?! Udah dibilang jangan ganggu gue! Gue mau tidur! Pergi sana!" Anaknya itu berpikir yang membangunkannya adalah pelayan tadi.
"Putra Aditya Nugraha! Sekarang kamu sudah berani ngusir Mami! Keterlaluan kamu! Cepat bangun!" ucap wanita itu dengan nada tinggi lalu menarik selimut yang menutupi badan anaknya.
Putra Aditya Nugraha adalah nama anaknya sedangkan nama wanita itu adalah Permata Lestari.
Aditya pun terpaksa membuka matanya dan terduduk di pinggir tempat tidur masih dengan wajah ngantuknya.
"Hoaaammmm~" Aditya menguap sambil merenggangkan kedua tangannya ke atas.
"Semalam kamu pasti begadang lagi main game! Mulai sekarang WiFi dimatikan setelah jam sembilan malam!" ucap Permata tegas.
"Jangan Mi! Aku begadang buat ngerjain tugas bukan main game," protes Aditya.
"Mami engga percaya, sejak kapan kamu lebih mementingkan tugas sekolah daripada main game? Bisa-bisa hujan es kalau kamu kaya gitu." Permata melipat kedua tangannya di dada sambil melihat wajah Aditya yang cemberut.
"Tapi Mi--," ucapan Aditya terpotong karena Permata beranjak dari tempatnya.
"Sudah, jangan banyak alasan lagi, sekarang cepat mandi! Mami tunggu di meja makan," ucap Permata sambil berjalan menuju pintu.
"Sial!," umpat Aditya kesal saat maminya sudah keluar dari kamarnya.
Aditya pun terpaksa beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia harus menuruti perintah maminya kalau tidak maka uang bulanannya yang akan jadi korban berikutnya.
Setelah hampir satu jam, Permata melihat Aditya berjalan menghampirinya yang sudah berada di meja makan.
"Mami aja cuma butuh waktu paling lama setengah jam untuk bersiap, kamu yang laki-laki malah satu jam," sindir Permata.
"Justru karena aku laki-laki makanya aku harus mandi lebih lama biar bersih kalau engga bersih nanti ketampananku bisa berkurang," ucap Aditya penuh percaya diri.
Permata tidak bisa menahan tawanya saat Aditya bersikap narsis.
Aditya meminum jusnya sampai habis lalu mengambil roti maminya saat maminya sedang lengah.
"I-Itu roti Mami! Aditya!"
"Aditya berangkat Mi!" ucap Aditya yang segera beranjak pergi meninggalkan maminya di meja makan.
Saat Aditya membuka pintu depan rumahnya dia berpapasan dengan seorang pria. Pria itu memakai setelan jas dan terlihat membawa tas kerja.
"Selamat pagi Den Aditya, mau berangkat sekolah ya?," sapa pria itu ramah.
"Iya Om," balas Aditya lalu pergi begitu saja menuju motornya.
Pria itu adalah sekretaris Permata yang bernama Hendra Pradipta. Setiap pagi Hendra memang selalu datang untuk menjemput Permata.
Awalnya Aditya bersikap biasa saja kepada Hendra tapi saat dia mengetahui hubungan spesial antara maminya dengan Hendra, dia selalu bersikap dingin setiap Hendra menyapa atau bicara kepadanya.
Dari balik kaca helm, mata Aditya menatap tajam sosok Hendra yang memasuki rumahnya.
Padahal Papi baru dua tahun meninggal... bagaimana Mami bisa semudah itu melupakan Papi dan mencintai pria lain?
Dada Aditya selalu sesak setiap mengingat Papinya yang sangat dia sayangi.
Dua tahun yang lalu Papinya terkena gagal ginjal, setelah beberapa kali cuci darah Papinya meninggal karena tidak kuat lagi melawan penyakitnya.
Setelah suaminya meninggal, Permata diminta untuk menggantikan posisi suaminya sebagai pimpinan perusahaan tapi hanya untuk sementara setidaknya sampai Aditya dewasa dan siap mengambil posisi itu karena suaminya mewariskan perusahaan keluarga mereka kepada Aditya.
Aditya pun menaiki motor sportnya yang berwarna hitam senada dengan helmnya melaju pergi meninggalkan rumah.
...****************...
Siswi-siswi yang berada di sekitar parkiran sekolah memperhatikan seorang siswa yang baru saja memarkirkan motor sportnya. Mereka sudah hapal pemilik motor itu, siapa lagi kalau bukan siswa yang jadi idola satu sekolah, Putra Aditya Nugraha.
Aditya melepas helm dari kepalanya dan membuat siswi-siswi yang sedang melihatnya langsung tersihir dengan ketampanannya.
Beberapa dari siswi itu pun histeris saat Aditya berjalan melewati mereka apalagi wangi parfum dari badan Aditya, membuat siswi-siswi itu rasanya ingin nempel terus dengan Aditya.
"Bro, baru datang lu!" Salah satu siswa menepuk pundak Aditya dan jalan di sampingnya.
Daniel, nama siswa itu. Dia adalah teman dekat Aditya di sekolah dan satu kelas juga dengan Aditya.
"Darimana lu?," tanya Aditya basa basi.
"Dari kantin, laper gue," jawab Daniel.
"Lah tumben, emak lu gak nyiapin nasi uduk, biasanya lu kan rajin sarapan nasi uduk," ledek Aditya.
"Sialan lu, gara-gara lu gue hari ini engga makan nasi," ucap Daniel sambil memanyunkan bibirnya.
"Koq gue?" protes Aditya.
"Coba semalem lu gak ngajakin gue mabar game pasti gue gak bakal bangun kesiangan, emak gue sampe nyiram gue pake air seember, sial banget gue hari ini," ucap Daniel meratapi nasibnya.
"Hah? Serius lu? Emak lu nyiram lu pake air? Hahahaha." Aditya tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Daniel.
"Kenapa gue bisa punya temen yang hobinya tertawa diatas penderitaan orang lain, huuh..." gumam Daniel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Meskipun Aditya termasuk orang yang bisa bergaul dengan siapa saja tapi untuk dekat dengannya tidak mudah kecuali orang-orang yang dia sukai tak terkecuali cewek atau cowok. Bisa dibilang kalau Daniel termasuk orang yang beruntung karena bisa dekat dengan Aditya bahkan Aditya selalu menceritakan masalahnya kepada Daniel.
"Dit, lihat tuh, Keisya ngeliatin lu mulu daritadi."
"Gue mah yakin kalau Keisya juga suka sama lu, udah tembak aja, bukannya lu juga suka sama Keisya?" Daniel menyikut-nyikut lengan Aditya.
"Gampang, gak usah buru-buru, entar kesannya gue ngejar dia banget."
"Lagian lu liat tuh, ternyata ada yang lebih cakep dari Keisya," Aditya memegang wajah Daniel lalu memalingkan wajah Daniel kearah siswi yang sedang berdiri di depan kelas.
"Wuiih~ cakep Dit! Yang itu buat gue aja, kan lu sukanya sama Keisya," ucap Daniel sambil nyengir.
"Eits, engga bisa Bro, semua siswi cakep di sekolah ini harus jadi mantan gue, jadi gue gak bakal ngasi lu kesempatan buat nikung dia." Aditya tersenyum menyeringai saat siswi itu melihat kearahnya.
"Obsesi lu terlalu beresiko Bro, emangnya lu pikir enak punya mantan banyak apalagi satu sekolah." Daniel merangkul pundak Aditya.
"Biarin aja, terserah gue lah, lagian entar juga mereka punya cowok baru abis putus dari gue kaya Nayla, sekarang dia udah jadian sama anak paskibra padahal baru putus tiga hari sama gue."
"Mereka suka sama gue cuma karena tampang gue cakep aja, gak beneran suka sama gue jadi buat apa gue serius suka sama mereka cuma bikin sakit hati," lanjut Aditya.
"Jadi sesi curhat nih~," ledek Daniel.
Aditya yang sedikit kesal menginjak kaki Daniel dan pergi begitu saja menuju kelas.
"Aaakhh! Sialan lu Dit!" Daniel melompat-lompat kecil sambil meringis kesakitan.
...****************...
Permata duduk di samping Hendra yang sedang mengemudikan mobil.
"Kamu kenapa duduk di depan? Bagaimanapun juga kamu tetap atasanku dan seharusnya kamu duduk di belakang bukan di depan," ucap Hendra tidak enak.
"Sudahlah Mas, aku sendiri yang mau duduk di depan, kamu engga usah sungkan." Permata memalingkan wajahnya dan tersenyum kepada Hendra.
"Iya tapi kamu--." Sebelum Hendra selesai bicara, Permata langsung memotongnya.
"Iya aku tahu, aku atasanmu dan mobil ini juga punyaku berarti aku bebas duduk dimana saja yang aku mau," Permata kembali tersenyum kepada Hendra.
Hendra menghela napas lalu tersenyum tipis. "Baiklah, aku menyerah, aku memang tidak bisa menang beradu argumen denganmu."
"Mas, apa kamu sudah memberitahu anakmu tentang hubungan kita?," tanya Permata penasaran.
"Belum, tapi sepertinya kamu sudah memberitahu Aditya." Pandangan Hendra masih lurus memperhatikan jalanan dan juga mobil lain yang melaju di depannya. Dia tidak mau mereka celaka hanya karena fokusnya hilang saat mengemudi.
"Aku juga belum memberitahu Aditya."
"Tapi kenapa sikap Aditya sama aku berubah?" Hendra kembali mengingat saat pertama kali dia bertemu Aditya sampai sekarang.
"Berubah? Berubah gimana Mas?" tanya Permata penasaran.
"Dulu dia masih tersenyum setiap aku menyapanya tapi sekarang dia pergi gitu aja, kelihatan jelas dari wajahnya kalau dia tidak suka denganku."
"Aku akan coba bicara dengannya nanti."
Hendra melepas satu tangannya dari kemudi lalu memegang tangan Permata.
"Aku juga akan bicara dengan anakku tentang hubungan kita, aku berharap kedua anak kita menerima hubungan ini," ucap Hendra lembut.
"Semoga saja Mas, tapi apa kamu siap melamarku?" Permata sengaja menggoda Hendra.
"Ehem! Tentu saja."
Permata tertawa kecil melihat sekretaris sekaligus kekasihnya itu jadi salah tingkah.
...****************...
Author: Hai semua, semoga kalian suka dengan ceritanya 🤗
Aku baru belajar menulis novel jadi mohon maaf jika ada kesalahan 😊
Terima kasih buat yang udah kasi like dan komen ❤️❤️❤️
Jangan lupa dijadiin favorit ceritanya kalau kalian suka ya dan vote 😉
Sampai bertemu di bab selanjutnya~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
lady berliana
Mantap Thor 👍
2022-12-29
0
Just Amel
Makasi ya udah mampir dan baca ceritanya Aditya dan Kania ❤️❤️❤️
Iya, judulnya aku ganti hehe
2022-05-08
0
Just Amel
Iya bener, judulnya aku ganti hehe, makasi ya udah ngikutin cerita ini ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2022-05-08
0