Hari Senin tiba, aktivitas kembali dimulai seperti biasa. Tia bangun pagi untuk
sholat Subuh kemudian tidur lagi. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi
ketika Tia bangun dan lari tergopoh-gopoh ke kamar mandi. Secepat kilat mandi
dan berdandan. Rizal melihat kesibukan istrinya sembari menyiapkan sarapan
untuk mereka berdua.
“Sarapan dulu Dek, sebelum berangkat kerja”
“Gak sempet.” Tia membuka handphonenya dan memesan ojek online. Rizal mengintip.
“Kenapa pesen ojek Dek, mas anterin ”
“Haaa?? Gak usah! Aku bisa berangkat sendiri” Tia bergegas ke luar rumah, Rizal
membuntuti dari belakang.
“Mas anterin dek, di cancel aja ya orderannya” Rizal masih membujuk.
“Aku udah bilang gak usah!! Gak usah maksa deh ya” begitu bang ojek datang, Tia langsung
naek.
“Cepetan bang. Udah telat neh”
“Siap neng.” Dan wuuuzzzz…
Rizal menatap istrinya dengan hampa. Tidak ingin kehilangan jejak istrinya, dia
segera mengunci pintu rumahnya, mengambil motor bututnya dan mengejar istrinya.
Sebenarnya dia tahu tempat kerja istrinya, hanya saja dia ingin memastikan
istrinya sampai ditempat kerja dengan selamat. Setelah melihat istrinya masuk
ke kantornya Rizal pergi, bersiap-siap untuk bekerja juga.
Rizal melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Dia bergegas
menuju rumah makan untuk memesan makanan. Menurut informasi dari nenek, Tia suka masakan padang dan segala macam makanan pedas. Kali ini dia akan membelikan istrinya itu nasi padang. Begitu selesai dibungkus, dia langsung memacu kendaraannya menuju kantor Tia. Sesampainya dikantor Tia.
“Pak, Mbak Tia nya ada?” tanya Rizal pada security yang berjaga didepan pintu.
“Tia?? Disini tidak ada karyawan yang bernama Tia pak.”
“Kalau Mbak Mutia Pak??”
“Ohh.. Ibu Mutia.. Ada Pak.. Kalau boleh tahu Bapak siapa?” tanya pak security.
“Saya suaminya Pak.”
“Haaaahh??” pak security melongo. Setahu dia, bu Mutia belum menikah. Kenapa ada laki-laki yang mengaku-ngaku sebagai suaminya?? Kalaupun bu Mutia menikah, tidak mungkin mau menikah dengan lali-laki seperti
ini. Dari segi penampilan okeh lah. Wajahnya ganteng dan badannya atletis. Tapi dari pakaian dan motornya sepertinya bukan dari kalangan berada. Tapi karena tidak ingin berasumsi, dengan berat hati pak security pun tetap menyampaikan pesannya.
“Ditunggu sebentar ya Pak, saya sampaikan pesan Bapak ke Bu Mutianya.” Rizal mengangguk
bahagia.
Di Ruang Penyelia/Supervisor
Tok…Tok…Tok…
“Ya masuk.”
“Bu, didepan ada suami Ibu”
“Haaaahh??!!” Tia ternganga. Pikiran yang awalnya hanya terfokus pada pekerjaan langsung buyar. Dia menatap pak securiry didepannya.
“Siapa pak??!!”
“Didepan ada laki-laki yang mengaku sebagai suami Ibu. Beliau sedang menunggu Ibu.”
Jawab pak security dengan takut-takut. Meskipun bu Mutia bukan atasan tertinggi, tapi tetap saja bu Mutia
adalah atasannya. Dia takut mendengar nada suara bu Mutia.
Tia menghela nafas panjang. Kalau benar dugaannya, Rizal sedang menunggunya. Dia
tidak percaya Rizal akan berani datang ke kantornya.
“ Ya sudah pak, Bapak boleh keluar. Sekali lagi saya tegaskan pak, saya belum
menikah. Tolong jangan menyebarkan isu-isu tidak penting dilingkungan kerja”
“Eh..eh.. Iya bu.. Tidak ada isu Bu. Saya juga tidak akan percaya. Kalau pun Ibu menikah,
pasti dengan orang berkelas. Bukan dengan pria yang didepan…”
“Tolong segera keluar!” Tia menatap pak security dengan dingin. Dia tahu suaminya itu hanya buruh bangunan, tapi dia tidak rela mendengar orang lain menjelek-jelekkan laki-laki itu didepannya.
Tia segera keluar dari ruangannya dan menemui Rizal. Didepan kantor, dia segera
menarik tangan Rizal dan membawanya ke tempat yang jauh dari pantauan rekan
kerjanya. Tia sangat mengenal rekan-rekannya yang haus akan gosip.
“Ngapain Kamu kemari??” bentak Tia. Rizal tersenyum kalem sembari menyerahkan bungkusan
yang dipegangnya.
“Mas bawain nasi padang dek. Kata nenek adek suka masakan padang.” Tia menepis
bungkusan yang disodorkan Rizal.
“Tidak butuh!! Disini banyak makanan enak. Kalau pun pengen makanan lain, Aku bisa pesan onlen!!”
“Udah terlanjur dibawain dek, dimakan ya..”
“Gak butuh!! Aku gak pengen ya Kamu datang ke kantorku lagi!! Ngaku-ngaku suamiku
juga!! Mau ditaruh dimana mukaku!! Teman-temanku gak ada yang tahu kalo Aku
udah nikah. Jadi Aku harap Kamu tidak menyebarkan ke orang-orang kalo kita udah
nikah!!”
“Iya dek, Mas salah. Kalo ada yang tanya adek bilang saja mas tukang ojek. Mas gak
bisa kalo gak ke kantor adek. Jadi tolong jangan larang mas untuk kesini lagi.”
Suara Rizal memelas. Tia sadar kalau dia sudah bersikap keterlaluan, untuk
menutupi kesalahannya dia mengambil bungkusan yang dibawa Rizal.
“Yaudah, jangan diulangin lagi. Aku gak suka!!”
“Iya dek..iya.. Nanti pulang mas jemput ya…” Tia menoleh sambil melotot, tapi tidak
menjawab. Rizal mengasumsikan kalau itu jawaban setuju. Rizal tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Esti Esti
klau udah cinta pasti di sayang banget itu
2024-12-29
0
Esti Esti
aku klau baca novel kurang suka klau ada foto visualnya, enakan klau halu sendiri dan bayangin diri qt ada di novel tersebut
2024-12-29
2
Syovia Desianty
ya ampun suami baik, tdk disyukuri, gengsi amat tia, pdhl dia juga di ambil Dr panti sm nenek
2024-09-04
0