"Mengapa kau tidak mengatakan kalau kekasihku sudah bangun!" seru Iqbal kepada Aisyah. Aisyah hanya diam saja, karena dia tidak ingin membuat masalah dengan pria itu.
"Saya kan tidak punya nomor HP, Tuan. lagian saya juga tidak mempunyai ponsel." jawab Aisyah.
Karmila nampak menatap suaminya yang sedang memarahi Aisyah terlihat pria itu begitu kasar saat berbicara dengan gadis muda itu.
"Sayang, kenapa kau kemari, seharusnya kau berterima kasih padanya. karena dia begitu sabar merawat Ku." ucap Karmila kepada Iqbal. terlihat Iqbal menatap sang istri sembari memberikan ciuman kepada wanita itu.
"Jangan pernah Kau memarahi Gadis itu ya, sayang. aku sangat menyukai dia saat dia merawatku." ucap Karmila kepada Iqbal.
Sesaat kemudian
Iqbal mendatangi Aisyah,
"Setelah kau merawat istriku, segera ke tempatku. jangan sampai kau mengatakan apapun." sebuah ultimatum yang dia melayangkan oleh Iqbal kepada Aisyah. terlihat Gadis itu hanya diam saja.
"Apakah Nyonya Mau beristirahat atau aku temani melakukan sesuatu?" tanya Aisyah.
"Segeralah kau temui Suamiku itu, karena kalau kau tidak segera menemuinya. nanti kau akan dimarahi lagi." ucap Karmila kepada Aisyah. Aisyah menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan wanita itu.
"Memangnya kenapa Suamiku itu sangat kasar dengan gadis kecil itu, memangnya Apa kesalahan Gadis itu?" guman Karmila dalam hati saat tadi mendengar kata-kata kasar dari suaminya untuk Aisyah.
Tok
Tok
Tok
Aisyah mengetok pintu kantor rumah Iqbal, terlihat di sana Iqbal sudah menunggu kedatangan Aisyah.
"Ada apa, Tuan?" tanya Aisyah kepada Iqbal.
"Apakah kau bilang kepada Istriku, kalau kau adalah istriku juga!" seru Iqbal kepada Aisyah.
"Buat apa saya melakukan hal itu?" jawab Aisyah.
"Jika kau berani mengatakan sesuatu kepada istriku, akan ku buat hidupmu ini semakin menderita!" seru Iqbal. Aisyah nampak tersenyum seolah wanita itu mengejek Iqbal Al.
"Mengapa kau harus membohongi istrimu dan aku, aku kira wanita itu adalah kekasihmu. namun kenyataannya kalau wanita itu adalah istrimu juga." ucap Aisyah. Iqbal langsung menarik rambut Aisyah.
Plakk
Terdengar suara tamparan yang membuat suara di ruang kantor rumah Iqbal langsung menggelegar. sebuah tamparan yang membuat pipi Aisyah langsung berstempel lima jari Iqbal.
"Jangan pernah kau mencoba untuk menghinaku, atau mengejekku!" seru Iqbal.
"Sejak kapan aku mengejekmu." ucap Aisyah.
"Kalau kau berani mengatakan sesuatu sekecil apapun mengenai kontrak kerjasama itu, maka jangan salahkan aku untuk membuatmu menjadi gadis cacat!" seru Iqbal.
Aisyah begitu tersentak dengan kata-kata Iqbal, wanita itu tahu benar Bagaimana sifat Iqbal. pipinya telah berwarna merah karena lukisan tangan Iqbal,
"Tentu saja aku tidak akan mengatakan apapun, lagian aku masih sayang dengan nyawaku!" seru Aisyah yang kemudian pergi meninggalkan Iqbal.
Aisyah mulai memasuki ruangan para pembantu yang ada di lantai bawah, terlihat Gadis itu meneteskan air matanya.
"Begitu sulitkah jalan yang harus aku lalui, hingga semuanya harus seperti ini. demi menyelamatkan Ibu Ayah harus meminjam uang yang begitu banyak." ucap Aisyah sembari menahan tangisnya.
"Sakit..."
Aisyah terus memegang pipinya yang telah mendapatkan tamparan dari Iqbal, sudah dua kali Aisyah mendapatkan tamparan dari Iqbal.
Aisyah menenangkan hatinya, wanita itu menatap ruangan yang sekarang menjadi kamarnya.
"Aku tidak boleh menyerah, akan kulalui 180 hari itu dengan tekad yang keras. setelah itu aku akan terbebas dari belenggu pria tidak tahu diri ini." ucap Aisyah yang kemudian menghembuskan nafasnya.
Aisyah membasuh mukanya, Tak lama kemudian nampak wanita itu kembali ke ruangan Karmila. terlihat disana Karmila terus menatap wajah Aisyah,
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Karmila. Aisyah menganggukkan kepalanya.
Terlihat tatapan mata Karmila menatap pipi Aisyah yang sudah memerah, lima jari telah menghiasi wajah Aisyah. nampak wanita itu tidak ingin menanyakan perihal stempel yang ada di pipi Aisyah.
"Apakah Nyonya lapar?" tanya Aisyah. Karmila menganggukkan kepalanya,
"Besok aku akan ke rumah sakit untuk melakukan transfusi darah lagi." ucap Karmila.
Deg..
Aisyah nampak terkejut, wanita itu baru menyadari kalau dirinya adalah mesin pendonor untuk Karmila.
"Jadi besok Nyonya Karmila akan melakukan transfusi darah lagi?" tanya guman aisyah dalam hati. Aisyah lupa kalau dirinya adalah mesin pendonor darah untuk Karmila, seorang pendonor darah yang berharga 750 juta.
"Besok saya akan mengantarkan Nyonya ke rumah sakit." ucap Aisyah kepada Karmila.
"Tetaplah bersamaku." cinta Karmila kepada Aisyah.
"Tentu saja Nyonya." jawab Aisya.
Terlihat Karmila sangat menyukai kehadiran Aisyah.
Aisyah menghela nafasnya, besok adalah hari pertama peperangannya akan dimulai. memang wanita itu tidak jadi mendonorkan ginjalnya untuk Karmila, namun selama 180 hari itu Aisyah harus menjadi pendonor darah untuk Karmila.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
heti lestari
wah bahaya nih author bikin novel isinya kdrt, penindasan harkat & martabat wanita miskin yg terjerat hutang. Iqbal terlalu kejam & egois....semoga author merubah sifatnya 🥺🥺🥺🥺🥺
2022-11-14
0
Pengemis Ilmu
Iqbal byk beserak di pasar
2022-02-24
0
ani nurhaeni
sabaarr aisyaahhh... kebanyakan horang kayaa emng kejaam
2021-09-24
0