Hari yang di tunggu pun tiba, Febi, Fanya, Regina juga Aruna berjalan riang menuju parkiran sekolah dengan syle mereka yang modis tapi tetap terkesan kalem.
" Aruna ." Sapa lucas sambil melambaikan tangan dan berlari kecil menghampiri Aruna.
" Hay."
" Aru, di bus duduk bareng sama aku yuk..?."
" Emang nama kamu ada di bus yang aku tumpangi ?."
" Aku bertukar sama Jenno." Jawab santai sambil tersenyum memamerkqn deretan gigi putihnya.
" oh."
Di dalam bus, Aruna langsung di tarik oleh Lucas agar bisa duduk di sampingnya.
ketiga sahabatnya itu hanya memandangi sambil terkekeh melihat raut wajah terkejut milik Aruna.
" Di sini aja."
" Iya, lepas dulu tangannya."
" Ops.. maaf." Lucas melepaskan genggamannya.
Guru pembimbing dan seorang pemandu wisata menjelaskan larangan dan ada apa saja nanti di tempat wisata mereka, Sambil menyerahkan kartu kamar hotel masing masing tapi yang tidak beruntung mendapatkan penginapan rumah sederhana ala jepang dengan isi kamar dua sampai empat orang.
Aruna dan sahabat sahabatnya tentu mendapatkan kamar hotel masing-masing dengan campur tangan sang kepala sekolah.
Hampir tiga jam mereka semua di dalam bus, Aruna tidak kuat menahan kantuk akhirnya ia tertidur tanpa sandaran yang membuat kepalanya terus bergerak gerak.
Lucas yang menyaksikan itu, langsung mengarahkan kepala Aruna agar bersendar pada pundak bidangnya.
Aruna merasa nyaman hingga tanpa sadar ia memeluk lengan kekar Lucas yang ia kira bantal guling dalam alam bawah sadarnya.
Lucas terus terseyum sambil membelai lembut kepala Aruna.
Aruna,
Entah sejak kapan aku mengagumimu, bahkan berhasrat ingin memilikimu sepenuhnya.
Batin Lucas menjadi bucin akibat rasa cintanya pada Aruna.
Perjalanan mereka cukup jauh, memakan waktu hampir enam jam lamanya.
Saat tiba di tempat tujuan, Aruna dengan lembut di bangunkan Lucas.
" Aruna.."
" ....."
" Aruna."
" Hemm, bentar lagi mah." Jawabnya tidak sadar.
Lucas terkekeh pelan mendengar jawaban Aruna.
" Aru,kita sudah sampai." Sambil mencubit hidung Aruna lembut.
" Hemmm." Perlahan Aruna membuka matanya lalu mendongak ke atas, Tampaklah Lucas dengan lesung pipinya sedang tersenyum begitu dekat dengan wajah Aruna.
Aruna langsung duduk tegap dan merapihkan rambutnya plus jantungnya yang berdetak kencang.
" Ayo, udah waktunya kita turun." Lembut Lucas.
" I iya."
Aruna melirik sekitar mencari sahabatnya, nambun bus yang ia tumpangi sudah sepi lalu sambil berdiri Aruna menatap keluar jendela di sana ia mendapatkan para sahabatnya juga siswa siswi yang lain sedang berdiri rapih mendengarkan instruksi.
" Hey, kalian teganya ninggalin aku."
" Hehe sorry."
" Tapi enakan bobo di pundaknya Lucas ?." Goda Febi.
" A aku, tidur di pundaknya Lucas ?."
" Iya, Malah sampai peluk lenganya gitu, udah kaya pengantin baru." Timpal Fanya.
Aruna terdiam lalu manik matanya mencari Lucas yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
deg
malu melanda saat mata mereka bertemu, Aruna langsung mengalihkan pandangannya dan kembali tersenyum pada para sahabatnya.
Tak lama mendengarkan instruksi para siswa langsung di arahkan ke hotel juga penginapan sesuai kartu yang mereka dapatkan.
Aruna dan siswa siswi yang beruntung lainya sudah memasuki kamar mereka masing masing.
Aruna langsung merebahkan diri di kasur empuknya dan mengirim pesan pada sang mamah, mengabarinya bahwa ia sudah sampai di lokasi.
.........
Di tempat yang sama seorang pria gagah bertubuh tegap dan sangat tampan sedang di tugaskan di kota ini untuk beberapa hari kedepan.
Ia sudah lebih dulu tinggal di hotel yang sama tepatnya bersebelahan dengan kamar hotel milik Aruna.
Si pria baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk, Saat itu juga ponselnya berdering tertera nama Luna di sana.
" Hallo."
" Hallo bang."
" Iya, Ada apa ?."
" Bang masih di kota A kan ?."
" Iya."
" Bang kita ketemu yuk."
" Abang sibuk lun."
" Sebentar doang kok bang."
" Ya udah, Di mana ?."
" Di caffe x di depan hotel xx."
Si pria tidak langsung menjawab, ia mengingat ngingat nama caffe yang Luna katakan, Ia caffe itu tepat berada di sebrang jalan hotel yang sekarang ia huni.
" Baiklah."
" Ok aku tunggu ya bang."
Sambungan telpon pun terputus.
Ia langsung bersiap untuk menemui Luna, Luna adalah anal dari sepupu ibunya yang selalu di jodoh jodohkan oleh keluarganya terutama eang nya yang berharap agar ia cepat menikah mengingat usianya yang sudah cukup, juga jebatan dan penghasilannya yang memadai, Tapi ia hanya menganggap Luna sama seperti adiknya.
Setelah ia merasa cukup rapih, ia pun berjalan keluar hotel dan mendatangi caffe yang di maksud Luna.
Ia sudah masuk dan melirik kiri kanan mencari keberadaan Luna.
Luna melambaikan tangan sambil tersenyum. Ia pun langsung menghampiri Luna dan duduk di depannya.
" hay bang."
Tersenyum.
" Ada apa ?."
" Gak ada, Cuman pengen ketemu abang aja, Kan belakangan ini abang sibuk terus."
" Tuntutan pekerjaan."
Si pria melirik cangkir kopi di hadapannya lalu menatap Luna.
" Abis ada orang ?."
" Gak ada, Luna dari tadi nungguin abang."
" Terus ini ?." Menunjukan ke arah kopi.
" oh itu, Kopi buat abang udah Luna pesenin, Di minum bang."
" Oh, makasih."
Si pria meneguk kopi yang telah tersedia di atas meja,Luna memperhatikannya dengan sangat seksama, Ia berharap banyak pada kopi yang abangnya minum itu.
Pasalnya ia telah memasukkan obat perangsang di dalamnya, Ia melakukan segala cara agar pira yang ia idam idamkan sejak dulu jatuh ke pelukannya meski dengan cara apapun.
Langit pun mulai menghitam, menampilkan cantiknya malam dengan lampu lampu jalan yang terhias rapih.
Saat itu juga obat yang di berikan Luna mulai bereaksi, Seketika tubuhnya merasa panas dan sangat tidak nyaman apalagi bagian bawahnya sudah tidak karuan, rasa ingin menyentuh dan di sentuh pun mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
Ia terus terusan menahan dan terus berusaha mengendalikan kesadarannya agar tidak berbuat yang tidak tidak.
Luna terus memperhatikan kegelisahan yang tercetak jelas di raut wajah abang tercintanya.
" Bang, Kenapa ?."
" gerah banget lun, Rasanya gak nyaman."
" Mau aku bantu ?." Tawar Luna dengan sedikit mengelus lengan kokoh si pria.
Serrr....
Sentuhan Luna membangkitkan hasrat yang ia sedari tadi pendam.
Saat ia memejamkan mata, Ponsel Luna berdering.
" hallo ma ?."
" ....."
" Ta tapi mah..."
" ...."
" Iya, iya, Luna pulang."
Luna merasa jengkal pada mamahnya, padahal sebentar lagi laki laki yang berada tepat di hadapannya akan jatuh padanya.
" Bang, Luna harus pulang."
" Oh, Eh i iya." Masih menahan rasa gatal yang menjalar di seluruh tubuhnya.
Ia tak mampu lagi menahan gejolak dalam dirinya, ia langsung pergi meninggalkan Luna begitu saja yang masih duduk mematung di hadapannya.
ia memilih meredam hasratnya di dalam kamar hotel, entah apa yang nantinya akan ia lakukan.
Saat ia sudah memasuki hotel dan hendak masuk ke kamarnya, Tiba tiba pusing dan rasa gairah itu makin menggebu hingga ia berjalan sempoyongan dan tak sengaja menabrak seorang wanita cantik.
Pandangannya pun perlahan menjadi buram, Seakan dunia mengitarinya.
" Ssshh... aw."
Tabrakan lengan dengan dada si wanita membuatnya berdesir hebat, Tanpa pikir panjang si pria langsung menarik wanita itu masuk ke dalam kamarnya.
Dan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Siti fatimah Sifa
sepertinya itu aruna
2022-05-29
0