Para sahabatnya Aruna sudah menunggu kedatangan miss Alice di ruang tamu sambil nonton drakor kesukaan mereka.
Entahlah, Hampir semua wanita dari semua kalangan menggandrungi aktor Korea, Betul kan teman teman ?
Mereka sampai terbawa suasana, dan tidak menyadari bahwa dua meid juga miss Alice sudah berdiri memperhatikan mereka.
Mereka berempat malah menangis masal sampai sesenggukan akibat drama dramatis yang mereka tonton bersama.
" Ekhem.."
" ....." Tidak dengar, malah menyeka air mata menggunakan tissu.
" Ekhem.. "
" wua... sedih banget ceritanya." Ucap Febi.
" ...."
Dua meid itu berusaha mendekati Aruna, tapi miss Alice melarangnya dengan menggelengkan kepala.
Miss Alice masih memperhatikan keempat remaja gadis tersebut, sampai Dewi datang membuyarkan suasana sedih di ruangan tersebut.
" Selamat datang miss Alice." Sapa Dewi, mamah Aruna.
Miss Alice membalasnya dengan senyuman dan ciuman pipi kiri pipi kanan khas ibu ibu.
" hey kalian, miss Alice datang bukanya di sambut." Suara Dewi yang sengaja di tinggikan.
Keempat remaja itu langsung menoleh dan berdiri serentak sambil menyeka air mata galau karena oppa korea dalam drama yang terlalu menyedihkan.
" Eh, Maaf miss." Ucap Aruna.
" Gak papa, Tapi kaki saya sedikit pegal dari tadi menunggu kalian menyapa."
" Oh, Maaf miss.. Silahkan duduk." Ucap Dewi.
Mereka duduk bersama sambil bercengkrama ria membahas pakaian yang akan mereka terutama Aruna pakai untuk satu minggu pergi liburan sekolah.
Setelah beberapa jam barulah mereka selesai mengemas pakaian di bantu miss Alice juga para meid yang sering kali mentertawakan kekonyolan para sahabat Aruna.
" Aru, pinjem ini ya.. " Sambil menunjukan gardigan rajut warna pink yang tergantung rapih.
Aruna mengangguk pada Febi.
" Baik banget dah sayangkuh.." Mengedipkan sebelah matanya.
Mereka semua yang sudah berada di dalam kamar Aruna pun tertawa.
Matahari mulai terbenam menampakan cahaya jingga yang berkilauan bagus di atas muka bumi, Menunjukan betapa indahnya ciptaan yang maha kuasa.
Febi, Fanya, juga Regina sudah pamit untuk pulang ke rumahnya masing masing tak lupa mereka berpamitan pada Dewi selaku nyonya besar di mension ini.
" Nyonya, Saya harus segera kembali ke paris, Acara fashion show akan di gelar dua hari lagi."
" Oh tentu, biar asisten saya yang antar sampai bandara."
" Terimakasih nyonya."
Dewi menghubungi asistennya dan memberi perintah padanya agar menyiapkan pilot serta pesawat pribadinya.
" Permisi nyonya, Di depan ada Bu Alda."
" suruh dia masuk."
Meid itu pergi, sesaat berikutnya meid datang brsama Alda asisten Dewi.
" Alda, Tolong antar miss Alice sampai bandara."
" Baik nyonya."
" Kamu sudah meminta pilot agar stay di sana kan ?."
" Sudah nyonya."
" Miss, pilot sudah menunggu."
" Baik nyonya, terimakasih."
Dewi terseyum di iringi dengan kepergian miss Alice juga Alda menuju bandara.
Sekarang di ruang megah ini hanya tinggal ibu dan anak yang masih menikmati teh sore mereka.
" Aruna, mamah sudah siapkan siut room untuk mu nanti di hotel tempat kalian liburan."
" Suit room mah ?."
" Iya."
" Mah ...?." Ragu ragu Aruna.
" Hemm."
" Mah, Aru mohon kali ini aja jangan begini sama Aru." Memasang wajah sedih.
" Maksudnya ?."
" Aru baru sekarang ikut acara sekolah, Aru pengen berbaur sama yang lain mah."
" Kamu mau ngerasain jadi rakyat jelata maksudnya ?."
" Gak gitu mah, maksud Aru, Aru mau sama kaya mereka, Aru gak mau orang orang tahu tentang status sosial kita mah." Aruna memasang wajah sedih dan hampir menangis.
Dewi yang melihat putrinya bersedih pun merasa sangat tertekan dan tidak enak hati.
" Maaf." Satu kata berjuta makna keluar dari mulut Dewi sambil memeluk putrinya.
" maaf, selama ini kamu pasti kesulitan ya sayang."
Aruna mengangguk sambil meneteskan air mata seolah oleh ia benar benar bersedih.
" Papah mencium bau bawang di sini, ada apa ini ?." Sang papah datang tiba tiba mengganggu keintiman ibu dan anak yang sedang berpelukan.
" Eh papah udah pulang ?." Dewi melepaskan pelukannya dari Aruna.
Aldebara terseyum lalu mengangguk.
" Ada apa ?."
" Pah, Mamah buat Aru kita kecewa."
" loh kenapa ?."
" Gak kok pah, Aru cuman minta mamah gak berlebihan sama acara sekolah."
Aldebara menatap sang istri meminta penjelasan.
" Mamahkan udh bilang pah."
" Oh, tentang acara sekolah itu ? Kan udah mamah urus sayang apa nya yang bikin kamu gak nyaman ?." Aldebara tentu membela istrinya.
" Ya pokoknya aku gak mau di suit room, aku mau kamar biasa aja sama kayak anak anak yang lain."
" .... " Aldebara dan Dewi hanya saling pandang lalu kenatap Aruna kembali.
" Satu lagi, gak ada bodyguard atau mata mata."
" tapi sayang..." Perkataan ayahnya tertahan.
" Aru bisa jaga diri pah, Aru mohon kali ini aja.."
Hening beberapa saat...
" Ok, Tapi kamu harus sering kabarin papah mamah ya, Gimana setuju ?."
" Setuju." Jawab Aruna penuh semangat.
Perdebatan panjang pun di menangkan Aruna dengan segala ektingnya yang meyakinkan.
Ia ingin merasakan kehidupan normal tanpa adanya mata mata bahkan para bodyguard yang selalu mengekori nya.
Walaupun seminggu, setidaknya aku bisa bebas. Batin Aruna bergembira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Siti fatimah Sifa
enak beneerrr sih hidupnya arumi...
dunia per novelan memang bener² dunia halu😂😂😂🤣🤣
2022-05-29
0