Pagi ini Aruna berangkat sekolah seperti biasa tapi tidak dengan sang ayah, Ia berangkat dengan Regina.
Regina sengaja menjemput Aruna karena ia lupa mengerjakan tugas fisika karena keasikan nonton drakor.
Regina menyalin tugas Aruna di dalam mobil selama perjalanan, Sampai depan gerbang Aruna dan Regina turun dari mobil, mereka melangkah bersama sambil tersenyum pada siswa siswi yang menyapa.
" Na, Hari ini rapat orang tua kan ?."
" Iya, Bebas dong, ngemaal nyok.." Ajakan setan Regina.
" Lah baru juga kemaren kan, Baju baju gue masih banyak yang belum di pake." Tutur malaikat baik Aruna.
" Iya juga ya, Oh iya lu udah pilih baju apa yang bakalan lu bawa ?."
" Belum."
" Yah elu mah santai, lu punya meid dan guru fesion sendiri."
" Kalau lu mau, bawa aja ke rumah baju nya biar ntr di pilihin sama mis. Alice."
" Boleh ?."
" Apa si yang gak buat sahabatku."
" Uuhh... makasih." Regina memeluk sambil mencium pipi Aruna dan meninggalkan jejak lipstik di sana.
" Ha ha ha,, Sorry..." Lalu Regina berlari meninggalkan Aruna yang kebingungan.
Aruna merasa pipinya sedikit basah, lalu ia mengusap pipinya dan benar saja bercak merah lipstik Regina menempel di pipinya, Ia langsung mengeluarkan cermin dan tisu basah untuk membersihkan noda dari wajahnya.
Saat Aruna fokus pada cermin tiba tiba saja ia di tabrak oleh salah satu siswi yang tidak tahu siapa Aruna dan ia sangat tidak suka pada Aruna karena ia selalu bersinar di mana pun ia berada, Bahkan para guru pun selalu memujinya.
Bruukk
Jesica menyenggol lengan Aruna, hingga cermin di tangannya terjatuh.
prrang ( Suara pecahan cermin cantik yang sudah lama selalu menemaninya )
" Ups sorry gue gak liat." Dengan tampang acuh dan tidak suka pada Aruna.
" Iya gak papa jes." Tersenyum dan bersabar.
" .... " Masih berdiri, Memandangi Aruna yang mulai berjongkok memunguti serpihan kaca yang berserakan.
Jenno yang melihat kejadian itu dari awal menghampiri Aruna juga jesica.
Jenno menarik lengan Aruna hingga Aruna berdiri, dan ia sembunyikan di balik punggung lebarnya.
" Pungut." perintah jenno pada Jesica dengan tatapan tajam.
" Ogah."
" Gue masih sabar jess."
" Pokoknya gue gak mau." Jesica pun pergi meninggalkan jeeno dan Aruna.
" Aru lu gak papa ?." masih menggenggam lengan Aruna.
" Oh iya gak papa kok."
" Udah gak usah di beresin, biar petugas aja yang beresin."
Aruna mengangguk.
" Ya udah yuk ke kelas."
" Iya."
Jenno masih tidak sadar, tangannya menggenggam tangan Aruna sepanjang koridor sekolah.
" Jen." Aruna terdiam, ia tidak melanjutkan langkahnya.
" Hemm." Jenno menghentikan langkahnya lalu menatap Aruna.
Dengan isyarat mata, Aruna menunjuk pada tangan mereka yang masih bertautan.
" Oh, Sorry gue gak sadar ar." Jenno melepaskan genggaman tangannya. Lalu berjalan menjauhi Aruna.
Aruna hanya geleng-geleng kepala, lalu berjalan memasuki kelasnya.
Dua mata pelajaran sudah selesai, dan seterusnya mereka di bebaskan.
" Uh, akhirnya.." Keluh Febi.
" Gila ya tuh wali kelas tiga jam belajar fisika mulu."
" Ia, kepala gue sampe mau meledak." Sahut Fanya.
Aruna hanya tersenyum dengan tingkah sahabatnya.
" ngantin yuk, dinginin kepala." Ajak Regina.
" Kuy."
Mereka berempat pun berjalan menuju kantin.
.............
Waktu rapat pun hampir di mulai, Karena sekolah SMA ini adalah untuk kalangan elite maka para orang tua khususnya ibu ibu sosialita berlomba lomba memamerkan pakaian juga tas mewah di ajang rapat ini.
Dewi selaku ibu dari Aruna, berpenampilan sederhana tapi tetap terkesan elegan hingga ia menjadi sorotan karena menentang tas limited edition yang harganya sekitar tiga mobil Lamborghini.
Dewi berjalan dengan anggun memasuki ruang rapat. Para orang tua yang melihat Dewi duduk dekat kepala sekolah dan ingat tas yang ia bawa, Mereka menatap iri pada Dewi yang berhasil memiliki tas limited itu.
" Acara kali ini membutuhkan dukungan para wali siswa sekalian, Saya selaku kepala sekolah sangat berharap mendapatkan bantuan dari anda yang hadir di sini, mengingat jadwal dan kegiatan sekolah yang memerlukan biaya besar." Ucap panjang lebar bu Ratna sekalu kepala sekolah.
" Konsumsi biar saya yang tanggung." Ucap salah satu ibu ibu dengan gaya terlalu mencolok.
" Baik, terimakasih Nyonya Jessi."
" Seragam olahraga saya yang tanggung."
" Baik, terimakasih bu Lee."
Mereka saling menyombongkan diri dengan menyumbangkan harta kekayaan mereka.
" Setelah ini, yang tersisa biaya transportasi juga penginapan, Baik siapa yang akan berkenan ?."
" ...."
Semua ibu ibu sosialita itu terdiam, Mereka tidak mau membuat suami mereka marah akibat terlalu boros dan sok kaya.
Dewi mengembangkan senyum, terseyum smirk. sambil bersandar pada kursi rapat dan melipat kedua tangannya di dada dengan menyilang.
" Biar saya yang urus."
Semua mata tertuju pada Dewi, Mereka terheran heran dengan siapa dia juga siapa anaknya yang bersekolah di sini.
karena, Dia menyanggupi biaya transportasi juga penginapan para siswa yang jumbahnya tidak sedikit itu.
" Baik, Trimakasih Nyonya Dewi."
" Jangan sungkan."
" Anda sudah berkali kali membantu kami, Terimakasih nyonya."
Para wali murid di sana baru mengetahui jika ada wali murid yang lebih kaya dari orang tua Jessica. Pasalnya Dewi tidak pernah ikut rapat sekali pun, ia terlalu sibuk dengan urusan suami juga butiknya.
Rapat pun selesai, Karena Dewi banyak urusan hingga tidak bisa menyelesaikan masalah penginapan juga transports sendiri, maka ia memerintahkan asisten nya untuk mengurus semuanya.
Tak lupa, ia memilihkan hotel juga penginapan terdekat jika memang di haruskan.
Aruna putriku
Sayang, mamah udah selesai rapat, mamah langsung pulang ya...
papah udah nunggu di rumah.
Dewi yang sangat menyayangi Aruna tidak mau, Acara putrinya begitu saja tanpa kemewahan, ia harus selalu memberikan yang terbaik untuk sang putri.
Setelahnya ia menelpon miss Alice untuk segera datang besok ke mensionnya, untuk membantu Aruna berkemas dan tetap tampil modis di setiap kesempatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Siti fatimah Sifa
rapat wali murid jadi ajang menyombongkan kekayaan🤣🤣
2022-05-29
0