Episode 02

Hari hari berjalan seperti biasa, dengan kemewahan dan dengan segala tuntutan yang mengharuskan Aruna selalu tampil cantik, anggun juga harus selalu menjadi bintang di mana pun berada.

Sama seperti sekolah, ia harus selalu mendapat peringkat pertama bahkan harus menjadi pemegang nilai terbaik satu sekolah semua itu tidak lah sulit di lakukan mengingat Aruna gadis yang cerdas dan selalu mengasah pelajarannya dengan guru les nya di rumah.

Tapi semua itu tidak membatasi pergaulan Aruna, sebab itu ia tidak pernah mengeluh karena kedua orang tuanya masih memperbolehkannya main bahkan shopping meski harus menghambur hamburkan uang berjuta juta.

Seperti sekarang, ia juga teman temannya sedang asyik berkeliling mall dan berbelanja sesuka hati itu bagi Aruna sedangkan ketiga sahabatnya masih memperhatikan pengeluaran yang tertera di setiap struk belanja.

" Aru, sekalian beli buat nanti acara sekolah yuk ?." Ajak Regina yang kekayaan orang tuanya juga tidak sekaya Aruna tapi masih di perbolehkan menggunakan uang dalam jumlah cukup untuk batas wajar anak SMA.

" Acara sekolah ?."

" Iya."

Aruna terdiam, Dia mengingat ingat pengumuman apa yang ia lupakan di sekolah.

" Lagi mikir dah tuh bocah." Sahut Fanya.

" Ish, Aru lu gak buka grup chet ya ?." timpal Febi.

Aruna langsung membuka ponselnya dan mengcek grup chet sekolahnya.

" Udah paham ?." Febi.

Aruna terseyum manis sambil mengangguk.

" Gimana ?."

" Apa sih yang gak buat shopping." Ucapnya sambil tersenyum cerah.

Ketiga sahabatnya pun ikut tersenyum dan tertawa kecil. Mereka kembali berbelanja dan perlu di ingat hanya Aruna yang tidak melihat harga yang tertera, jika ia suka ia akan langsung membelinya.

Setelah berbelanja dengan banyak paperbag yang ada di kedua tangannya, ia merasa laper dan tentunya lelah.

" Guys makan dulu yuk."

" Limited duit gue Ar." Ucap Febi.

" Gue makan di rumah aja dah." Timpal Fanya.

" Apaan sih kalian, ayo gue yang bayar."

" Cus dah..." Sahut mereka semua.

Sambil berjalan dengan banyak tentengan, Aruna melirik ke salah satu bodyguard nya dan memberi kode untuk mendekat.

" nih, Bawa ke mobil ya."

" Baik non."

" Eh guys itu belanjaan kalian biar di taruh di mobil aja."

Mereka pun menyerahkan belanjaan itu pada sang bodyguard.

Lalu mereka melanjutkan jalan menuju satu restoran siap saji yang menjadi pilihan mereka setelah berdebat cukup panjang.

Saat mereka sedang asyik menyantap makanan, Aruna bangkit dari duduknya.

" Mau kemana lu ?."

" Minta saus."

" Panggil aja pelayanan kesini."

" Gak lah gue aja yang ke sana, dekat kok."

Aruna berjalan dan mengambil saus secukupnya, Tapi saat ia kembali ke meja untuk menemui para sahabatnya tanpa sengaja ia terjatuh.

" Ehh.. Aaa." Aruna tidak benar benar jatuh, Pinggangnya di tangkap oleh seorang laki laki dewasa di hadapanya yang sedang duduk tepat di mana Aruna tersandung tali sepatunya sendiri.

Kedua sejoli itu saling tatap, Jarak wajah mereka sangat dekat hingga mereka bisa merasakan deru nafas lawan masing masing.

Setelah cukup lama saling pandang, Aruna tersadar ia pun kembali berdiri tegap dan salah tingkah di hadapan sang pria.

Ia melirik sekilas kemeja putih yang di kenakan sang pria, Betapa terkejutnya Aruna melihat saus yang tadi ia bawa mengenai kemeja putih si pria.

" Maaf, maaf. " Aruna mengambil tisu lalu berusaha membersihkan saus itu, Bukanya bersih noda itu malah semakin menyebar kemana mana.

" Aduh, Gimna dong nodanya malah makin banyak." Aruna bingung ia harus bagaimana.

Sang pria yang melihat raut cemas pada Aruna yang sedang membersihkan kemeja di hadapanya pun langsung menggenggam pergelangan tangan Aruna, Membuat Aruna menghentikan kegiatan.

" Cukup." Lalu si pria itu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Aruna yang masing mematung di sana.

" Aruna lu gak papa ?." Fanya menghampiri Aruna, sentuhan lengan Fanya membuat Aruna kembali tersadar.

" Eh, Ke kenapa ?."

" Lu gak papa ?."

" Oh, ia gue gak papa kok."

Mereka kembali ke meja dan melanjutkan makan, hanya Aruna yang tidak ia lebih memilih minum sambil melamun.

" Lu kenal cowok ganteng tadi ?." Ucap Regina.

Aruna menggeleng, Sekilas bayangan wajah si pria terlintas di benaknya.

" Kayaknya gue pernah liat dia deh." Timpal Febi.

" Serius, Dimana ?."

" Di Tv, di Yt juga ada."

Ketiga gadis itu saling tatap dan kembali menatap Febi yang sedang mengutak atik ponselnya.

" Nih..." Memamerkan foto seorang pria yang ada di ponselnya.

" Eh ****** ... itu mah Oh Sehun." Geram Regina.

" Ha ha ha ha, Tapi mirip banget tahu sama cowok yang tadi."

" Au ah, terserah elu."

Setelahnya selesai makan, mereka pun pulang ke rumah Aruna sekedar bermain ala wanita yang selalu membahas makeup juga fashion sambil menunggu jemputan mereka datang.

Setelah para sahabatnya pulang, Aruna duduk bersandar pada shofa empuknya sambil memainkan remot tv mencari chenel yang menurutnya seru.

Dirasa tidak ada yang cocok, Akhirnya ia memilih untuk pergi ke dapur untuk mengambil beberapa buah buahan.

" Nona, Apa ada yang nona butuhkan ?." Ucap Meid Lia.

" Pengen buah doang si mba."

" Biar saya siapkan non."

" Gak usahlah aku aja." Aruna sudah bersiap memegang pisau hendak mengupas apel juga melon yang ia pilih dari dalam kulkas.

Belum juga ia menggoreskan pisau pada buah, Ibunya sudah datang dengan berkata cukup keras pada Aruna.

" Aruna, No !."

" Apa sih mah, Aru mau makan buah."

" Biar meid aja yang siapin sayang." Sang mamah langsung merebut pisau dari tangan Aruna.

Aruna hanya cemberut.

" Sayang, dengar mamah, kamu gak boleh sampai terluka."

" Aku cuman mau potong buah mah, apanya yang bikin luka ?."

" kalau jari jari cantik kamu tergores pisau bagaimana ?."

" mamah lebay banget deh, kan ada plester mah."

" Pokoknya gak boleh."

Aruna pun menurut, ia lebih memilih berjalan menuju kursi ayunan yang ada di depan kolam renang sambil menunggu buahnya siap di potong.

Sang mamah menghampiri putrinya yang terlihat gelisah dan muram.

" Sayang ada apa ?." membelai pucuk rambut Aruna.

" Mah, Aru mau curhat."

" Kenapa ?."

Aruna menceritakan semua yang terjadi padanya dan pada si pria itu pada sang mamah.

" Terus kenapa kamu sedih gini ?."

" Aru ngerasa bersalah doang si mah, soalnya kan dia pergi gitu aja dengan pakaian kotor."

" Udahlah gak papa sayang, mungkin dia banyak kemeja berwarna putih."

Aruna mengangguk dan bersandar pada mamanya.

Meid Lia datang dengan membawa buah potong yang Aruna minta dengan surat yang penjaga depan berikan padanya.

Lia belum berkata apapun, Aruna langsung mengambil piring buah dan langsung memakanya.

" Hmm.. nyonya maaf, ini ada surat."

Dewi selaku mamahnya Aruna membuka surat tersebut yang tertera di situ nama sekolah putrinya.

" Sayang kamu ada acara di luar sekolah ?."

" Iya."

" Kok gak bilang mamah ?."

" Aru juga baru tau tadi mah dari temen temen."

" Untung pihak sekolah ngirim surat."

" Oh iya mah katanya nginep tiga hari gitu."

" Iya mamah udah baca, Tuh katanya besok rapat."

" Mamah dateng kan ?."

" Iya dong pasti."

" Terus butik gimana kalau mamah rapat ?."

" Tenang aja, Kan rapat juga sebentar sayang."

" Ok deh."

Aruna kembali menikmati buah potongnya sambil sesekali bercengkrama dengan sang mamah.

Terpopuler

Comments

Siti fatimah Sifa

Siti fatimah Sifa

uuufffhhhh enak bener jadi aruna gk boleh ngapa²in kalo dirumah..tapi kalo ngabisin duit berjuta² malah gk apa²🤭🤭🤭

2022-05-29

0

Kim sung Kwon

Kim sung Kwon

semangat author aku baru baca dan langsung suka ❤

2021-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!