"Hai Jess, selamat pagi!" sapa Brian.
"Hai, pagi!"
Dengan tatapan malas Jesica menjawab sapaan Brian yang hampir setiap hari menyapanya. Sambil membersihkan toko bakery Jesica bersama 2 orang karyawannya menyiapkan semua pesanan untuk hari ini.
"Kok cemberut sih? Nanti cantiknya ilang lagi kalo cemberut gitu!" kata Brian dengan senyuman manis tersungging di bibirnya.
"Biarin, udah sana gak usah gangguan orang kerja, nanti yang ada moodku semakin buruk kalo ngeliat kamu terus di sini!"
"Segitunya banget sih Jes kami sama aku, aku kan ke sini cuma bawain sarapan buat kamu! Nih nasi goreng buat kamu!"
Radit yang baru datang tiba-tiba menyambar kotak nasi yang disodorkan Brian.
"Wah kebetulan ni, buat aku aja kak Brian, kebetulan tadi Radit belum sarapan!"
"Eh, eh, tapi itu kan buat kakakmu!"
Radit mendudukkan dirinya dan memakan dengan lahap nasi goreng itu, sedang Brian hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya melihat Radit yang sudah melahap nasi goreng bawaannya itu.
"Nasi gorengnya enak kak! Lain kali kalo kak Jes gak mau buat aku aja!" kata Radit sambil melahap nasi itu seperti tanpa dosa dan rasa bersalah.
"Iya nanti aku bawain buat kamu juga!" saut Brian.
Brian yang tak kehilangan akal langsung mendekati Jesica yang sedang menata beberapa kue di rak.
"Eh Jes, malam Minggu kita jalan yuk!" kata Brian masih mencoba mendekati Jesica.
"Kak Brian malam Minggu itu kak Jes mau ada grand launching!"
"Maksud kamu grand launching apa?"
"Itu ada pembukaan butik dari temannya!"
"Owh... berarti besok aku anterin ya Jes?"
"Gak perlu, besok aku pergi sama Aya, sama temen-temen yang lain juga!"
"Temen kampus?"
"Iya!"
Raditya yang dengan secepat kilat menghabiskan nasi goreng itu langsung memberikan kotak tempat nasi itu pada Brian.
"Makasih ya kak, ini aku kembalikan kotaknya, nasi gorengnya enak!"
Brian menerima kotak itu, sebenarnya dia kesal dengan tingkah Raditya yang selalu mengacaukan pdktnya dengan Jesica, tapi Brian harus bersabar karena dia tidak mungkin memarahi segala keuislan calon adik iparnya itu.
"Iya sama-sama!"
"Oh iya kak Brian, hari ini kan kak jes itu lagi sibuk banget jadi tolong ya jangan diganggu dulu! Mending kak Brian beraktivitas sana, aku antar ke mobil ya!"
Radit merangkul Brian menuju ke luar dari tokonya dan secara agak memaksa Brian untuk meninggalkan tokonya itu.
"Eh, tapi aku mau ngomong sama kakakmu!"
"Kak Brian hari ini kak Jes sedang gak pengen diganggu jadi sebaiknya kakak jangan di sini dulu ya!"
Radit menarik Brian ke dalam mobil tanpa menggubris penolakan dari Brian.
"Hati-hati di jalan ya kak!" kata Radit sambil menutup mobil.
"Tapi....!"
"Bye....!"
Brian hanya bisa mendengus kesal dengan kelakuan Radit yang selalu bisa dengan segala cara mengusirnya secara halus kala dia mendekati Jesica.
"Kalo bukan adiknya Jesica udah aku jitak tuh anak, tapi aku harus sabar.....gak mungkin kan aku memarahinya...apalagi di depan Jesica pasti bisa-bisa aku di damprat habis-habisan sama Jesica!Huft...sabar Brian..sabar!!"
Brian yang menahan rasa kesalnpun akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu.
"Pagi-pagi ada aja lalat penganggu!" gerutu Radit saat masuk lagi ke dalam toko.
"Sabat mas sabar, orang sabar disayang pacar!" jawab dini yang tak lain adalah salah satu karyawannya.
"Kan aku gak punya pacar, gimana mau disayang sama pacar sih Din?"
"Makanya punya pacar dong mas Radit, biar disayang gitu!" kata dini sambil tersenyum-senyum manja seolah-olah memberi kode pada Raditya.
Dari dulu semenjak awal dini bekerja di situ dia memang sangat tertarik dengan Radit namun karna sikap tengil Radit dia pura-pura cuek.
"Belum ada cewek yang mau sama aku Din!"
"Masak sih, kalo gak ada yang mau dini...ehem..mm.. available loh! Upppss keceplosan!" jawab dini sambil menutup mulutnya yang ceplas-ceplos.
"Hah...maksud kamu?"
"Eh nggak kok...lupain aja!" jawab dini mendadak salting dan langsung membantu Jesica lagi untuk menutupi groginya.
"Eleh...harusnya aku yang kesel karena aku yang digangguin tapi kenapa jadi kamu yang kesel?" celetuk Jesica.
"Abis tuh orang gak ada capek-capeknya deketin kakak terus, padahal udah jelas-jelas ditolak mentah-mentah masih aja kekeh deketin kakak terus!" gerutu Radit.
"Ya udah sih, marahnya lanjut nanti aja. Bantuin kakak nih, nyiapin pesanan kue yang mau di anter!" kata Jesica sambil sibuk mempersiapkan pesanan yang mau diantar.
Di sela-sela kesibukan mereka yang sedang menyiapkan pesanan, terlihat seorang pelanggan dengan menggunakan mobil sport berwarna hitam yang terparkir di depan toko.
Seperti yang mereka lihat, mobil yang mungkin tidak sembarang orang bisa memilikinya itu sudah bisa ditebak siapa orang yang memakainya, pastinya dari kalangan pengusahawan atau orang jutawan atau bisa juga sekelas artis papan atas yang jelas-jelas orang berduit.
Seorang cowok turun dari mobil itu dan memasuki toko.
"Din ada pelanggan tuh, kamu layani dulu yah! Aku selesain ini dulu."
"Okey mbak Jes!"
Dina langsung menyapa pelanggan yang baru datang itu. Betapa tercengangnya dia melihat ketampanan orang yang baru dateng itu.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu!"
Cowok dengan setelan kaos putih dengan celana selutut berwarna coklat itu tampak kasual apalagi dengan kaca mata yang menghiasi wajahnya. Tubuh yang tegap dan atletis pasti membuat siapa saja cewek yang melihatnya terpesona.
"Mbak aku mau beli cheese cake dong!" kata cowok tampan itu sambil melepas kaca mata yang dia kenakan.
Dini benar-benar terpesona dengan ketampanannya bahkan seolah dia tak bisa berkedip melihat sosok yang begitu sempurna di depannya saat ini.
"Mbak...mbak...saya mau beli cheese cake!"
"Eh iya mas, maaf jadi ngelamun! Kayak pernah lihat tapi dimana yah?" kata dini mengingat-ingat wajah cowok yang nampak tak asing.
"Oh iya, ya ampun....kamu...kamu....!!!!Kamu aktor tampan itu kan? Kamu Kelvin...iya Kelvin Marino! Ya ampun ternyata aslinya lebih ganteng....mas Kelvin boleh minta tanda tangan??" kata dini histeris.
"Oh iya boleh, tapi boleh gak ambilkan dulu cheese cakenya?"
"Eh iya, tadi mas Kelvin pesan cheese cake ya? Sebentar ya....!!"
Dini mengambilkan pesanan Kelvin dengan grogi sekaligus rasa senang bisa bertemu dengan idolanya.
"Ini mas cheese cakenya!"
"Jadinya berapa?"
"230 ribu!"
"Oh iya mbak, aku besok mau ada acara gitu di rumah terus kalau mau pesan cake untuk ultah bisa?"
"Bisa mas, mau kue yang kayak gimana, sebentar saya ambil contohnya!"
Dini pun langsung lari mencari cintoh kue yang akan dipilih Kelvin. Secepat kilat dia langsung membawa contoh gambar kue itu.
"Ini mas silahkan di pilih!"
Kelvin pun langsung memilih kue ulangtahun sepeti yang dia inginkan.
"Yang ini mbak, tolong nanti ditulis sama ucapannya ini yah!" kata Kelvin sambil menyodorkan kertas kecil yang sudah disiapkan untuk menghiasi kue yang dia pesan.
"Baik mas, nanti biar kami siapkan!"
"Makasih mbak, besok lusa saya ambil, dan ini uang cheese cakenya!"
"Terimakasih mas Kelvin!"
Kelvin pun hendak pergi dari tempat itu.
"Eh mas Kelvin ada yang kelupaan!"
"Apa?' kata Kelvin heran.
"Kan kita belum jadi foto!"
"Terus siapa yang mau fotoin?"
"Sebentar yah mas, aku panggil orang yang mau bantu fotoin!"
Dini langsung masuk ke dalam dan mencari orang yang mau memotret dia. Alhasil dini memintabjesica untuk memotretnya.
"Kamu mau di foto sama siapa sih Din?"
"Pokoknya nanti mbak juga tahu!" jawab dini sambil menarik tangan Jessica."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Trisna Hendrayatna
ehem
2021-08-27
0