Hari pun berlalu dan tak terasa kehamilannya sudah mencapai 8 bulan. Elsa sangat memperhatikan asupan gizinya itu. Selain meminum vitamin dari dokter yang ia dapat setelah periksa setiap bulannya, ia juga menambah vitamin sendiri di luar pemberian dokter.
Hadwan terlebih lagi, ia ingin anaknya nanti menjadi anak yang super jenius agar kelak mudah mencari pekerjaan dan mudah menghadapi persoalan dalam hidupnya. Ia pun menambahkan vitamin DHA, suplemen untuk menutrisi otak bayi selama dalam kandungan, meskipun dokter juga sudah memberinya.
Ia juga sering membelikan istrinya makanan laut berupa seafood, mulai dari udang, kerang, cumi, kepiting dan ikan laut yang kaya akan protein dan itu sangat bagus untuk janin.
Elsa pun tidak pernah menolak dan menerima semua makanan serta suplemen tambahan yang di berikan oleh suaminya. Karena nafsu makannya yang bagus itu, berat badannya bertambah banyak. Bertanya bertambah 20 kilo selama kehamilan dan membuat kakinya mulai bengkak.
Meskipun beratnya menjadi 70 kg sekarang, namun ia tetap mengkonsumsi susu hamil dalam jumlah banyak. Satu karton susu hamil kemasan 800 gr bisa ia habiskan hanya dalam waktu 2 minggu.
Elsa juga sudah mengambil cuti melahirkan dari tempatnya bekerja di sebuah perusahaan rokok terbesar di kotanya. Selama cuti, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di depan TV sambil ngemil kue kering dan juga coklat.
“Aduh kakiku rasanya nyeri...” melihat kakinya di lantai yang semakin bengkak.
Ibu Elsa yang saat itu melewatinya berhenti dan duduk di sebelahnya.
“Ada apa...” melihat wajah Elsa yang kesakitan.
“Kakiku Bu rasanya nyeri sekali.” menunjuk kakinya agar Ibu melihat.
“Kau harusnya lebih banyak berjalan-jalan, karena bulan depan kau akan melahirkan.” menyentuh kaki Elsa yang bengkak lalu menekan dan tampak bekas melekuk sebesar jari setelah Ibu melepas jari dari kaki Elsa.
Elsa hanya diam saja mendengar saran dari Ibunya. Buat berjalan dekat saja rasanya berat dan sakit, apalagi harus berjalan sejauh 3 kilometer, baginya itu sesuatu yang menyakitkan dan ia tak mau melakukannya.
Ibu lalu berdiri untuk masuk ke ruangan, dan keluar lagi membawa kursi kecil berbahan plastik. Ia lalu menaruh kursi itu di bawah kaki Elsa dan mengangkat kaki Elsa meletakkan di atas kursi kecil itu.
“Jangan di gantung kakinya jika duduk biar tidak bengkak. Pakai terus kursi ini untuk menahan kaki mu agar tidak nyeri.” jelas Ibu lalu kembali ke ruang belakang untuk memasak menu buat siang hari.
Malam hari hujan turun deras. Angin bertiup kencang dan listrik padam untuk sesaat selama satu jam. Namun kembali menyala di pukul 19:00 meskipun hujan masih belum berhenti.
Elsa yang saat itu tertidur di kamarnya. Ia kembali bermimpi bertemu dengan seorang lelaki tua berambut panjang sebahu dengan model baju mirip kesatria di zaman kuno. Saat itu mereka berada di suatu tempat yang seperti gurun.
Lelaki itu memanggilnya menuju ke goa. Elsa datang ke goa yang di tunjuk oleh lelaki tadi. Di sana lelaki berambut putih itu memberinya sebuah pedang dengan hiasan mata dari batu berwarna hijau yang bersinar kehijauan di tengahnya.
Lalu tiba-tiba terjadi gempa, dan pedang itu berubah menjadi berukuran kecil kemudian menghilang dalam genggaman tangannya.
“Lindungi diri mu... !!” berteriak dan kemudian menghilang begitu saja di depannya setelah menyerahkan pedang tadi.
Ia merasakan gempa berguncang semakin hebat dan ia lari untuk mencari tempat yang aman, namun di tengah jalan ia terperosok dan jatuh ke lubang.
Elsa bangun dengan keringat dingin menetes dari dahinya. Ketika bangun ia mendengar suara petir menggelegar yang sangat kencang, bahkan sampai membuat daun jendela bergetar dan membuatnya kaget bercampur takut.
Ia turun dari ranjang untuk mencari Hadwan. Baru dua langkah berjalan, ia merasakan ada cairan yang merembes di kakinya. Ia melihat cairan yang mengalir di kakinya yang ternyata adalah darah.
Sontak ia gemetar dan merasa lemas lalu ia duduk di lantai bersandar pada dipan tempat tidurnya.
“Ibu... Hadwan... Ayah... siapa saja cepat kesini !!!” berteriak memanggil-manggil orang seisi rumah.
Hadwan yang saat itu baru pulang setelah membeli es krim untuk Elsa langsung berlari menuju ke kamar setelah mendengar teriakannya.
Ia melihat Elsa duduk di lantai dengan darah yang berwarna merah pekat mengalir di lantai. Melihat darah ia menjadi gemetar, namun ia menguatkan diri untuk sembari berpikir hal positif lalu mengangkat tubuh Elsa ke tempat tidur. Setelah itu ia berlari keluar kamar untuk mencari Ibu mertua nya.
“Ibu... Ibu... Elsa Bu, mengeluarkan darah...” berdiri di depan pintu kamar.
Ibu Elsa kaget dan langsung keluar dari kamar. Hadwan lalu menceritakan jika Elsa mengeluarkan darah. Kemudian mereka berdua masuk ke kamar Elsa.
Ibu melihat Elsa kesakitan merasakan perutnya yang mulas dan ikut panik. Ia meminta Hadwan segera membawanya ke rumah sakit karena itu adalah tanda akan melahirkan.
Hadwan menyiapkan mobil dan keperluan berkaitan dengan surat dan dokumen lain yang di perlukan selama di rumah sakit. Sedangkan Ibu menyiapkan baju ganti untuk Elsa dan juga membawa baju bayi serta perlengkapan lainnya.
Setelah semuanya siap, Ayah dan Hadwan mengangkat Elsa dengan hati-hati masuk ke mobil. Mereka berempat akhirnya tiba di rumah sakit bersalin terdekat.
Perawat membawa Elsa masuk ke ruang persalinan dan memeriksa jalan lahir yang ternyata sudah pembukaan ke dua. Dokter mengusahakan untuk proses kelahiran normal terlebih dahulu.
Selama menunggu, terjadi pembukaan ke enam, namun tiba-tiba kembali ke pembukaan awal. Dan terus berulang seperti itu hingga lewat tengah malam.
Dokter datang untuk memeriksa dan menyampaikan jika bayi itu bisa dilahirkan secara normal asalkan jalan lahirnya mau di robek, lalu akan di bantu mengeluarkan dengan mengambilnya keluar, karena ternyata bayi itu terlilit usus.
Elsa dan keluarga menyetujuinya dan dokter pun segera mengambil tindakan, karena harus di lakukan dengan cepat. Jika tidak maka kemungkinan bayi itu tidak akan selamat.
Elsa merasakan sakit yang amat sangat selama proses kelahiran bayinya itu. Ia menahan rasa sakit itu sambil terus merapal doa keselamatan.
Tenaganya terasa habis untuk mengejan lama, dan akhirnya satu jam kemudian bayi itu lahir dengan menangis kencang.
“Oek... oek...”
Suara kencang tangisan bayi itu membuat Hadwan dan mertuanya yang menunggu di luar merasa tenang setelah mendengarnya. Mereka bertiga masuk ke ruangan setelah Elsa selesai di bersihkan.
“Bagaimana bayi dan Ibunya ?” tanya Hadwan pada perawat yang baru selesai memandikan bayi Elsa.
“Ibunya baik, bayinya laki-laki, dan sehat Pak.” menyerahkan bayi pada Hadwan.
Hadwan menggendong bayinya masuk dan menunjukkan pada Elsa.
Elsa tersenyum melihatnya, namun ia merasa lelah setelah mengeluarkan banyak tenaga dan dia tertidur karena sudah tidak bisa menahan rasa kantuk dan lelah yang bercampur menjadi satu.
Kemudian Ibu masuk untuk ikut menggendong cucunya itu. Kemudian Ayah juga masuk untuk melihat bayi mungil itu. Mereka bertiga menggendong bayi lucu itu bergantian sambil menunggu Elsa.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Defrin
Selamat ya Hazwan Dan Elsa atas kelahiran bayiny YG ganteng tentunya ...
2023-04-01
0
DheCull
🥂👍👍👍
2022-09-18
2
penyuka vampir
ternyata bagus
2022-03-15
1