Part 4

Minggu pagi jam 06:20, aku masih bermanja-manja dengan ranjang milik mas irwan. Sengaja aku bangun pagi karena sekolah libur begitu juga dengan mas irwan yang sama-sama libur.

Sebenarnya aku sudah terbangun dari jam lima pagi hanya saja aku ingin bermalas-malasan tak salah toh untuk memanjakan tubuhku dengan rebahan. Aku juga tidak sendiri di temani oleh suamiku yang belum terbangun dari tidurnya.

Tadi pria itu juga terbangun hanya saja melanjutkan tidurnya kembali dengan memeluk tubuhku sambil bilang "Jangan kemana-kemana hari ini libur jadi bermalas-malasanlah, saya tidak akan mempersalahkannya" ucapnya sukses membuat aku girang bukan main coba mana ada suami seperti dia.

Aku membalik tubuhku, yang tadinya membelakangi mas irwan kini menjadi berhadapan dengan dia, aku mengnelusuri wajahnya didekat sini wajahnya yang tampan dengan hidung yang mancung, bulu mata yang lebat nan lentik, halis tebalnya yang tak bisa di lupakan serta bibir merah jambu alami itu terlihat menawan jangan lupakan rahang tegasnya yang menambah nilai plus atas ketampanan pria dewasa ini.

Tidurnya sangat damai dan nyaman sepertinya, entah atas dasar apa aku menyentuh wajah mulusnya itu meletakan tanganku di atas pipinya, dan turun sampai bibirnya aku mengusap ringan bibir bawah milik mas irwan. Sepertinya ia bukan seorang perokok dilihat dari warna dan tekstur bibirnya.

Sepertinya mas irwan terganggu dengan apa yang aku lakukan saat pria itu menggeliat dan mengeratkan pelukannya, oh di luar sedang hujan juga jadi hawanya begitu dingin. Jujur saja aku sering di peluk oleh mas irwan namun, aku tidak pernah membalasnya yah karena aku sering tertidur dengan posisi membelakanginya dan aku terlalu takut untuk membalas pelukannya.

"Selamat pagi" suaranya yang terdengar serak khas orang bangun tidur itu menyapa di telingaku. Aku sempat kaget dan juga malu di kala ketahuan sedang mengamati wajah suamiku. "Se--selamat pagi juga mas" aku berdehem sebentar dan membalas sapaannya dengan rasa gugup tentunya.

"Sudah bangun dari tadi ?" Tanyanya dengan mata yang sudah sepenuhnya terbuka namun tatapan sayu nya itu membuatku sedikit apa yah... salah tingkah mungkin.

"Hmmm baru beberapa menit yang lalu" bohongku padahal aku sudah terbangun dari tadi hanya saja yang aku nggan untuk meninggalkan tempat tidur ini.

"Mas mau langsung bangun ? Aku akan bikinkan sarapan untuk mas ?" Aku menawarkan diri untuk hal itu, karena yah aku tau jika pria ini sering sarapan takut kelewan malah membuatnya sakit.

"Tidak, saya ingin seperti ini saja" aku terdiam otak ku masih mencerna apa yang di maksud pria itu setelahnya aku hanya tersenyum malu dan mengangguk mengerti.

Biar ku beri tahu mas irwan tertidur tidak mengenakan pakaian atasnya, ia telanjang dada. Semenjak hari di mana alerginya kambuh ia memberi tahu ku untuk membiasakan diri dengan melihatnya tidak mengenakan pakaian atasnya, awalnya aku tidak setuju jika pria itu lakukan hal itu tetapi bukan mas irwan jika tidak mau di tentang.

Yah alasannya semasa lajang ia tidur selalu seperti itu, kalau pakai atasan pas tidur suka gerah katanya. Aneh-aneh aja.

*****

"Kamu pernah pacaran ?" Eh tiba-tiba mas irwan menanyakan itu ? Masih dalam pelukannya, masih di atas ranjang hanya saja posisinya yang berbeda aku membelakanginya dan dia memelukku dari belakang.

Aku memainkan jari-jarinya yang melingkar di perutku. Aku bingung harus jawab apa jujur atau bohong, tapi jika aku bohong maka kedepannya akan banyak kebohongan yang akan melukaiku sama seperti waktu itu.

"Aku mas ?" Dongo banget sih aku udah jelas disini hanya ada aku dan dia gini nih kalau otak sama mulut nggak sikron bawaannya dongo mulu.

"Iya" jawabnya singkat, aku menarik nafas ku pelan dan menghembuskan dengan sedikit kasar. "Pernah" aku terdiam berhenti memainkan jamari mas irwan menunggu pria itu bertanya kembali.

"Berapa banyak ?"

"Apanya ?" Aku bertanya kembali, karena aku saja tidak mengerti apa yang dia maksud kan.

"Mantan kamu" entah ini hanya perasaan ku atau benar ada rasa tak suka saat pria itu mengeluarkan kalimat itu.

"Ada 5, mas aku nggak mau ngomongin ini bisa ?" Aku tidak nyaman sebenarnya untuk membicarakan ini karena ada rasa sakit tersendiri untukku, di kemudia hari akan aku ceritakan apa yang membuatku merasa sakit untuk menbicarakan hal itu.

"Iya saya tidak akan bicarakan lagi, kamu sudah jadi milik saya itu yang terpenting" hah ? Apa lagi ini ? Aku harus jawab apa nih.

Belum sempat untuk memjawab tapi ia sudah beranjak dari ranjang. "Saya mandi dulu, nanti kita buat sarapan bersama" aku terdasar dari lamunan ku saat pria itu sudah menghilang dari balik pintu.

Aku membereskan kasur terlebih dahuku membuka gordeng dan pergi mandi di lantai bawah.

*****

Ini sih bukan membuat sarapan bersana lebih tepatnya aku di buatkan sarapan oleh mas irwan, biar gantian katanya dia mulu yang di buatkan sarapan kali-kali aku harus cobain masakannya.

Kami sarapan jam 09:35, dia memasakanku nasi goreng. Setelah sarapan dia mengajakku untuk nonton film yang di sambungkan dari ponsel ke tv.

Kami menonton banyak film kebanyakan dari luar negeri itu yang aku pinta sih karena itu rekomendasi dari temanku, film-film itu beragam dari romantis sampai action.

Dan ini film terakhir kata mas irwan sebelum ia mengakhiri sesi nontonnya.

"Huaa bangus banget yah mas, mereka akhirnya bisa bersatu dan memiliki akhir yang bahagia. Nggak nyangka banget aku tuh kalau mereka bedua bisa lewatin semua komflik rumah tangga sampe sosial gitu padahal aku aja geram banget apa lagi pas suaminya bimbang dalam mengambil keputusan" entah sejak kapan aku sudah tidak canggung dan takut lagi malah aku jadi begitu banyak bicara pada pria itu dan dia hanya mengangguk atas apa yang aku ucapkan.

"Nanti kamu juga harus seperti itu yah ? Harus kuat dalam menghadapi rintangan rumah tangga ini" hah apa ? Aku nggak ngerti apa maksudnya, tau ah mas irwan tuh kalau ngomong dikit sekalinya ngomong banyak bikin pusing kaya rumus mtk aja.

Jika di pikir juga mau bagaimana rumah tanggaku dengannya ? Didalam rumah tangga itu pasti ada sebuah komflik apa aku bisa melewatinya dengan mas irwan di kala liat kondisi kami yang menikah tampa adanya cinta.

Rumah tangga dengan cinta yang tulus saja bisa hancur apa kabar dengan rumah tanggaku yang tak ada cinta ?.

TBC

_____________________________________________

[Sabtu, 30 Oktober 2021]

Author :Safira Aulia Hamidah

Wtpd : Safira Auliya Hamidah

Instagram : Safira19988

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!