Part 3

Hari-hari yang aku jalani kini sama seperti part sebelumnya, bangun saat masih subuh beres-beres, mandi, dan menyiapkan sarapan untuk suamiku. Tubuhku letih sekali sebenarnya apa lagi jika sudah dihadapkan dengan berbagai tumpukan tugas sekolah ku.

Hari ini kamis dimana disekolah tidak mengadakan kelas tambahan jadi aku telah pulang sejak pukul 17:12, setelah membersihkan diri aku beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam kebetulan juga mas irwan tidak ada lembur jadi ia akan pulang jam enam sore.

Aku memilih dua menu makan malam hari ini udang saos manis pedas dan tumis kacang panjang. Aku melihat jam beberapa menit lagi pria itu akan pulang, jadi aku memutuskan menaruh makanan itu di meja makan dan setelahnya aku duduk ruang tengah sambil mengerjakan beberapa tugas yang di berikan guru.

Pikiranku sudah bergulat dengan berbagai pertanyaan yang memusingkan dari guru ekonomi, jujur saja aku bukan termasuk anak murid yang rajin dan selalu taat dengan aturan sekolah biasanya aku akan menyontek pada vernatta saja.

Hanya karena sekarang di berikan kebijakan bahwa setiap murid akan di beri pertanyaan beda-beda jadi aku harus memutar otakku sendiri dan membaca buku. Entah sudah berapa lama namun, aku baru menyelesaikan 10 soalan tinggal 20 soalan lagi.

Aku mendengar suara pintu di buka, aku melihat jam dinding yang menunjukan pukul 18:50 setelahnya terlihatlah sesosok pria yang merupakan suamiku.

"Mas kok telat ?" Tanyaku, aku penasaran saja biasanya mas irwan saat sudah berbicara bahwa dia akan pulang jam sekian akan pulang pas seperti yang di ucapkannya.

Dia tampat terdiam menatapku dari berdirinya, ada yang salah yah ? Apa aku salah menanyainya seperti itu. "Mas aku udah masak, mas udah makan atau belum ?" Tanyaku lagi sambil meletakan bolpoin ku. Dia malah mendudukan dirinya di sopa belakang ku , oh yah aku duduk dilantai yang beralaskan karpet berbulu.

"Kamu nungguin saya yah ? Maaf yah, tadi sewaktu pulang ada beberapa masalah di kantor" ucapnya lembut sambil mengusap rambutku, jadi pria itu berpikir aku menunggunya yah ? Tak apalah yang penting tidak di nilai buruk olehnya.

"Saya mau mandi dulu, baru makan kalau saya lama kamu boleh makan duluan" mas irwan segera berdiri dan berjalan keatas menuju kamar kami. Aku juga ikut bangun dan menuju meja makan guna mengecek masakanku, sudah dingin jadi aku memutuskan untuk mengangatkannya tak membutuhkan waktu lama jadi telah selesai kembali aku tata kembali.

5 menit kemudian mas irwan turun dan mendudukan dirinya di hadapan ku. Aku menyendokan makanan untuknya saat aku akan menambah udang pria itu mencegahnya. "Jangan terlalu banyak kacang panjangnya saya tidak terlalu nggak suka" aku hanya ber oh ria dan mengangguk-ngangguk dan memberikan piring yang telah terisi itu padah dia.

Keheningan menemani acara makan kami, sudah menjadi ke peraturan yang di tetapkan dirumah ini jika makan tidak boleh ada yang bersuara yah itu merupakan peraturan yang dibuat mas irwan.

Setelah selesai aku mengambil piring-piring kotor dan membawanya ke tempat cuci piring guna mencucinya. Mas irwan sudah pergi entah kemana, dan aku melanjutkan kegiatan cuciku hingga tuntas.

******

Aku kembali lagi keruang sebelumnya untuk menyelesaikan tugas sekolah ku, aku menemukan mas irwan yang tengah terduduk di sopa dengan buku paketku.

"Mas lagi apa ?" Tanyaku sekedar basa basi saja, entahlah aku merasa pria itu kaget dia berdehem dan menatapku tegas.

"Hmm, tidak ada hanya sedang menonton berita saja" pria itu meletakan kembali buku paketku, aku tak ingin mengambil pusing dengan jawabannya mendudukan kembali di bawah dan membaca soalan dengan acak.

Kepala ku pusing sekali jika di hadapkan dengan rumus penghitungan, aku memijit pangkal hidungku mencoba menghilangkan pusingku.

"Ekhm" aku membalik tubuhku saat mendengar suara deheman mas irwan pria itu juga tengah menatapku, aku jadi malu sendiri padahal ia yang tertangkap basah sedang menatapku tapi kenapa aku yang jadi gugup seperti ini.

"Kenapa ?" Tanyanya, aku hanya menggeleng dan kembali menghadapkan kepalaku pada buku yang berada di atas meja.

"Ingin saya bantu ?" Mas irwan sudah duduk disisiku, aku jadi semakin gugup ketika melihat wajahnya dari dekat. Aku menarik nafas pelan mencoba menghilangkan rasa gugup sialan ini dan setelahnya tersenyum dan mengangguk.

Suamiku inikan bergerak dalam bidang ekonomi dan bisnis pastilah dia bisa membantuku.

Mas irwan benar-benar membantuku mencari jawaban dan menjelaskan yang tidak aku mengerti dia sangat sabar saat aku bertanya beberapa kali padahal itu sangat mudah.

Setelah mengakhirinya kami masih terdiam di posisi duduk dengan jarak dekat dan berhadapan. "Saya lihat nilai kau selalu bagus bagaimana kamu tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan semudah ini ? Jangan bilang kamu sering nyontek ?" Oh yaampun aku hampir tidak bisa berkata-kata lagi saat pria itu mengeluarkan suaranya, bukan karena pertanyaannya melainkan kalimatnya ini merupakan kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan selama aku dan dia menikah.

"A---anu mas, duh... hehehe iya mas, aku sering nyontek sama temen aku" aku takut banget sih buat jawab mau bohong tapi takut, nanti dia tau dari orang lain jadi aku jujur aja.

"Ya sudah, sudah malam ayo tidur" aku mengikuti mas irwan ke kamar, aku membaringkan tubuhku di ranjang terbaring dengan membelakai mas irwan. Aku memejamkan mataku tak lama aku sudah akan pergi ke alam mimpiku namun semua itu kacau ketika ranjang sebelahku bergerak terguncang.

Aku membalikan tubuhku dan menatap ke arah mas irwan yang kini terduduk dengan telanjang dada, yaampun apa lagi ini karena aku kaget aku berteriak sampai mas irwan menutup mulutku dengan tanganya.

"Jangan berteriak, berisik sudah malam" ucapnya dengan suara yang terdengar gelisah, aku sontak terdiam duh bagaimana ini----bagaimana jika mas irwan meminta haknya sebagai suami malam ini aku semakin panik dan takut jadinya tapi, sebisa mungkin aku tenang.

"Ma--mas ngapain buka baju gitu ?" Tanyaku sedangan bergetar menunjuk tubuh atasnya yang tak di balut apapun. "Tolong saya, alergi saja kambuh tolong ambilkan kotak obat" aku lega ketika mengetahui jika itu karena alergi bukan karena gairah-gairah yang di gambarkan di komik atau di novel yang aku baca.

Aku buru-buru bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kotak P3K yang berada di lantai bawah, aku mengambil salep dan obat pereda alergi dengan segelas air putih segera kembali kekamarku.

Aku sempat menyalahkan lampu kamar menggunakan siku ku jadi aku bisa melihat tubuh mas irwan yang terlihat merah-merah karena alergi.

"Mas, alergi apa ?" Tanyaku setelah makan tadi dia tak memakan apapun jadi aku berpikir jika ia pasti alergi dengan sesuatu yang aku masak, dan aku tidak tau apa yah karena kedua menu tadi.

"Saya alergi kacang-kacangan apa lagi kacang panjang" aku tertegun mendengarnya jika ia tahu ia alergi kacang-kacangan kenapa ia tetap memakannya.

"Lah mas, terus tadi kenapa tetep mas makan kacang panjang yang aku masakin ?" Tanyaku sambil mengoleskan salep di punggung pria itu tentu karena pria dewasa itu memintanya.

"Saya tidak tega melihat kamu masak tapi saya tidak makan" ucapannya mampu membuatku kembali terkejut, pria ini manis sekali sampai menyempingkan alerginya demi makan masakanku.

"Tapi lain kali jangan seperti itu lagi yah mas" dan ini juga pelajaran untukku agar tidak menyajikan masakan berdasarkan bahan kacang-kacangan.

TBC

______________________________________________

[Senin, 25 Oktober 2021]

Author: Safira Aulia Hamidah

Wtpd : Safira Auliya Hamidah

Instagram: Safira19989

Note : Tidak saya revisi lagi, ini baru saya selesai tulis karena saya sedang mood untuk menulis cerita ini setelah teman dikelas saya bercerita. Terima kasih telah meluangkan waktunya dan terima kasih terlah membaca

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti dia gak bisa makan kacangan iya,makanya alergi..

2023-04-10

1

ChaManda

ChaManda

Minta satu yg kayak Om Irwan😂

2022-01-11

1

ChaManda

ChaManda

hahahah ketauan 🤧

2022-01-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!