Pagi-pagi sekali aku bangun setidaknya jam 04:44 pagi aku sudah berpisah dari ranjang nyaman milik suamiku itu. Setelah aku itu aku menyuci muka dan mengosok gigi segera turun kelantai bawah dan mulai dengan beberes seperti sapu dan mengepel.
Setelah beres aku kembali kelatai atas dan mulai mengerjakan hal sama baru aku masuk kedalam kamar lagi, aku menyempatkan diri untuk melihat jam yang menunjukan pukul 05:36 aku semakin mengencangkan gerakanku mengambil jas dan kemejas milik mas irwan dan baju seragam putih abu ku membawanya ke ruang laundry untuk mengosoknya.
Aku selesai pukul 06:00 pas sekali, aku kembali kekamar guna menaruh jas dan kemeja mas irwan saat aku masuk pria itu sudah terbangun ia sedang berduduk di tepi ranjang. Dia tersenyum kearahku dan aku membalas senyumannya.
"Mas mandi dulu gih" entah aku menemukan kalimat itu dari mana, setelahnya aku dengan gantuan baju seragam turun kebawah aku mandi di kamar mandi bawah.
Yah aku masih bersekolah, mas irwan mengizinkan ku untuk membereskan study ku dimana lagi coba aku bisa mendapatkan suami seperti itu walau aku belum bisa menerimanya sebagai suami semestinya.
10 menit aku selesaikan mandiku karena waktunya begitu mepet aku belum menyiapkan sarapan. Saat aku keluar dari kamar mandi mas irwan baru saja turun dari lantai atas.
Dia terlebih dahulu duduk di meja makan aku mengekorinya di belakang. "Kamu yang beresin ini semua ?" Tanya nya, aku diam sebentar sebelum menjawab.
"I--iya mas" aku tidak tau harus menjawab apa jadi hanya itu yang keluar dari mulutku, setelahnya tak ada lagi kalimat yang keluar dari mas irwan ia hanya diam saja.
"Mas, sarapannya sama roti aja gak papah ? aku belum sempat masak tadi soalnya waktunya mepet banget" pria itu hanya mengangguk saja sebelum kembali mengerluarkan suaranya "saya tidak masalah sarapan dengan apa saja" aku seperti deva vu saja mendengar ucapannya.
Kami menghabiskan sarapan kami dengan hening tepat saat aku sedang mengenakan sepatu mas irwan diam di hadapan aku.
"Perlu saya antar ?" Tanyanya, aku menggeleng pelan "tidak usah mas, aku udah pesen ojek online di luar udah nunggu. Aku pamit dulu yah bentar lagi upacara bendera di mulai" setelah berpamitan kami keluar dari rumah bebarengan dan betul saja ojek online itu sudah menunggu diriku ini.
...*****...
Saat aku sampai dikelas setelah upacaran temen sebangku ku Vernatta Lavender mulai menyerangiku dengan pertanyan.
"sey, gimana rasanya sakit nggak ?" Pertanyaannya itu loh ambigung. "Apaan sih vee, ayolah aku tuh kesini mau sekolah loh bukan bergosip" balas ku sambil mengeluarkan beberapa buku didalam tas.
"Yah iya aku juga tau cuman nih yah sey, aku penasaran aja gimana toh rasa malam pertama secarakan aku belum nikah dan belum pernah ngelakuin" biar aku kasih tau jika yang mengetahui aku telah menikah itu hanya vernatta yang notabe nya dia sahabatku semenjak duduk di bangku 1 sd. Selebihnya tidak banyak yang mengetahui karena aku meminta pernikahan ini privet hanya teman kantornya mas irwan aja yang tau sama kerabat saja.
"Jangankan kamu, aku juga belun jadi jangan bahas itu guru Akuntasi kesayangan kamu dah masuk tuh" aku mencoba mengalihkan pembicaraan ini dan beruntungnya guru cepat masuk. Vernatta langsung bergidig geli ketika aku berbicara bahwa guru akuntasi itu kesayangannya. Emang unik juga sehabatku ini bisa dibilang menjadi moodbooster sikapnya yang kadang acuh tak acuh menjadi ciri khasnya terlebih ketika guru menerangkan dan tak sesuai dengan yang di ketahui gadis itu ia akan menjelaskannya atau mencibirnya.
Aku sendiri terkadang tak habis pikir bagaimana bisa berteman dengan gadis itu yang kini tengah berdebat dengan guru akuntasi.
Jam istirahat ke 2 akan usai dan bertepatan dengan suara pesan masuk kedalam ponselku, aku menatap sebentar nama yang kontak itu.
James Irwan (teman mama)
Pulang sekolah saya jemput
Beri alamat sekolah kamu
Aku tak langsung membalasnya aku terdiam sebentar, hari ini ada kelas tambahan yang di adakan sekolah menjelang ujian nasional di mulai.
^^^Helsey Diana^^^
^^^Tidak usah mas, hari ini^^^
^^^Aku ada kelas tambahan jadi^^^
James Irwan
Maka dari itu biar saya
Jemput kamu pulang jam
Berapa ?
Aku menghela nafas sebentar, sepertinya mas irwan bukan tipe orang yang akan mengalah ia jadi dibanding aku harus berdebat dengannya aku mengirim pesan jam dan lokasiku padanya.
...******...
Pukul 18:21 aku bersama teman yang lainnya baru saja keluar dari kelas yang seperti neraka itu.
"Sey, kamu pulang sama siapa ?" Aku bingung harus bales apa sama vernatta jujur atau bohong aku nggak tau. Dia menepuk bahuku sebentar dan dapay aku lihat tatapan jahilnya itu.
"Di jemput sama husband kamu yah ? Duh pengantin baru" ucapnya dengan pelan, aku tahu jika gadis ini walau berisik bisa menjaga rahasia orang lain.
"Hmm, kamu sendiri pulang sama siapa ? Supir atau guru akuntasi ?" Aku menggodanya kembali jika hanya aku mana adil bukan.
"Nggak---nggak amit-amit aku pulang sama dia, mending sama skateboard aja" kami sudah sampai di gerbang utama sekolah dia segera berpamitan dan pulang dengan skateboard nya. Aku yang melihat mobil milik mas irwan yang sudah terparkir dekatku segera menghampir tampa banyak omong aku langsung masuk duduk di sebelah pria itu.
...*****...
Selama dalam perjalanan hening menemani, aku sibuk menatap keluar jendela dan mas irwan yang sibuk menatap kedepan dengan fokusnya.
"Sudah makan ?" Aku memalingkan pandangan ku menatap ke arah mas irwan, aku menggeleng "belum, mas sendiri udah makan ?" Sama seperti yang aku lakukan ia menggeleng "belum" jawabnya singkat.
Aku kembali terdiam dan menatap keluar jendela lagi, tak tau harus balas apa jadi aku hanya diam saja.
"Mampir dulu ke supermarket, bahan dikulkas sudah habis" ucapnya terdengar kaku sekali, gimana dia bisa dekat dengan perempuan jika bahasanya formal dan kaku seperti itu pikirku.
"Iya mas" aku menatap mas irwan entah pikiranku saja atau benar yang aku lihat jika bibirnya bergerak berucapkan "saya ingin memakan masakan kamu lagi" tak ada suara hanya gerakan namun, membuatku tersenyum.
Kami kembali ke rumah tepat pukul 19:22 sudah lumayan larut juga, aku segera membersihkan diri sedangkan mas irwan memainkan ponselnya. Setelah selesai dengan ganti baju aku kembali kedapur dan mulai menata balanjaan yang tadi kami beli di supermarket.
Aku mengambil beberapa potong ayam dan sayuran berniat membuat tumis ayam sawi putih. Tak butuh waktu lama makanan itu telah tersaji dan mas irwan sudah berada di depan meja makan seperti kemari.
Mas irwan memakannya dengan lahap entah mengapa ada perasan senang muncul, apa ini yang di rasakan seseorang ketika ka di hargai ?.
"Biar saya bantu" setelah selesai mas irwan menawarkan diri untuk membantuku menyucikan piring aku sih seneng-seneng aja di bantu. Setelah selesai kami kembali kekamar dan bersiap untuk pergi kealam mimpi masing-masing.
"Terima kasih untuk hari ini yah, sudah mencoba menjadi seorang istri yang baik" bisiknya sebelum aku menutup mataku. Dan kini aku merasa ada banyak kupu-kupu yang berterbangan didalam perutku aku mengulum senyumku dan merasakan tangan pria itu memelukku lagi.
______________________________________________
[Senin, 25 Oktober 2021]
Author: Safira Aulia Hamidah
Wtpd : Safira Auliya Hamidah
Instagram: Safira19989
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mas Irwan udah kecanduan nih masakan istri 👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻😃
2023-04-10
1
Yensi Kurnia Pga
aku suka thor ceritanya nggak melulu arogan sombong suka menindas .pokoknya bau2 pria dewasa aku slalu suka
2022-01-19
1
ChaManda
haduh yg jomblo mengheningkan cipta
2022-01-08
2