Di ruang keluarga Haikal dan Haris menonton acara bola di tv sambil mengobrol. Aira keluar membawa kado yang diberikan kedua abang tercintanya bersama Vina.
"Terima kasih abangku sayang" kata Aira sambil menunjukkan pergelangan tangannya yang sudah mengenakan jam tangan pemberian Haris dan menggendong tas ransel pemberian Haikal. Haris dan Haikal tersenyum melihat adik perempuannya bahagia dengan kado yang diberikannya.
"Gimana suka ga dik?" Tanya Haikal ke Aira.
"Suka sekali bang" jawab Aira.
"Bang Haris kok tahu sih kalau Aira sudah lama ingin jam tangan ini" kata Aira.
"iya tahu dong, kan kamu dulu pernah bilang ke abang kalau mau mengumpulkan uang saku buat beli jam itu" kata Haris. Aira tersenyum bahagia karena abangnya ternyata masih mengingatnya.. Papanya yang baru keluar dari kamarnya ikut bahagia melihat putri semata wayangnya bahagia.
"Besok aku mau pake tas ini ah buat kuliah" kata Aira senang sambil melihat tas ransel barunya. Haikal tersenyum melihat tingkah adiknya.
"Sudah sekarang Aira dan Vina istirahat dulu, ini sudah hampir tengah malam. Besok kalian kuliah pagi kan" kata papa Raka.
"Iya pah, yuk Vin kita tidur" jawab Aira kemudian mengajak Vina masuk ke kamarnya.
"Itu mereka bertiga antara Aira, Rio dan Vina sahabat ya bang?" tanya Haikal ke Haris setelah Aira dan Vina berjalan menuju ke kamarnya..
"Iya sejak masuk kuliah mereka bertiga bersahabat" jawab Haris.
"Rio dan Vina itu anaknya baik, papa senang Aira punya sahabat seperti mereka" kata Raka.
"Kemarin aku lihat Aira diantar pulang sama cowok, siapa itu?" Tanya Haikal membuat Haris mengerutkan keningnya.
"Bukan Rio yang nganterin? Biasanya Aini pulang dianter Rio soalnya." Tanya balik Haris.
"Bukan, orangnya beda kok bang. Agak lebih kurusan sedikit kalau dibanding dengan Rio" jawab Haikal
"Kali Rio ga bisa anter, jadi Aira nebeng sama teman yang lain." Kata papa Raka.
"Iya mungkin" kata Haris kemudian kembali fokus melihat acara sepak bola di tv. Tapi pikirannya masih penasaran siapa yang mengantar Aira.
Paginya Aira terbangun saat ayam berkokok pertanda waktu sudah pagi hari. Aira melihat Vina masih tertidur. Kemudian Aira menuju ke dapur membantu menyiapkan sarapan mbok ipah.
Vina bangun, melihat sekeliling tidak ada Aira kemudian menuju ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap kuliah pagi.
Aira masuk kamar, ternyata Vina sudah tidak ada di ranjangnya. Bahkan ranjangnya sudah rapi. Kemudian Aira menuju ke lemari untuk meminjamkan bajunya agar dapat dipakai Vina untuk kuliah pagi ini.
"Ceklek" pintu kamar mandi terbuka.
"Vin, kamu pakai bajuku dulu saja ya untuk kuliah." kata Aira dengan memberikan bajunya ke Vina.
"Gapapa ini Ra, aku pake bajumu?" Tanya Vina.
"Gapapa Vin, kaya sama siapa saja. Kita kan sahabat Vin, masak sih aku tega lihat kamu pake bajumu semalam" kata Aira.
"Hehehe makasih ya Ra" kata Vina.
Sekarang gantian Aira yang mandi karena mereka akan ke kampus pagi.
Setelah kedua gadis ini sudah rapi dengan pakaian kuliahnya, mereka turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga Aira.
"Pagi pah, bang" sapa Aira kemudian duduk di sebelah Haikal. Dan Vina duduk disebelah Aira.
"Pagi sayang" jawab Raka.
"Pagi om" sapa Vina.
"Pagi juga, ayo sini sarapan bersama" kata Raka sambil menunjuk kursi di sebelah Aira.
"Haikal nanti kamu saja ya yang mengantar jemput Aira hari ini" kata Haris selesai mereka sarapan.
"Iya bang, Haikal juga ga ada acara kok siang ini." Jawab Haikal.
"Bang Haris mau ada rapat ya?" Tanya Aira
"Iya abang nanti ada urusan sebentar siang sampai sore" jawab Haris.
"Ya sudah kalau begitu Aira berangkat ya pah, bang" kata Aira kemudian berdiri untuk pamit dengan mencium punggung tangan papanya dan memberikan salam yang disusul oleh Vina.
"Aira berangkat duluan ya bang Haris, daah..." kata Aira kemudian berjalan di belakang Haikal setelah Haikal pamit ke papanya.
"Kalian hati-hati di jalan" kata papa Raka.
"Eh iya Aini, abang mau nanya kemarin kamu pulang dengan siapa?" Tanya Haris.
"O kemarin Aini di anterin kakak tingkat Aini bang, namanya kak Lukas." Jawab Aini, kemudian Haris hanya menganggukkan kepalanya.
Kemudian Aini dan Vina menuju ke mobilnya diamana Haikal sudah menunggunya di dalam mobil.
"Nanti kamu pulang jam berapa dik?" tanya Haikal setelah mereka berada di dalam mobilnya.
"Siang bang, nanti abang kan yang jemput Aini?" tanya Aini.
"iya nanti abang yang akan jemput kamu, nanti hubungi abang kalau sudah selesai kuliahnya ya" kata Haikal.
"okey abangku..." jawab Aini sambil tersenyum.
Di meja makan Raka hanya tinggal berdua denga Haris saja.
"Ris kapan kamu akan mengenalkan kekasihmu ke papa?" Tanya Raka ke Haris.
"Iya pah, akan Haris kenalkan ke papa minggu depan. Tapi dia seorang anak yatim piatu pah dan hidupnya di panti asuhan selama ini" kata Haris.
"Sudah berapa lama kamu pacaran dengan dia?" Tanya Raka.
"Sekitar delapan bulan pah" jawab Haris.
"Dia kerja dimana?" Tanya Raka lagi.
"Aini buka butik pah kecil-kecilan pah" jawab Haris.
"Ya gapapa, yang penting anaknya baik dan ga macam-macam" jawab Raka.
"Iya pah, tapi Aini selama ini tidak tahu menahu identitas Haris yang sesungguhnya. Dia hanya tahunya bahwa Haris kerja di kantor Putra Group." Kata Haris. Raka hanya menganggukkan kepalanya.
Haris memang belum mau membuka identitasnya karena Anggraini yang selalu di panggil dengan Aini benci dengan orang kaya. Pasalnya dulu Aini pernah akan dipinang oleh seorang pemuda berada di kotanya, akan tetapi keluarganya tidak merestui setelah tahu bahwa Aini hanyalah anak yatim piatu. Bahkan tinggalnya pun di sebuah panti asuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments