Ada apa ini? Masih pagi Neva sudah dibuat bingung dengan tatapan menusuk dari setiap siswa yang berpapasan dengannya, bahkan ada yang terang-terangan membuang muka.
Neva dengan malas duduk di kursinya dan meletakkan tasnya di atas meja. Sama saja, teman satu kelasnya menatap aneh kepadanya.
Tak ingin berlama-lama di ruangan kelasnya, ia memutuskan untuk melindungi diri pergi ke toilet.
"Eh. Itu tuh yang digosopin sama kakak kelas kita'kan?"
"Ih, iya. Yang dibilangin lagi deket sama Kak Endru itu."
"Ada yang beranggapan kalau kaka itu jadi pelakor sama Kak Endru sama pacar kakak itu."
APAAA. IYA KALI, JADI PELAKOR. BERTEMU AJA BARU SEKALI!!" Neva mendumel merutuki gosipan dua perempuan yang berada di ruang sebelah.
"Gak tau, ah. Kayaknya itu anak baru."
"Anak baru, udah cari masalah sama pacar Kak Endru."
Cklekkkk!!!
"HAH. KITA DIKUNCI DARI LUAR. WOII BUKA PINTUNYAAAAA!!!"
sementara si pelaku penguncian sedang tertawa bahagia sambil melangkah keluar dari toilet.
.........
Akuntansi,, oh Akuntansi! Jurnal jurnal! kurang satu nolnya, mengulang dari awal lagi. Ck, beban!
Kira-kira begitulah Neva menyuarakan ketidak sukanya pada mata pelajaran bidang IPS yang satu ini. Sudah dari tadi ia mencoba terfokus dengan angka di dalam bukunya ini, tetap saja tidak bisa.
Tting,,,ting,,, ting!!!
Semua murid berbondong keluar kelas masing-masing, bel tanda istirahat.
Neva mengalah keluar, dengan tetap berdiri menunggu gilirannya berjalan. Melihat wajah dari mereka saja, membuat Neva enggan bersejajar dengan mereka.
"PELAN-PELAN LAH,," Neva memberi jeda ucapannya saat mengetahui siapa orang yang dengan sengaja menyenggol bahunya dari belakang badanya tadi. "SIALANN! KETRINN!!" pekik Neva mengepalkan tangan, senyuman sinis dari musuhnya itu. Oh, baru ia terpikirkan!
Sementara Chatryn berlalu pergi dengan tatapan melawan untuk Neva. Ia menang lagi!
Tidak ingin buang tenaga hanya karena memendam emosi pada Chatryn, Neva melangkah keluar setelah tidak ada orang lagi di kelas.
Ada dua kantin di sekolah ini. Kantin pertama sebelah utara gedung, sudah penuh dengan murid yang ingin menyantap makanan mereka.
Malas rasanya mengantri lagi, perutnya sudah mulai lapar.
Kantin kedua sebelah selatan gedung, sudah penuh juga. Bahkan meja tidak ada yang kosong, lebih padat dari kantin yang tadi. Neva hanya memandang dari luar kantin saja, masuk berdesakan sungguh malas.
Tahan saja dulu.
Dengan lunglai Neva berjalan ke arah taman sekolah, menyendiri di sana. Duduk di bangku panjang ber cat putih bersandar menengadah ke arah langit dengan mata tertutup. Udara siang ini cukup sejuk di antara pepohonan yamg masih terjaga ke asriasnya, menikmati sunyi taman tanpa ada yang mengganngu.
Cara Chatryn memandangnya tadi, pasti dari perempuan ini biang masalahnya. Dari mana dia tahu kami ada di pohon jambu itu? Ah, ya amplop. Dia baru ingat. Kemarin Chatryn terlambat pulang karena suruhan dari gurunya untuk membantu guru tersebut. Ck, ahhh. Neva frustasi sendiri memikirkannya.
Anak itu akan semakin melunjak bila di diamkan begini terus, ia harus melakukan sesuatu.
"Neva."
"EH. KAGET GUEEE!!" Neva bergeser memberi ruamg untuk Yulan yang menghampirinya
Yulan duduk dengan anggun tersenyum melihat ekspresi terkejut Neva, manis sekali ternyata.
"Nih, kamu makan roti punyaku." Yulan mengulurkan kotak makan berwarna hijau ke arah Neva. "Aku lihat, kamu nggak jadi ke kantin karena udah penuh. Pasti kamu belum makan'kan?"
Neva menerima kotak makan itu kemudian memandangnya. Masih berat. "Nggak, deh. Makasih tawarannya. Lo aja yang makan. Kayaknya Lo juga belum makan, deh. Masih berat kotaknya. Nih, ambil."
Yulan mengambil kembali kotak itu, lalu membukanya. "Ada empat rotinya. Sama kamu dua, sama aku dua. Kita makan sama-sama."
"O-oh." Neva malu sendiri sambil cengengesan.
Tidak munafik, ia memang sudah lapar.
"Btw. Emang masih zaman yah? Anak SMA bawa bekal roti?"
"Aku nggak bisa makan sembarangan lagi semenjak sakit kemarin, ada masalah di pencernaanku."
"Tapi. Kok Lo tau, Gue nggak dapat tempat di kantin?"
"Emm." tiba-tiba saja wajah Yulan memerah malu.
"ASTAGA!! AHAHAHAHA." Gue tau, Gue tau. Nemuin pacar Lo di kantin, yaa?" goda Neva, yang semakin membuat Yulan merona malu.
"Eh, enggak kok. Cuma temen deket doang." jawab Yulan gelagapan.
"HELAHH. NGELESSS! Kenalin ke Gue dong."
Tanpa sadar, keduanya sudah mulai akrab satu sama lain. Yulan yang sangat nyaman dengan interaksi mereka ini. Yulan ingin terus berada dekat dengan Neva, dalam dirinya tidak ada yamg dibuat-buat. Neva adalah orang pertama yang tanpa pikir panjang berdekatan dengannya. Kecuali,,,,. Ah sudahlah. Yang satu itu, belum tau arahnya kemana.
Sampai bel jam istirahat selesai, mereka baru menyelesaikan camdaan ini.
"Neva."
"Eng."
"Hindari Endru. Please!"
Pernyataan terakhir Yulan membuat Neva ambigu.
Ada apa sebenarnya dengan cowok yang bersamanya kemarin?
👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fa Rel
masih menyimak
2021-12-13
0