Ke esokan Paginya Galih memulai harinya berangkat bekerja seperti biasanya. Di depan gerbang kantornya ia melihat spanduk ukuran satu meter bertuliskan lowongan pekerjaan. Iapun langsung turun dan menanyakan kenapa ada tulisan itu di gerbang karena biasanya lowongan pekerjaan hanya di share melalui Email perusahaan.
Semua satpam diam karena tidak ada yang mengetahui kapan spanduk itu di pasang karena mereka baru saja menggantikan pekerja shif malam. Galih menyuruh salah satu satpam itu untuk membongkarnya tetapi ada satpam yang menghampirinya dan mengatakan bahwa spanduk itu atas perintah dari definisi Produksi karena membutuhkannya segera.
Galih merasa marah karena menurutnya untuk perekrutan karyawan baru harus konfirmasi melaluinya terlebih dahulu. iapu tidak segan segan memukul satpam yang hanya menjalankan tugas dan mengancamnya akan memotong gajinya kalau hal seperti itu terjadi kembali
Setiap karyawan kantor yang datang menyaksikan aksi itu hanya bisa berbisik bisik tetapi mereka tidak berani melerainya karena mereka hanya karyawan biasa. Galih memandangi karyawan karyawan yang berbisik dan membentaknya membuat mereka langsung berlari ke ruangan masing-masing.
Tidak hanya itu Galih juga mendatangi kepala HRD untuk menanyakan tentang perekrutan karyawan. Menurut kepala HRD tersebut ia hanya mengesharenya di sosial media dan tidak mengetahui tentang spanduk yang ada di gerbang depan.
Galih semakin emosi ia memerintahkan kepala HRD tersebut untuk menyerahkan tugasnya kepadanya dan akan menginterview langsung setiap kandidat olehnya.
Jam 9 pagi Bintang baru saja datang ke kantor karena ada sedikit kendala datang tergopoh gopoh memasuki lift khusus karyawan. Sesampainya di meja kerjanya ia di sapa dengan Andre team pemasarannya.
"Pagi bintang tumben terlambat" sapa Andre.
"Pagi ndre sorry ada kendala sedikit di rumah jadi telat deh" jawab Bintang.
"Tenang sobat sekalian kamu nggak masuk kerjapun nggak bakalan ada yang memarahimu" sahut Andre yang memang mengetahui identitas teman kerjanya itu.
Bintang menepuk pundak temannya "apapun itu aku hanya ingin profesional kerja" jawabnya membuat Andre merasa bangga mempunyai teman yang sebenarnya adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja tetapi dia sama sekali tidak pernah menunjukkan jati dirinya hanya beberapa petinggi penting yang mengetahui itu dan teman satu bagian dengannya mereka semua tutup mulut karena Asisten Rey selalu memperingatkan untuk tutup mulut. Menurut Bintang ia merasa nyaman dalam posisinya seperti ini.
***
Di kontrakan Kiara bangun kesiangan begitu juga Lala karena biasanya mereka selalu mengandalkan alarm mungkin karena kecapekan begadang semalam. "Astaga sudah jam 9 aku ada jam pagi lagi di kampus" ucap Kiara dengan membersihkan diri secara singkat. "Gara -gara Lala mengintrogasiku yang tidak tidak aku sampai tidak menyalakan alarm kemaren" gerutunya sambil memakai pakaiannya.
Kiara mengetuk pintu Lala berkali-kali tetapi tidak ada sahutan dari dalam iapun mengerjainya dengan berteriak " Maling.. Maling.. Tolong maling.. " teriaknya membuat Lala kelabakan di dalam dan keluar dengan rambut yang acak acakan.
"Mana dimana malingnya biar aku tabok dengan ini" ucap Lala dengan membawa sapu lantai di tangannya.
"Malingnya langsung kabur liat rambutmu seperti limbat"sahut Kiara "Lala kita kesiangan berangkat ngampus lihatlah jam dinding itu" titahnya lagi membuat Lala melongo dan langsung kabur ke kamar mandi.
Di kampus banyak sekali tugas yang harus di kerjakan dan itu membutuhkan biasa membuatnya berfikir.ia menghitung jatah bulanan yang di berikan bapaknya hanya cukup untuk makan dalam sebulan sedangkan tuntutan lain merasa tidak enak kalau terus terusan minta kiriman dari bapaknya di kampung meskipun bapaknya sudah mengatakan "kalau butuh biaya apapun kamu harus menghubungi bapak biar bapak kirim lewat Bank" ucapnya kala itu.
Lala melihat temannya gelisah "Kiara sudah aku peringatkan lupakan dia, kamu harus bisa move on masih banyak pria baik di luaran sana" ucap Lala dengan memegang tangan lala.
"Bukan itu Lala sayang, aku sama sekali tidak memikirkannya hanya saja aku butuh biaya untuk mengerjakan tugas tugasku ini" jawab Kiara dengan mengangkat buku-buku tebal. "Aku harus segera mendapatkan pekerjaan agar tidak terlalu menyusahkan bapak di kampung" sambungnya lagi.
"Aku akan membantumu bagaimana kalau sepulang dari sini kita jalan-jalan ke area industri di jalan karyawan itu siapa tahu salah satu pabrik di sana ada yang membuka lowongan kerja. " ucap Lala.
"Tapi La kamu sore ini ada kerja biarkan aku saja sendiri yang akan kesana melihatnya semoga hari ini adalah hari keberuntunganku mendapatkan pekerjaan" sahut Kiara yang tidak ingin menyusahkan sahabatnya itu.
"Aku akan selalu mendoakanmu" ucap Lala.
Setelah percakapan singkat itu Kiara di sibukkan dengan memilah milah buku yang membantunya dalam mengerjakan tugas. Dan mengembalikan sebagian buku tersebut ke perpustakaan kampusnya.
Sere harinya Kiara menuju area industri yang di maksud sahabatnya tadi tanpa pulang ke kontrakan terlebih dahulu. Melajukan motornya dengan sangat pelan karena bersamaan dengan jam pulang kerja para ribuan karyawan yang berhamburan membuatnya bingung sehingga ia memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan menunggu agar suasana sedikit sepi.
Setelah jalan itu sedikit renggang hanya ada beberapa kendaraan yang lalu lalang Kiara ingin melajukan motornya kembali tetapi di kejutkan dengan mobil yang sangat ia kenali keluar dari gerbang perkantoran tepat di depannya tetapi menuju membelakanginya. Kiara membaca plat mobil itu benar saja apa yang di tebaknya.
"Benar itu mobil mas Galih" gumamnya ingin mengejar mobil itu tetapi sorot matanya sekilas melihat spanduk ukuran sedang menempel di gerbang.
"Wah ada lowongan pekerjaan di sini" ucapnya senang dan menghampiri pos satpam untuk menitipkan surat lamaran pekerjaannya.
Lama Kiara berbincang dengan satpam tersebut dan mengingat nama perusahaan tempatnya melamar pekerjaan berharap dirinya akan segera di panggil untuk interview karena menurut satpam tersebut lowongan pekerjaan akan di buka selama dua hari saja dan akan di tutup besok sore.
Di Lobi Bintang berjalan menuju tempat parkir mobilnya ia tidak sengaja melihat motor yang ia kenali terparkir di samping pos satpam. Sempat ia ingin melihatnya tetapi dari arah pintu satpam keluarlah gadis yang selama ini mengganggu pikirannya.
Menunggu gadis itu pergi Bintang langsung menghampiri pos satpam itu dan meminta berkas pelamar di serahkan langsung padanya.
"Terimakasih Pak.. Tolong spanduk itu segera di lepas berkas yang masuk hari ini sudah cukup" ucap Bintang.
"Baik Pak" sahut satpam tersebut.
"Pak Bintang tunggu saya ingin berbicara sebentar dengan bapak" titahnya lagi. Satpam itu menceritakan tentang kejadian tadi pagi bahwa rekan kerjanya yang sesama profesi mendapat perlakuan buruk dari salah satu pegawai kantor tentang masalah spanduk itu. Bintang berjanji akan menindak siapa saja yang berbuat tidak wajar dalam kantornya.
"Saya akan menindak lanjuti masalah ini pak terimakasih informasinya" ucap Bintang dan meninggalkan kantor.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Emma The@
5 like dari ku kak.Menarik ceritanya,semangat terus up-nya...
2021-07-24
1