"Cindy. Sikap orang tuh bisa berubah kapan aja. Ngga selamanya dong Kak Arsya itu bakal kasar terus. Emang lo beneran ngga ada suka-sukanya gitu sama Kak Arsya?" kini giliran Dita yang menopang dagunya dengan tangan menanti jawaban Cindy
"Dita ku sayang. Emang lo kenal gue dari kapan sih, hah?" sahut Cindy yang menaik turunkan alisnya
"Dari TK" dan Dita menjawabnya dengan polos
"Udah tau masih aja nanya" Cindy menepuk jidatnya
"Tapi Cin. Apa hubungannya coba sama Kak Arsya?"
"Dita. Dengerin yah. Gue dibesarkan dengan kasih sayang dan penuh kehangatan. Bukan dengan sikap kasar dan kegarangan"
"Emang lo pikir mukanya Kak Arsya itu garang apa? Kelilipan deh mata lo Cin. Jelas-jelas mukanya Kak Arsya tuh cute banget kek bayi baru lahir"
"Siapa yang bilang mukanya dia itu garang? Gue kan ngga ada bilang gitu. Meskipun tampangnya tenang dan ngga keliatan garang, tapi sikapnya benar-benar kasar banget. Ngga peduli mau itu cowok atau cewek sekalipun. Dan gue ngga suka sama cowok yang sikapnya kasar"
"Bisa aja sekarang lo bilang ngga suka. Ntar juga naksir. Cowok seganteng Kak Arsya siapa yang berani nolak coba?" Dita kembali dengan kehaluannya
Cindy menghela napas yang jengah dengan sahabat kecilnya itu. Cindy dan Dita sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku TK. Dan sampai sekarang mereka tidak pernah berpisah
"Pagi gadis-gadis kelinci" seorang pria datang memberi sebungkus coklat di hadapan Cindy dan Dita
"Jeffri" sapa Cindy yang memperlihatkan barisan gigi runcingnya
"Masih pagi udah nyogok aja lo Jeff" Dita meraih coklat itu dan memasukkannya ke dalam tas
Jeffri tertawa "Nanti nonton pertandingan basket gue yah"
"Lawan tim mana?" cetus Cindy yang sudah memakan coklatnya meski itu masih pagi
"Tim LTW" sahut Jeffri yang baru saja duduk di samping Cindy
"LTW?" kedua mata Dita langsung berbinar "Maksud lo live to win?"
"Emang selain tim LTW itu ada tim lain yang namanya sama?" Cindy memijat-mijat pelipisnya
Dita terkekeh "Berarti bakal ada Kak Arsya dong?"
"Ya ialah. Dia kan kapten LTW" tukas Jeffri yang sebenarnya hampir ingin menyerah karna harus melawan tim basket terkuat di kampus mereka yang diketuai oleh Arsya. Pria dengan penggemar nomor 1 terbanyak sekampus
"Ayo Cin kita ikut. Jam berapa pertandingannya dimulai Jeff?" Dita begitu antusias jika sudah menyangkut nama 'Arsya'
Jeffri menaikkan sebelah tangannya dan melihat jam "Jam 3 sore"
"Kelas udah berakhir kan? Ayo Cin ikut nonton yuk?" Dita menggoyang-goyangkan lengan Cindy
"Lo beneran mau nonton pertandingannya atau cuma mau nonton Kak Arsya?" Cindy melirik dengan malas
Dita terkekeh karna ketahuan "Nontonin Kak Arsya main dong. Itu kan ngga ada yang salah"
"Terserah Dita aja. Tapi lo tetap ikut kan Cin?" ujar Jeffri yang berharap Cindy bisa ikut menonton pertandingannya
"Bilang aja lo butuh disemangatin sama Cindy" celetuk Dita yang sejak tadi tidak berhenti mengoceh
"Bisa ngga gue yang jawab? Dari tadi ngoceh mulu" protes Cindy yang kesal pada Dita
Dita langsung tertawa "Ia ia tuan putri kelinci"
"Jadi gimana Cin?" Jeffri menanyakannya kembali
"Nanti deh gue liat jadwal dulu yah" Cindy menjawab dengan seadanya
"Lo mau pergi?" kening Dita berkerut
"Ngga sih. Siapa tau jadwal gue ketiduran gimana" tawa Cindy langsung menggema dengan ucapannya sendiri
"Gila lo" ketus Dita yang sudah hampir tertipu
***
"Cindy. Cepetan ngga usah lama. Ntar kita telat" Dita menarik paksa tubuh Cindy yang masih merapikan rambutnya di depan cermin kamar
"Pelan-pelan aja kali. Kita ngga akan telat. Lapangan basketnya ngga akan pindah kemana-mana" Cindy menggerutu kesal karna terburu-buru padahal baru setengah 3
"Gue ngga mau duduk di belakang. Gue pengen duduk paling depan. Gue pengen liat lagi gimana aura kegantengan seorang Kak Arsya yang makin bertambah kalau lagi main basket" Dita mengatupkan kedua tangannya sambil membayangkan wajah menawan Arsya
"Lama-lama bisa gila gue ketularan pikiran kotor lo itu. Cepat masuk" Cindy membuka pintu mobil dan menyeret Dita masuk
Dita tertawa terpingkal-pingkal jika sudah mendapati wajah kesal temannya "Ayo buruan" ia menyuruh Cindy untuk cepat menyalakan mesin mobilnya
"Diam dulu Dita" Cindy benar-benar merasa geram pada sahabatnya "Gue kayaknya pernah naro lakban deh disini" ia membuka laci mobil
"Lakban buat apaan?" Dita ikut mencari sesuatu yang dicari oleh Cindy
"Buat nutupin mulut lo biar ngga banyak ngoceh"
"Sialan lo" Dita menghempaskan tangan Cindy yang kini sudah tertawa "Cepetan Cin ngga usah lama" perintahnya
Mobil Cindy kini sudah mulai membelah jalan raya menuju kampusnya kembali. Namun kali ini bukan untuk ikut kelas, namun untuk menyaksikan pertandingan basket antara tim LTW (Live to win) dan tim STW (strong to win)
Setelah sampai di parkiran. Dita terburu-buru keluar dari mobil untuk melihat ke arah lapangan yang sudah diisi oleh beberapa penonton. Dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan yang membawa atribut gambar ketua tim LTW, dan bisa dipastikan itu adalah penggemar Arsya
Namun tak sedikit pula yang membawa atribut untuk menyemangati tim STW yang diketuai oleh Kemal. Teman baik Jeffri yang menjadi tim penyerang
"Ayo cepetan. Apa juga gue bilang. Udah pasti banyak yang datang. Mana penggemar Kak Arsya banyak banget lagi" sepanjang perjalanan menuju lapangan, Dita tidak berhenti mengoceh
"Udahlah Dit. Tenggorokan lo ngga kering apa daritadi ngoceh mulu?" tegur Cindy yang tampak biasa saja meski mereka harus duduk di barisan paling belakang sekaligus
"Tuh liat. Sekarang kita ngga tau mau duduk dimana" Dita tiba-tiba menjadi kesal karna semua kursi penonton bagian depan sudah terisi semua
"Duduk di belakang juga ngga apa-apa kali. Sama aja kok" sahut Cindy yang mengedarkan pandangannya
"Apanya yang sama aja? Gue jadi ngga bisa liat jelas wajah tampangnya Kak Arsya dari dekat" Dita terus menggerutu
"Cindy? Dita?" seseorang yang tengah berada di pinggir lapangan meneriaki nama mereka
"Jeffri?"
Jeffri langsung menghampiri kedua gadis itu dan langsung mendapat sorakan dari beberapa penggemar Jeffri yang bisa secara langsung melihat wajah idola mereka
"Kalian datang?" senyuman Jeffri menyambut mereka dengan hangat
"Ia. Tapi kita telat gara-gara Cindy lama banget" celoteh Dita yang tidak terima
"Masih aja bahas itu" Cindy memutar malas kedua bola matanya
"Telat?" kening Jeffri berkerut "Pertandingannya belum dimulai"
"Bukan itu Jeff. Tuh liat" Dita mengedarkan pandangannya pada kursi-kursi depan yang sudah terisi penuh
"Oh. Ayo" Jeffri mengerti dan mengajak kedua gadis itu
"kemana?" kini giliran kening Cindy yang berkerut
"Udah ayo ikut" Jeffri mendahului Cindy dan Dita berjalan yang langsung kembali diteriaki oleh para penggemarnya
"Kalian duduk disini" Jeffri sengaja menyiapkan dua kursi kosong paling depan untuk kedua temannya itu
"Jeffri makasih" Dita tidak bisa menahan rasa senangnya dan langsung menarik tangan temannya itu sambil berlompat-lompat dengan senang
Sorakan riuh kembali terdengar tatkala Dita yang memegang tangan Jeffri membuat penggemar pria itu tidak terima dan meneriaki Dita
Cindy yang terkejut dengan sorakan riuh itu langsung menarik paksa tangan Dita "Malu-maluin aja. Liat tuh penggemar Jeffri jadi marah" gerutunya
Dita terkekeh "Bilang aja lo ikut marah" ledeknya
"Ngga usah banyak omong. Duduk sini" Cindy mendudukkan Dita
Tiba-tiba tim LTW lewat di depan Cindy dan Dita. Arsya menatap sinis pada kedua gadis itu yang sudah menciptakan kehebohan. Cindy memilih acuh dan mengalihkan pandangannya. Sedangkan Dita sudah hampir pingsan karna menahan napasnya setelah melihat Arsya dari jarak tidak lebih dari satu meter
"Cindy?" salah satu dari tim LTW mengenal Cindy
Cindy menoleh dengan wajah menggemaskannya "Ia?"
"Kenalin. Gue Jendris" pria itu mengulurkan tangannya kepada Cindy
Cindy butuh waktu beberapa detik untuk membalas uluran tangan Jendris "Cindy"
"Cepat. Ngga usah ladenin cewek kayak mereka" Arsya menarik paksa tangan Jendris hingga terlepas dari tangan Cindy
"Kasar banget sih" gerutu Cindy yang memegang tangannya karna sempat tertarik oleh Jendris
"Cindy nanti gue temuin lo lagi" seru Jendris dari kejauhan
Cindy hanya menatap nanar pada tim LTW yang sudah melewati dirinya satu persatu. Ia berusaha terlihat tenang meski sebenarnya ia ingin menggerutu. Ia duduk di samping Dita yang terus menatapnya
"Apa sih Dit?" tanya Cindy setelah menyadari temannya terus melihatnya
"Barusan Kak Jendris ngajak lo kenalan?" wajah Dita melongo tanpa berkedip
"Biasa aja kali" Cindy mengusap wajah Dita "Kenal aja ngga gue sama dia"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Suryani Nhena
bucin tau rasa loh😎😎
2021-05-05
1
swarii._
arsya jangan kenjam" ya nak nanti kamu di buat bucin ama emak baru tau rasa 🤣🤣
2021-05-02
2
siti khodijah
si arsya sok banget
mak aq nunggu mereka nikah dan arsya yang bucin🤣🤣
2021-05-02
1