begitu sampai di rumah zainal duduk di ruang tengah. Menyandarkan kepalanya di sofa sambil memejamkan mata.
"Hufff.... bodohnya aku. kemana otakku tadi?!" zainal bergumam sambil mengetuk-ngetuk kepalanya dengan jari telunjuk.
flash back
Bu dokter cantik meminta Zainal untuk mendekat ke arah wastafel. kemudian menyiram tangan zainal dengan air dan memintanya untuk menunggu selama 20 menit. Mata nakal Zainal mencoba mencuri - curi melihat sosok wanita yang membuat hatinya dag dig dug.
Sambil menunggu Zainal mendinginkan tangannya, sang dokter meminta pasien selanjutnya untuk masuk ke ruangannya.
Bu Dokter menanyakan keluhan pada pasien yang baru duduk didepannya dan kemudian memeriksanya.
Sesaat mata zainal melihat kulit pasien yang cukup bikin jijik. Sepertinya penyakit kulit, alergi mungkin, begitu pikir zainal.
Zainal mengalihkan pandangannya ke makhluq Tuhan yang bikin hati Zainal berdebar-debar. Saat bu dokter merasa ada sepasang mata yang mengawasi, bu dokter menoleh. Mata merekapun bertabrakan dan kontan saja zainal langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ia salah tingkah seperti pencopet yang ketahuan sedang berusaha mengambil dompet korbannya.
Bu dokter hanya tersenyum sedikit sekali. mesem lah istilahnya. Kemudian melanjutkan aktifitasnya pada pasien yang ada di depannya. Sayang Zainal tak melihatnya. Kalau dia lihat mungkin.... beuh....
Setelah bertanya banyak hal pada pasiennya, akhirnya bu dokter mengambil kesimpulan.
"ini eksim, jika gatal jangan di garuk berlebihan. Kalau bisa langsung di bersihkan dengan air hangat, dikeringkan kemudian diolesi dengan salep. Lima hari lagi kalau belum ada perubahan tolong kembali lagi. Semoga tidak ada alergi atau kencing manis"
Bu dokter menuliskan resep dan berkata semoga cepat sembuh.
Diapun mempersilahkan Zainal duduk setelah melihat jam. Sudah 20 menit berlalu.
Bu dokter mencuci tangannya kemudian mengeringkannya dengan handuk. Mengeringkan tangan Zainal kemudian mengoleskan salep ke telapak tangan dan jari-jari yang kemerah-merahan.
" Tidak nyeri atau perih kan ?" Tanya bu dokter sambil mengoleskan salep di area punggung tangan sang pasien yang jantungnya berdegup kencang tak karuan seperti genderang mau perang.
Ditengah kegugupannya dia beetanya"Kapan saya harus kembali dok?"
"Sepertinya tidak perlu. Ini luka bakar stadium satu. Penanganan pertamanya sudah tepat. Dalam beberapa hari lagi insya Alloh akan sembuh sendiri.
"Tidak bisa begitu dok, saya harus kembali" Zainal berkata agak sedikit ngegas.
"Maksudnya?" Sang dokter bertanya sambil memiringkan kepalanya sedikit keheranan.
"Beb--beb bagaimana kalau sampai iritasi atau yang lainnya? bukankah saya harus kembali untuk periksa pada dokter?"
Sang dokter pun manggut-manggut.
"Jika demikian silahkan kembali lagi. Tapi saya berharap ini akan sembuh jadi bapak tidak perlu datang ke rumah sakit lagi"
"Kenapa begitu dok, dokter tidak suka menerima pasien? atau tidak suka dengan saya?"
Bu dokter tidak menanggapinya dan memanggil asistennya melalui intercom.
"Bapak ini sudah selesai tolong dipersilahkan keluar dan pasien selanjutnya tolong disuruh masuk"
"Mari silahkan pak! kita selesaikan administrasinya diluar!" kata asisten dokter sambil membuka pintu lebar-lebar.
Zainal pun berdiri meski masih belum ingin beranjak dari duduknya. Ia berjalan beberapa langkah menuju pintu tapi kemudian berbalik kembali mendekat ke arah bu dokter yang sedikit kaget dan mungkin takut, tegang. Bu dokter langsung berdiri dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Zainal mengulurkan tangannya, "perkenalkan nama saya Zainal arifin dokter. Panggil saja Mas Zain atau Mas Al"
Bu dokter yang sedikit ketakutan memegangi dadanya dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya menjabat tangan Zainal sedikit, hanya menempelkan ujung jari tengahnya dengan ujung jarinya zainal dan sepersekian detik dan segera menariknya kembali. " Ani "
"Dokter Ani saya ingin berkonsultasi dok! Ada yang aneh pada jantung saya "
"Pak Zainal waktu anda sudah selesai. Masih banyak pasien yang harus ditangani Dokter Ani" kata asisten dokter yang masih berdiri di depan pintu yang terbuka lebar sejak tadi.
"Tapi saya belum selesai.... Dokter..."
"Anda bisa datang lain kali, silahkan!", kata asistennya sedikit emosi sambil tangannya mempersilahkan keluar.
Zainal melihat dokter itu masih memegang dadanya.
flash back off
Jangan katakan kalau dia takut padaku, batinnya. Zainal menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menyugar rambutnya kebelakang.
"Akkkhhhh...... bodohnya aku, kenapa membuatnya ketakutan pada pertemuan pertama" Ia meremas rambutnya berulang-ulang.
"Kamu kenapa zein?"
"Mama...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Susilawati
Giman dokter Ani ngga takut, habis nya bang Zain langsung ngegas gitu
2022-08-01
0
Ummu Jihad Elmoro
gimana sih babang zain, malah nakutin bu dokternya.. 😂😂
2022-01-06
1