Ribuan kupu sudah terbang dari perut seorang Lady Cassandra. Hinggap di awan hingga tak terlihat lagi sayap-sayap indahnya. Hanya meninggalkan kesepian senyap yang menemani harinya sejak pagi. Ia bermuram durja di kamar besarnya.
Cassandra Henrington, atau kerap dipanggil Cassie adalah putri bangsawan sekaligus saudagar permata kaya raya, Earl of Raleigh, Robert Henrington, yang hampir tersohor di seluruh benua Hispatia. Ia adalah gadis tercantik dan atraktif-meski ia jarang berkumpul di pesta para bangsawan, dan menjadi idaman hampir semua pria bujang di negaranya, Zoya.
Kaya raya, berpendidikan tinggi, berperilaku baik, berwajah cantik serta bertubuh molek yang menjadi idaman seluruh wanita. Seolah kesempurnaan tercurah pada Cassie sejak ia dilahirkan, tak sedikit pun jejak kekurangan dalam hidupnya. Apalagi yang harus ia keluhkan? Kecuali pasangan hidup tentunya.
Selama ini Cassie belum memantapkan tambatan hatinya, meski ia tengah dekat dengan seorang pria diam-diam. Pun begitu dengan sang Ayah, Earl Robert Henrington, yang tak pernah memaksanya untuk segera menikah. Ia merasa belum ada pria yang pantas untuk putri semata wayangnya itu. Walaupun sang putri sudah menginjak usia dua puluh dua tahun. Usia yang cukup untuk menikah di Zoya.
Namun, pagi itu secara tiba-tiba sang earl menghentikan Cassie dari kegemarannya untuk berjalan-jalan dengan teman bangsawannya, Lady Ellen Cassidy. Ada seorang tamu yang akan diperkenalkan padanya. Seorang tamu yang sangat penting.
Diperkenalkan. Kata-kata itulah yang membuat Cassie semakin bertanya-tanya. Pada siapa ayahnya itu akan memperkenalkan dirinya?
Bahkan saat menolak lamaran pria pun, Cassie tidak pernah menemui pria yang melamarnya. Ayahnya selalu menjadi tameng untuknya. Sekarang ia sendiri harus hadir untuk bertemu seorang tamu di suatu pagi yang cerah.
Tidakkah ini aneh jika itu hanyalah kunjungan tamu biasa?
Seharusnya tamu biasanya akan berkunjung di sore hari sekitar pukul tiga. Bukan di pagi hari saat banyak orang sedang asyik dengan kegiatan mereka. Di Zoya, itu hampir tidak pernah terjadi. Pengecualian lagi dengan Ellen, sahabatnya.
Semakin berpikir membuat Cassie semakin muram. Pasalnya, hari ini adalah hari di mana seharusnya ia bertemu dengan Duke of Westley, Richard Hobbs Clifford, pria idamannya yang kini tengah menjalin kedekatan dengannya. Bersama Ellen, seorang Lady yang juga sahabatnya, ia berencana menemui pria itu di salah satu restoran terbaik di Ibukota Zoya.
Sudah tiga minggu pria itu pergi ke medan perang. Memberantas para bandit yang kerap membuat onar di sekitar perbatasan negara Zoya. Negara yang dikelilingi lima negara lain di benua Hispatia; Maurice, Haine, Sawwad, Khemra dan Albazir.
Mereka baru saja saling mengenal dua bulan belakangan ketika bertemu Cassie mengajar di salah satu wilayah Zoya yang terpencil di sudut Westley dan merasa saling tertarik satu sama lain. Namun, ia masih merahasiakan itu semua dari ayahnya.
Cassie baru saja akan memprotes ayahnya dan merayu pria paruh baya itu agar ia bisa diizinkan keluar, ketika suara seorang pria mengejutkan langkahnya dari atas tangga mansion megah itu. Ia menghentikan langkah hanya untuk mendengar lebih jauh dan mengintip.
"Selamat datang, Your Highness..."
Ayahnya membungkuk buru-buru pada seorang pria muda yang berdiri hanya bersama seorang pria lain di belakangnya. Para pelayan langsung membungkuk lebih rendah dan menghentikan semua kegiatan mereka.
"Jangan membungkuk, Earl Henrington. Maaf kedatanganku benar-benar mendadak dan lebih cepat dari perkiraanku. Kuharap aku tidak mengacaukan jadwalmu hari ini." Itu suara pria muda yang tengah memegang pundak ayahnya.
"Sama sekali tidak, Your Highness..."
"Jangan, cukup panggil aku Benjamin saja, Paman. Seperti biasanya." Pria itu tersenyum memotong perkataan Ayahnya yang bersikeras menjaga etiket kebangsawanannya.
Buru-buru Cassie bersembunyi di salah satu pilar besar penyangga tangga mansion yang amat lebar itu. Tubuh mungilnya langsung tertutup sama sekali oleh beton raksasa itu.
Semoga saja tiga orang itu tidak ada yang melihat dirinya.
Anehnya, Cassie merasakan debaran cepat dan bulunya meremang di sekujur tubuh saat mendengar suara pria muda nan tampan luar biasa itu. Seperti diberi kejutan listrik kecil yang menggelitik.
Sungguh aneh! Memangnya siapa dia?
Tunggu! Siapa katanya? Your Highness? Apa itu Benjamin-- Benjamin Wrangler, Pangeran Pertama dari Maurice?!
Cassie tak lagi mendengar mereka, begitu ketiga orang itu masuk ke ruang kerja ayahnya yang disulap khusus hari itu untuk menjamu sang tamu. Siapa sangka jika ternyata yang bertamu adalah seorang pangeran?
Astaga!
Cassie berjalan mengendap, mengabaikan para pelayan yang kembali melanjutkan tugas mereka masing-masing. Beberapa diantaranya sibuk menyiapkan jamuan untuk tamu dan tuannya. Bahkan sang Butler-si kepala pengurus kediaman- rupanya sibuk membantu para pelayan yang akan menyajikan kudapan dan teh.
Merasa tidak ada yang memperhatikan keberadaannya, ia menyusuri lorong kemudian berdiri di depan pintu ruang kerja, tempat pertemuan ketiga orang tadi. Menempelkan telinga pada celah di lubang kunci, ia menguping!
"Jadi, apakah Your Highness benar-benar berkenan mempersunting putri hamba?"
Begitu kalimat itu yang didengar Cassie dari balik pintu kerja ayahnya, tanpa berpikir panjang, jari jemarinya yang lentik langsung bergerak memutar kenop pintu itu. Mengejutkan ketiga orang di dalamnya yang serta merta menoleh ke arahnya.
Ia spontan bertanya dengan agak lancang, "Apa maksudnya dengan mempersuntingku, Ayah?!"
......................
hai.. cerita baru, mohon kritik dan sarannya apakah pembuka cerita ini menarik?
jangan lupa tinggalkan jejak yaa.. thankyou ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Adellin Zandra
lanjutkan... 😎😭👌👌
2022-02-27
0
Niniek Asmaniati
Ini ceweksdh ke GR an ya. pake ngintip, nguping pula lalu nyelonong. Ga sopan amat
2021-09-10
0
Nadia
lumayan seru,lanjut baca
2021-09-05
1