"Lady Cassandra!" Seorang pria paruh baya yang menjadi pengelola tempatnya mengajar, tampak melambai memanggilnya di kejauhan. Kala itu ia baru saja selesai berkutat dengan peralatan peraga usai kegiatan belajar mengajar di sekolah baru di desa yang disinggahinya selama dua minggu ini. Desa yang cukup pelosok di wilayah Westley.
Ia segera mengangguk, bergegas mendekat ke arah pria yang tambun dan sudah beruban sebagian rambutnya, namun menampilkan wajah ramah dan lembut penuh senyuman. Sir Barry Elton.
"My Lady, perkenalkan His Grace Duke of Westley, Duke Richard Clifford."
"Your Grace, ini adalah Lady Cassandra Henrington, pengajar di tempatku sekaligus putri Earl Robert Henrington."
Seorang pria berambut pirang tembaga dengan mata keabuan menatap Cassie dengan wajah tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya, hendak menyambut uluran tangan Cassie. Ia menariknya mendekat, sambil memberikan ciuman khas gentleman sebagai perkenalan pada punggung tangan Cassie. "Senang bertemu Anda, My Lady."
"Senang bertemu dengan Anda, Duke Clifford." Cassie memasang senyum terbaiknya pada pria itu. Ia menerka jika usia Duke itu tidaklah jauh dari awal tiga puluhan atau mungkin belum genap tiga puluh?
Oh, siapa yang tidak mengenal Duke Clifford dari Westley? Richard Hobbs Clifford adalah kepala pasukan kerajaan yang terkenal sebagai pria bujangan terhormat yang banyak diincar wanita Zoya. Setidaknya begitu yang Cassie tahu dari gosip yang diberikan Ellen -sahabatnya - setiap kali mereka membahas berita di Zoya.
Ini adalah kali pertama pertemuan mereka, meskipun berada di satu lingkungan orang-orang kaya, Cassie jarang sekali berbaur dengan para bangsawan. Ia banyak berkutat pada hobinya, mengajar dan menjelajahi imajinasi bersama bintang dan bukunya di malam hari. Hanya Ellen, satu-satunya putri seorang Count di Zoya yang dekat dengannya, sekaligus sang ratu pesta.
Rupanya, pria itu singgah ke tempat Sir Barry Elton untuk melihat kemajuan sekolah baru ini. Maklum saja karena wilayah pelosok ini ternyata masih termasuk dalam wilayah kekuasaan sang duke. Dukedom Clifford yang diwarisinya dari mendiang Ayahnya, John Clifford.
"Nah, karena Anda berdua sepertinya akan cocok untuk bercengkerama selagi saya membereskan sedikit pekerjaan saya di sini, bisakah saya percayakan His Grace pada Anda, My Lady?" Nampak wajah Sir Barry Elton yang penuh permintaan maaf memasang senyum canggung pada Cassie.
Cassie tahu pria itu sangat sibuk mengatur para guru baru di sekolah yang terbilang sangat baru. Pengajarnya pun masih tiga orang, termasuk dirinya. Sementara puluhan murid dari kalangan menengah ke bawah sudah memulai tahun ajaran baru di sekolah ini. Mereka butuh banyak pengajar mengingat rakyat sang duke di sana banyak yang tidak berpendidikan dan sangat antusias.
"Tentu saja, Sir. Anda bisa mempercayakan pada saya untuk menemani Duke berkeliling." Cassie tidak keberatan.
Tentu saja, siapa yang akan menolak untuk mendapat kesempatan berbincang dengan pria ini?
"Terima kasih, My Lady. Nah, Your Grace, maafkan saya harus undur diri, pekerjaan ini sangatlah menyita waktu..."
Duke Clifford tersenyum mahfum. "Tentu saja, Sir. Saya mempercayakan semuanya pada Anda, jadi saya takkan menghalangi waktu Anda."
Sir Barry Elton berlalu, meninggalkan mereka berdua dalam kecanggungan sesaat.
"My Lady?"
"Oh, tolong panggil saja Cassandra jika Your Grace tidak keberatan." Wanita itu tidak ingin bila perbincangannya dengan sang duke berlangsung kaku karena ia terus menerus dipanggil dengan nama keluarganya.
"Kalau begitu, panggil Richard.." Duke Clifford tersenyum senang karena Cassandra bersedia bersikap santai kepadanya. Wanita itu tampak anggun dan elegan dengan segala ramah tamahnya. Jangan lupakan juga, cantik luar biasa. Persis seperti berita yang tersebar dari mulut ke mulut di Zoya.
Cassandra Henrington, putri Robert Henrington- saudagar berlian kaya- yang amat sangat jelita dan mempesona. Terlepas dengan tingginya pendidikan wanita itu dibandingkan gadis bangsawan lain di Zoya, ia memang dikenal agak menutup diri dari pesta-pesta bujangan. Bahkan di usianya yang kini sudah menginjak dua puluh dua tahun. Pantas saja, seorang Richard Clifford yang kerap berada di pesta sana-sini belum pernah bertemu dengannya.
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju tempat di mana ruang-ruang kelas yang digunakan beraktifitas terpampang. Menyusuri koridor sepi yang masih dihuni beberapa orang anak kecil yang tengah membaca di salah satu sudutnya. Agaknya masih malas untuk pulang ke rumah.
"Jadi, apa menurutmu semua perlengkapan di sini sudah cukup, Cassandra?" Richard menatap wanita itu sembari berjalan pelan di sampingnya. "Apakah ada yang harus ditambahkan? Aku perlu mengetahuinya jika ada yang kurang, karena aku menginginkan mereka yang belajar di sini, sama terpelajarnya dengan orang-orang di wilayah Westley yang lain."
Cassie melirik Richard dan tersenyum, "Saya rasa sudah cukup. Beberapa peralatan bahkan masih tersisa cukup banyak di ruang penyimpanan."
"Bagus."
Dan begitulah awal pertemuan mereka yang kemudian berlanjut menjadi pertemuan kedua kali, ketiga dan seterusnya.
Nampaknya Duke Clifford tidak bisa menampik pesona wanita muda bernama Cassandra itu. Ia memilih lebih banyak menghabiskan waktu berkunjung di sekolah baru itu ketimbang pergi berkuda atau mengunjungi teman bangsawannya untuk sekadar bermain catur atau adu pedang.
Dua minggu berikutnya adalah masa di mana kedekatan mereka semakin terlihat. Cassie yang tinggal di estate keluarga Ellen selama mengajar di Westley, seringkali mengajak sahabatnya untuk bertemu sang duke. Tentu dengan undangan sang duke sendiri.
Bukan Ellen- si ratu pesta- jika tidak ikut senang, lantaran ia pun berkesempatan bertemu dengan teman-teman pria sang duke. Dua wanita muda itu seperti menemukan oase baru di padang pasirnya.
"Cassie, apakah kau akan tinggal lama di Westley?" Richard telah semakin terbiasa memanggil Cassandra dengan nama kecil wanita itu dan sebaliknya, menandakan seberapa dekat hubungan keduanya kini.
"Sayangnya tidak, Rich. Esok aku akan kembali ke ibukota begitu tugas mengajarku selesai. Para pengajar sudah didapatkan dan aku akan kembali ke sekolah asal di kota." Cassie menunjukkan wajah sendu karena harus mengatakan perpisahan pada sang duke.
Sebenarnya jarak ibukota dengan wilayah Westley tidaklah jauh. Dengan berkuda atau pun keretanya, seseorang bisa menempuh sekitar 4 hingga 5 jam perjalanan melalui perbukitan untuk sampai. Bahkan Ellen seringkali mengunjunginya ketika gadis itu pulang ke kota bersama ayahnya, sang Count of Nothinghale.
"Kau bisa mengunjungiku ketika ke ibukota, Rich."
"Tentu saja aku bisa. Hanya saja... Kau tahu, aku mengharapkan kau dekat denganku di sini. Jadi aku bisa dengan mudah melihatmu semauku." Richard menatap Cassie sungguh-sungguh.
Cassie tertawa kecil, "Oh Richy... Apa yang terjadi sekarang? Kau tiba-tiba tidak bisa jauh dariku? Jangan membual." Cassie meyakinkan dirinya bahwa sang duke gemar sekali menyelipkan rayuan. Ia tidak tahu sudah berapa banyak gadis yang pria itu rayu.
Richard tersenyum lebar, "Ya, woman... Kau tahu aku selalu ingin melihatmu."
"Cassie!!" seruan Ellen yang sudah setengah mabuk terdengar di belakang Cassie. Membuat Cassie menoleh untuk melihat sahabatnya yang sudah memerah wajahnya.
Astaga, apa yang Ellen lakukan?!
Mereka berada di salah satu paviliun sang duke, bersama beberapa teman pria bujang Richard sore itu. Mungkin Ellen menelan bergelas-gelas cocktail selama berbincang dengan mereka.
"Ellen..." Cassie memegang bahu Ellen, mengukur kadar kesadaran gadis itu.
"Ayolah Cassie, bisakah kita menginap di tempat Duke Clifford?" Ellen tersenyum lebar sembari mengedip sayu, "Aku ingin bersenang-senang!" Ia mengacungkan segelas cocktail di tangannya dengan semangat tinggi.
"Ellen! Jaga bicaramu. Tidak! Kita harus pulang sebelum tengah malam. Kau pasti tidak ingin ayahmu marah besar jika tahu kita pergi kemari selama ia pergi ke kota." Cassie mengambil gelas cocktail sahabatnya itu. Berharap Ellen berhenti mempermalukan mereka berdua.
Sebenarnya, kedatangan mereka atas undangan sang duke sedikit terasa tidak benar. Pasalnya, dua gadis bujangan bertemu para pria bujang dengan pesta kecilnya bukanlah hal biasa di Zoya. Ayahnya pasti akan memarahinya habis-habisan jika mengetahui hal itu.
Namun, Richard Clifford adalah satu-satunya pewaris Duke Clifford sebelumnya yang telah tiada. Pria itu tinggal sendiri di mansion-nya dan bebas melakukan apa saja sesukanya tanpa merasa ada yang berhak menghakiminya. Seperti sekarang ini. Lagipula Westley cukup jauh dari telinga para penggosip ibukota.
Cassie sendiri sesungguhnya hanya ingin bertemu Richard, meski ia ramah namun ia tidak terbiasa menghabiskan waktu bersama para pria bujangan. Terutama pria bujangan. Ia tidak menyukai pesta dengan para bangsawan dan bujangan. Hanya untuk Richard.
"Jika Lady Ellen berniat menginap di sini, aku tidak keberatan. Ada banyak kamar kosong di mansion-ku." Richard mengedipkan sebelah mata pada Cassie.
"Nah, kau dengar itu, Cassie?! Ayolah... Jangan seperti nenek tua di rumah yang sering mengomel itu." Yang dimaksud Ellen adalah kepala pengurus rumah tangga yang merangkap sebagai pengasuh Ellen sejak kecil, sangat dipercaya ayahnya.
Ibunya telah pergi entah kemana setelah menemukan pria lain yang menjadi kekasihnya. Wanita paruh baya itulah yang kerap mengomeli Ellen dan tingkah lakunya.
"Tidak. Kita akan tetap pulang, Ellen." Cassie bersikukuh. "Maafkan aku, Richy. Tetapi kami tidak bisa tinggal, kecuali kau ingin ayahku mendengar isu ini dan menikahkan kita berdua dengan pria bujangan di ruangan ini."
Richard hanya tertawa mendengarnya, "Aku tidak akan menolaknya, My Lady..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Adellin Zandra
lanjutkan
2022-02-27
0
EroSenpai
Ceritanya bagus.
2021-09-01
1
Nunu Pertiwi
seru nihhh
2021-07-28
1