..." Saya terima nikah dan kawinnya Moza Artana Dama Binti Ardi Dama dengan mas kawin tersebut, tunai. "...
Meskipun sempat merasa gugup dan sangat tegang menjelang prosesi ijab kabul. Namun akhirnya Hega mampu mengikrarkan dengan tenang dan lancar dalam satu tarikan nafas kalimat kabul yang mengiringi kalimat ijab yang diucapkan sang ayah mertua.
Prosesi akad nikah yang begitu khidmat dan mengharukan. Bahkan tangis haru ikut menyertai prosesi tersebut.
Dan diiringi seruan kata 'sah' dari seluruh saksi acara sakral itu, maka resmi sudah Hega mempersunting gadis yang paling ia cintai.
Saat proses ijab kabul telah berhasil terlaksana, maka segala tanggung jawab sang ayah atas putrinya menjadi berpindah ke bahu sang mempelai pria.
Kedua mempelai kini tengah saling menatap dalam diam, tampak jelas sorot mata haru dan bahagia tersirat dalam manik mata keduanya.
Seolah tidak ada kata yang tepat untuk bisa menggambarkan betapa besar kebahagiaan yang tengah mereka rasakan saat ini.
Senyum bahagia tidak juga sirna dari bibir sepasang pengantin baru itu, Hega bahkan seperti enggan memalingkan pandangannya dari wajah cantik sang istri.
Rasanya ingin segera ia bawa kabur istri cantiknya itu, dan memeluknya dengan erat karena rasanya masih seperti mimpi akhirnya ia bisa bersanding dengan gadis kesayangannya.
▪ ▪ ▪
Menjelang jam dua belas siang, satu per satu tamu mulai meninggalkan rumah keluarga Dama. Hanya tinggal beberapa anggota keluarga dan sahabat dari Hega dan Moza.
Serta beberapa ibu-ibu tetangga kompleks yang ikut membantu membereskan sisa-sisa perjamuan.
Semua anggota keluarga besar Saint juga sudah lebih dulu undur diri untuk kembali ke mansion Suryatama. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebelum kembali ke ibukota dan melanjutkan perhelatan pesta resepsi pernikahan Hega dan Moza.
Selepas bebersih badan, Hega bersama ayah mertua dan adik iparnya, tak lupa juga Julian dan Bara tentunya, menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat Jumat.
Derka dan Dimas tidak ikut serta karena kedua pemuda itu sudah terlebih dulu undur diri selepas menyaksikan prosesi akad nikah.
Sedangkan Moza, dibantu oleh bunda dan juga Dea tengah berada di kamar Moza, mengganti kebaya yang dikenakannya dan melepas satu per satu aksesoris di kepalanya.
Setelah itu bunda Ayu meninggalkan Moza dan Deana berdua di kamar putrinya yang sudah disulap menjadi kamar pengantin bernuansa putih.
Tempat tidur Moza yang semula berukuran sedang sudah berganti ranjang berukuran kingsize, sengaja didekorasi menggunakan kelambu transparan bernuansa putih dan emas yang diikat ke setiap tiang tempat tidur, menambah kesan cantik dan spesial.
Tidak lupa kelopak bunga mawar merah yang ditaburkan di atas sprei putih, dan dilengkapi beberapa lilin aromaterapi yang menghiasi beberapa sudut ruangan.
Memberikan aroma wangi yang menenangkan.
Ayu melarang Moza yang hendak ikut membantu beberes di lantai satu. Membiarkan saja putrinya beristirahat ditemani oleh sahabatnya.
" Mooo. . . " Rena dan Amira yang baru saja muncul setelah asyik berselfie ria.
Saat keduanya hendak mendaratkan pantat mereka di ranjang bernuansa putih milik Moza, namun pergerakan mereka terhenti oleh teriakan murka Deana, " Eeehhhh. . . STOP disitu !!! "
Sontak Rena dan Amira reflek menghentikan pergerakan mereka dan berpose ala patung, membuat Moza yang juga sempat terkejut dengan teriakan Dea langsung terkikik kecil melihat ekspresi kedua sahabatnya yang diam membeku dengan posisi yang setengah berdiri.
Bisa dibilang pose mereka saat ini sedikit absurd. Pose mereka benar-benar membuat orang ingin tertawa, bagaimana tidak ?! Rena dan Amira terlihat seperti angsa, dengan lutut setengah menekuk dan pantat yang mengambang di atas tepian ranjang. Bisa dibilang setengah duduk dan setengah berdiri, coba aja tuh pantat megal-megol, mereka berdua sudah pasti mirip bebek yang lagi mandi di kali (baca:sungai).
Dea menatap horor kedua sahabatnya yang tampak berekspresi cengo tak mengerti apa kesalahan mereka yang membuat wajah Dea segala itu.
" Kenapa sih ?! " Sewot Rena, namun entah kenapa gadis itu masih bertahan di posisi konyolnya.
" Kenapa kenapa ? Dasar gak tahu situasi lo pada. " Maki Dea tak kalah kesal.
" Apaan sih Dea, ihhh. . . Capek nih gue habis foto-foto di bawah. Mau rebahan bentar kali. " Seloroh Rena diiringi anggukan kepala dari Amira, dan keduanya kembali dalam posisi berdiri tegap dengan tangan bersedekap di dada ditambah wajah cemberut.
" Mau duduk ? Tanya Dea dibuat semanis mungkin, padahal dalam hati ingin sekali menjitak kepala kedua temannya, Rena dan Amira kompak mengangguk. " Duduk sana di sofa ! Jangan duduk di kasur ! " Titah Dea ketus seraya menunjuk sofa panjang berwarna peach di salah satu sudut ruangan.
" Kenapa emangnya ? "
" Dasar bloon, emang lo pengantennya apa ? Mau nyicipin ranjang penganten baru hah ?! " Hardik Dea, mengarahkan dagunya menunjuk ranjang yang sudah dihias sedemikian rupa.
Rena dan Amira kompak menoleh, " Ehhh, maaf maaf. " Rena tercengir kikuk sambil menggaruk belakanng telinganya, kemudian mengikuti Amira yang sudah ngacir terlebih dulu dan menjatuhkan pantatnya di sofa.
Siyalan, gue ditinggal. Batin Rena kesal.
" Kalian darimana aja sih ? " Dea menggerutu karena sedari tadi tidak nampak batang hidung kedua gadis itu.
" Biasa nih, miss indagram. Foto mulu di bawah tadi. " Cibir Amira sambil melirik sahabat centilnya.
" Ye, lo juga ikutan kali, umik. " Seloroh Rena tidak terima disalahkan seorang diri.
" Hadeh, dasar tukang narsis. " Omel Dea diiringi decakan malas.
" Hehe, mumpung lagi ada backdrop oke buat foto pake gaun kita ini loh, sekalian endorse gitu. Siapa tahu ntar laku keras nih gaun. " Dasar otak-otak promosi memang Renata ini, sampai acara pernikahan sahabatnya pun dijadikan ajang promosi produk.
Ya untuk gaun yang dipakai ketiga sahabatnya memang adalah salah satu produk dari H-Mo Boutique. Sedangkan untuk gaun pesta barulah memakai gaun yang dipesan dari C & F Boutique yang mereka kunjungi beberapa waktu lalu.
" Hahaha, dasar otak dagang lo. " Dea malah terbahak. " Bagus bagus bagus. " Namun kemudian memuji seraya mengacungkan kedua jempol nya ke arah si otak dagang, alias sie marketing H-Mo Boutique, siapa lagi jika bukan Renata.
" Eh, Mo. " Sambar Renata, menatap sahabatnya yang tengah menyisir rambutnya setelah melepas sanggul dan semua hiasan kepalanya, merapikan rambut yang masih sedikit kusut karena efek hairspray.
" Hem. " Menjawab tanpa menoleh dan masih fokus dengan aktifitas menyisir rambut.
" Jangan lupa ceritain sama kita ya nanti ! " Celetuk Rena sambil menaik turunkan alisnya genit.
Moza melirik pantulan Renata dari cermin, " Apaan ? "
" Akh, lo mah gitu. " Rena malah manyun gak jelas, padahal kan dia sendiri yang mengatakan hal yang tidak jelas alias ambigu dan membuat sahabatnya itu bingung.
Moza menghentikan sejenak aktifitasnya, dan menatap aneh ke arah Rena melalui cermin, " Apa sih Re ? "
" Ya itulah, apa lagi coba ? "
Merasa belum memahami maksud sang sahabat, Moza seketika berbalik badan menghadap sofa tempat Rena dan Amira duduk, " Apa ? Aku gak ngerti. " Tanyanya dengan satu alis terangkat naik.
" Malam pertama lo lah, apa lagi coba, cih. . . " Gerutu Rena dengan bibir menyebik.
G L E K . . .
ASTAGA, manik mata Moza membulat seketika, seolah teringat jika ia melupakan satu hal paling penting setelah menikah.
Yaitu malam pertama.
Aaaaaa. . . Mendadak gadis itu malah gelisah bukan main. Bahkan sisir di tangannya terlepas dari genggamannya dan terjatuh di kakinya.
" Eh, kenapa muka lo gitu amat ?! " Tanya Dea yang heran melihat perubahan mimik wajah sahabatnya.
" Eh. " Moza langsung tersadar dan kembali menatap ketiga temannya bergantian, " Dea, aku lupa soal itu. "
" Apa ? " Tanya Dea ikut kebingungan.
" Apa lagi ? Ya tentu aja hal yang barusan kalian bahas itu. "
" Eh ? " Dea melirik Rena sekilas, kemudian kembali menatap Moza dengan kening mengerut, " Maksud lo malam pertama ? "
Moza mengangguk.
Dea melengos malas, " Yah gimana mau inget, orang malam pertamanya juga masih entar malam. " Gerutu Dea sembari memutar bola matanya.
Namun sedetik kemudian Dea langsung kembali menatap Moza dengan tatapan curiga, " Hei. . . Jangan bilang lo udah nyicil malam pertama duluan lagi ? " Celetuk Dea ngegass tak lupa menodongkan jari telunjuknya ke arah Moza.
Plak. . .
...~ Bersambung ~...
💙 Haloha, Senin gini ada yang mau kasih akuh kembang 🌹 ma kopi ☕ gak ya 🙈🙈🙈
Gak maksa loh, cuma ngarep. . .
Kalo gak ngasih ya aku rapopo.
Tapi minim kasih jempol 👍 sama koment nya dong 😘😘
Jangan pelit, puasa2 medit. . . Tak sumpahin kolor situ sempit 😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Emak~Emak Hoby ngeHaluuu 📚
up lagi kak, udah aku kirim gift kembang ma kopinya semangat up up up
2021-05-04
1
SL
up lagi dong
2021-05-04
1
Çhè Ŕìñ 🌷💞
kembang dulu ya thor, kopinya ntar aja, masih ngumpul poin. Hehe
semangat 💪💪
2021-05-04
1