Episode 5
Leon ikut pergi begitu Cia agak lebih jauh darinya, tiba-tiba dia jadi penasaran dimana letak rumah Cia, hingga dirinya bertemu dengannya di kawasan daerah perumahan rumahnya.
“Kenapa dia lewat jalan gang rumahku? “ gumamnya saat melihat Cia melewati depan rumahnya.
Leon terus mengikuti hingga berjalan di jalan yang sempit, “kenapa jadi blusukan kayak gini sih? “
Sampai dimana Leon melihat Cia memasuki sebuah rumah sederhana. Leon, menengok ke kanan dan kiri, ternyata daerah rumahnya di kawasan tepat di belakang rumah miliknya. Sekumpulan rumah sederhana berarti jalan tadi hanya jalan tembusan saja. Leon tidak menyangka kalau rumah mereka saling berdekatan, akhirnya dia pulang setelah tahu dimana rumah Cia.
“Leon, kamu dari mana saja? Papi cariin kamu tapi gak ada, “ tanya papinya
“Leon keluar ke depan cari angin segar pa, emang ada apa kok nyari Leon?! “ ucap Leon
“Tadinya mau ngajak kamu nganterin Bobo ke Spa pet tapi udah selesai. “ katanya, Leon mengangguk lalu kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
Keesokan harinya, semua kembali disibukkan dengan tugas kantor, begitu juga dengan Cia, dirinya disambut meriah oleh tumpukan kertas yang bejibun itu.
“Nad, ini bener ya meja aku? Gak salah meja aku kan? “ tanya Cia yang menoleh kearah Naday.
“Ya bener kali, kau kira itu meja punya siapa? “ Naday memutar bola mata.
“Serius? Baru aku tinggal 2 hari udah segini banyaknya, “ Cia menghitung berapa banyak tumpukan kertas yang ada di mejanya itu.
“Ngelembur nih jadinya aku? “gumamnya
“Lalu mau kau bagaimana Cia sayangku?? “ geram Naday
“Mau aku ya, kita saling berbagi dan meringankan tugas satu sama lain. “ ucap Cia sambil cengegesan .
“Big no Cia, kamu lihat gak, ini juga ada banyak kertas yang perlu aku selesaiin. “ Cia menhela nafas kasar, tak ada cara lain selain menyelesaikannya sendiri.
Jarum jam terus berputar hingga menjelang sore, Jam menunjukkan pukul 4 sore, namun Cia hanya bisa menyelesaikan setengah dari tumpukan kertas itu. Beginilah beratnya jadi pegawai kantoran.
“Cia, aku pulang dulu ya, kau hati-hati saat pulang nanti. “ pamit Naday meninggalkan Cia sendirian meskipun ada beberapa orang yang juga ikut melembur bersamanya dalam satu ruangan terbuka.
“Apes amat sih, “gumamnya lalu kembali mengetik.
*
Leon juga akan pulang, sebelum itu, dia akan memeriksa ruangan karyawannya. Leon juga sangat perhatian terhadap pegawainya, dia akan memberikan bonus bagi orang yang mau menyisakan waktu untuk menyelesaikan sisa tugas kantornya. Itu membuktikan bahwa mereka benar-benar berkontribusi dengan perusahaan. Leon yang melihat sekitarnya, dia menatap sosok Cia yang yang sangat fokus kearah monitor komputer.
“Dia lembur? Bukannya dia habis sakit ya kemarin? “batinnya
“Dia terlalu memaksakan diri saat bekerja. “ imbuhnya lalu melenggang pergi.
Begitu jam menunjukkan pukul 6 , langit juga sudah menggelap. Cia pun bergegas pulang sepertinya dia akan pulang sendirian kali ini.
“Kayaknya aku pulang sendiri. “ gumamnya pergi meninggalkan kantor dan berjalan di pinggiran trotoar jalan.
“Pesen GO-JEK aja kali ya, bahaya juga kalo pulang sendirian kayak gini. “ akhirnya Cia duduk di halte sambil menunggu gojek panggilannya.
Leon yang tadinya ingin pulang mengurungkan niatnya, tiba-tiba dia kepikiran dengan Cia, jadinya dirinya menunggu di dalam mobil hingga Cia keluar dari kantornya.
“Nah itu dia, “ kata Leon begitu matanya menangkap sosok Cia yang keluar dari kantor. Dia ingin menghampiri wanita itu namun ada sisi ragu yang datang ke hatinya.
Leon pun mengikuti dari belakang dengan jarak yang jauh agar tak ketahuan. Melihat Cia yang memesan GO-JEK dia masih juga mengikuti dari belakang dan berjaga jarak.
“Kan bisa bahaya wanita berduaan seperti itu. “ ucapnya namun matanya fokus pada kendaraan yang jauh darinya itu.
Tibanya di rumah, Leon membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya. Jati dirinya masih belum mau menyadarkan maksud dari perubahan tingkahnya sendiri. Belum waktunya untuk Leon sadar akan sikapnya.
Tok.. Tok.. Tok...
“Le, kamu ada di dalam kan? “ ujar maminya dari luar kamar.
“Kenapa Ma? “ sahut Leon sambil membukakan pintu kamarnya. Sosok mainya yang tersenyum, membuat kening Leon mengerut.
“Leon ikut Mami sebentar yuk, ada yang mau main tunjukin nih. “ kata maminya yang langsung menarik tangannya turun ke lantai bawah.
Leon melihat ada tamu akan tetapi apa hubungannya dengan Leon, bahkan dirinya tidak mengenal wajah tamunya.
“Han, ini loh anakku, ternyata dia ada dikamarnya, “ ucap mamiku, Leon masih diam saja dan belum paham kenapa maminya itu mengenalkannya pada tamunya itu.
“Ma ngapain Mami ngenalin ke aku? Emang Leon kenal sama mereka?! “ Bisikan Leon di telinga maminya.
“Kamu memang tidak kenal makanya Mami kenalkan. “ bisik maminya lagi.
“Ma, Leon males banget, udah ya biar Leon balik ke kamar. “ balasnya membisik
“ Ck... Nurut sih sama Mami kali ini ya! “
Semua orang yang ada di ruangan ini, bingung dengan kedua tingkah ibu anak yang saling berbisik membicarakan sesuatu.
“Kalian ini lo, kenapa bisik-bisik kayak gitu? Bikin papi penasaran tahu gak. “ sela Papi Leon, ia merasa tak enak dengan tamunya yang masih menatap keduanya.
“Eh iya ya, sampek lupa Mami jadinya, sudahlah Leon sini duduk disebelah Mami. “
“Kenapa harus Leon sih Ma, Papi juga mau duduk disebelah Mami juga! “ Sanggah papi, Mami Leon yang mendengar hal itu, memukul lengan suaminya kesal.
“Jangan malu maluin Mami, Pa! “ ucap Mami dengan menekankan setiap kata dari kalimat peringatannya. Suaminya hanya berdecak kesal terhadap istrinya itu, rasanya tidak ada manis-manisnya.
Leon tidak menggubris tingkah kedua orang tuanya itu. Dia masih berdiam diri merasa bosan dengan suasana seperti ini.
“Leon, kenalin ini keluarga dari teman mami papi saat kuliah, dan yang cewek itu anaknya mereka. “
“Terus Ma, Hubungannya sama Leon apaan memangnya? “ Sebenarnya terkadang Leon selalu dibuat gemas oleh orang tuanya, jadi dia memerlukan stok kesabaran yang unlimited.
“Yang sopan dong ah... “maminya menatap tajam Leon namun tak dihiraukan oleh Leon.
Tamu itu bahkan masih menyimak obrolan dari keluarga Leon. Dilihat saat pertama kali saja sudah menarik perhatian keluarga Jarendra.
“Bu, udah gak papa, namanya juga masih pertama bertemu, pasti merasa risih juga. “ sela Ibu Sandra yang tersenyum tipis.
“Maafkan saya ya, biasa kalau anak laki seperti Leon jarang berinteraksi dengan wanita. Eitss... Tapi masih normal kok Bu Sandra. “ Mami terkekeh, Leon sudah malas untuk merespon hal tak penting seperti ini. Tiada hari tanpa menggoda begitulah maminya Leon.
“Mom, Aku ingin berkenalan dengannya, “ bisik perempuan itu kepada Bu Sandra dan langsung disetujui.
“Emmm, perkenalkan namaku Seysa Jarendra, panggil aja Seysa. “ Ukuran tangan dari Seysa pada Leon yang awalnya Leon tak berniat untuk membalasnya, tapi Maminya sudah memberi kode agar segera membalas jabat tangan tersebut.
“Leon Bagastiarsy panggil Leon. “ singkat, padat dan Jelas. Leon untuk pertama kalinya akan sangat canggung dan tergantung dirinya ingin bagaimana cara berinteraksinya.
“Nama yang bagus Leon, “ puji Seysa dan jabat tangan itu terlepas.
“Ma, aku balik ke kamar dulu, tante om saya duluan. “ ujarnya alibinya agar terlihat sopan saja, padahal sesungguhnya dia merasa sangat canggung dan bosan sekali.
.
.
.
.
.
jika suka jangan lupa untuk like, komen dan vote kalian...
biar author semangat up nya... 🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ♚⃝҉𓆊ᴅᴇᴡᷢɪͣ ғͭᴏᷡʀͣᴛᴜɴᴀᴀᷟ
2 like dulu ya! feedback too
2021-06-27
0
Yoo_Rachel
boom like 5 yah
MOHON IZIN NYEMPIL YAH KAKAK...🙏
---🌺💐🌹🌼---
Mari Kakak semua, jika berkenan tengok novel aku yang berjudul:
📗MENIKAHI MUSUH KERAJAANKU SESON 1 & 2
📘THE POWER OF FIRST LOVE
(Baca SINOPSISnya dulu yah, Karena TAK KENAL MAKA TAK SAYANG)
See You in The Comment..🙏
2021-04-30
0