episode 2

Episode 2

Seminggu kemudian...

Sambil menunggu panggilan wawancara kerja,  Cia mencari kerja sampingan untuk menambah pemasukan.  Bertambahnya usia semakin bertambah pula pengeluaran seharian,  untung saja dia sudah wisuda sarjana,  kalau tidak cuma-cuma  dia lulus kuliah bukan?

Kini,  Cia bekerja di sebuah cafe yang cukup lumayan ramai pengunjung. Gaji dibayar perhari jadi,  bisa kapan saja Cia mengundurkan diri dari pekerjaan ini.  Berlari kesana kemari sambil berteriak memang menguras tenaga sekaligus mudah cepat lelah. 

“Yuk Bang...satu es teh sama ayam geprek super pedes! “ teriak Cia membacakan pesanan pelanggannya.  Hari ini cafe sedang sepi-sepinya jadi semua pekerjaan tidak dilanda kesibukan.

“Tunggu sebentar ya masnya,  pesenan sedang dibuatkan, “ ucapnya lebih lembut terhadap pelanggan disampingnya.

“I.. Iya mbak. “ Jawab pelanggan itu,  dia tersentak kaget saat mendengar teriakan wanita cantik itu.  Dia kira wajah cantik akan berkelakuan cantik dan anggun namun ekspetasi berbeda dari kenyataan.

Usainya bekerja seharian,  badan Cia berasa lengket dan tak nyaman,  dia ingin lekas mandi dan mengistirahatkan tubuhnya agar segar kembali.

“Kenapa aku belum ada pemberitahuan apapun ya?  Biasanya juga meskipun kena gak kena tetep ada pemberitahuan, “ matanya memandangi langit-langit atap kamarnya.  Ia menerawang masa depannya yang tak jelas bagaimana jadinya, hidupnya ini!

“Moga-moga aku bisa lolos dan cepat -cepat kerja. “ Cia pun tertidur pulas.

*

Leon yang meneliti semua biodata bahkan resume dari para pelamar kerja,  wajahnya sekarang ini terkadang menunjukkan ekspresi puas kadang pula tidak puas.

“Ini mau ngelamar kerja di kantor apa mau jadi model fashion sih! “

“Mukanya pada cemong semua bikin risih diliatnya,  Fan... Afan! “ Leon yang berniat ingin protes tentang para pelamar kali ini.

“Ada apa bos?  Ada yang bisa saya bantu? “ Afan berdiri sigap dan akan selalu sigap dimana bosnya butuh dirinya.

“Bagaimana bisa pelamar kerja kantor banyak modelan lo*te gini sih?! “ wajahnya menampakkan ketidaksukaan mendalam.

“Kalau itu saya tidak tahu bos,  bahkan di persyaratan untuk melamar kerja tidak ada peraturan bahwa tidak diperbolehkan merias wajah. “ kata Afan

“Kenapa kau tidak merevisi persyaratan lamarannya? “ lagi-lagi kekesalan seorang Leon tertumpahkan kepada Afan.

“Maafkan saya bos yang kurang memperhatikan hal ini. “ sesal Afan yang sedang merutuki keteledorannya akan hal ini.

“Sialan,  karena kerjaan yang menumpuk jadi kurang ngeh sama masalah ini,  ampun dah! “ Batinnya

“udahlah nanti biar aku langsung turun tangan saat wawancara. “ keputusan sudah diambil oleh Leon,  dia tidak mau semua pegawai kantornya menjadi tempat berkumpulnya para lo*te tak jelas.

Banyaknya pekerjaan hari ini, menjadikan waktu terundur  begitu sehari sehingga, baru keesokannya bisa dilaksanakan wawancara bagi yang lolos resume.

*

Ting...

Dentingan suara pesan ponsel terdengar,  Cia buru-buru membuka ponselnya,  ia juga dibuat menunggu oleh pihak kantor itu,  sekian lamanya akhirnya dirinya tidak digantungkan.

“Nah yang ditunggu muncul juga, “

Bola matanya bergerak mengikuti rangkaian kalimat di layar ponselnya.  Selesainya membaca isi pesan,  Cia meloncat bahagia penantian yang mendebarkan,  terbalas dengan rasa puas oleh respon isi pesan.

Selamat anda diterima pada penentuan seleksi resume, dan akan berlanjut pada tahap wawancara yang diadakan:  Selasa,  jam 7 pagi di aula kantor,  berpakaian kemeja dan celana kain atau rok dibawah lutut,  sekian terimakasih...

“Bu.. ibu... Cia keterima seleksi resume,  Aaaaa....  Seneng banget Cia bu! “ suara menggelegar memenuhi setiap celah rumah Cia.

“Kamu tuh Cia,  bisa ngak sih kalau gak usah teriak-teriak gitu,  bikin telinga ibu tuli nih, “

“Udah budeg,  bisa tambah budeg nanti.“ imbuhnya

“hehehe maap atuh... “ Cia menggaruk kepalanya pada bagian yang gatal.

“Kutuan kamu?  garuk-garuk kayak gitu?! “ tuduh ibunya

“Enak aja asal nuduh,  sorry ya bu,  wanita cantik macam Cia ya ngak kutuanlah,  jijik kali... “ Cia bergidik ngeri membayangkan kutu menempel di rambutnya.

“Terus ada apa kamu teriak gak jelas tadi?! “ tanya ibunya yang mendudukkan diri di kursi.

Cia yang bahagia gak kentungan itu,  juga ikut duduk di dekat ibunya.

“Gini lihat bu,  Cia akhirnya keterima seleksi resume di kantor yang terkenal itu loh! “ Cia sangat bersemangat atas hal ini, ia memperlihatkan bukti pesan di ponselnya.

“Beneran nih Ci? “ ibu Cia terkejut akan berita ini.

“ Ya iyalah bu,  masa bohong sih Cia, “ Cia memutar bola matanya malas

“Wihhh.... Hebat kamu Cinta,  selamat ya Nak,  bangga deh ibu jadinya, “ ucap ibunya

“Ohh... Jadi selama ini ibu gak bangga sama Cia ya? “ Cia yang menyadari ucapan ibunya malah kesal sendiri.

“Ya nggak gitu toh Cia,  canda ah ibu! “ Ibu Cia pun mengelus puncak kepala Cia penuh sayang,  bagaimana bisa dirinya tak bangga dengan anaknya ini,  apapun yang ia lakukan untuk keluarga,  begitu membanggakan sekali jika itu yang baik.

“ya udah sekarang kamu siapkan keperluan untuk besok ya! “ hitam ibu langsung terlaksana cepat jika dengan Cia.

*

Keesokannya...

Di pagi hari,  sebuah kamar yang luas nan megah serta mewah,  Leon yang bersiap akan pergi ke kantor.  Ia ingin menyambut langsung para calon pegawainya,  yang pasti dia harus tampak gagah dan bijak di mata orang luar.

“Dahlah,  udah cakep kayak gini mau diapain aja tetep cakep. “ ujarnya lalu keluar dari kamarnya.

“Pagi mam,  gimana paginya mami?” Leon sangat menyayangi anggota keluarganya,  ia tidak akan mensia-siakan setiap kesempatan yang ada. 

Prinsip yang dia tanamkan adalah waktu kematian tidak ada yang mengetahui selain Tuhan,  kesempatan memang selalu ada jika kita gunakan sebaik mungkin.

“Pagi anak mami,  seperti biasa pagi mami selalu sama melayani suami dan anak mami injak. “ katanya

“Aduh... Mam,  jangan ngegombal pagi-pagi kayak gini deh! “

“Aku jadi berbunga-bunga kan. “ lanjutnya sambil tersenyum cerah.

“Bisa aja kamu itu Le! “ Mami Leon sudah siap dengan sarapan dan terakhir memanggil suami kesayangannya itu.

“Papi... sarapan udah siap loh! “ teriak Maminya

“Iya Mam, otw turun nih! “ jawab Papi

Akhirnya mereka sarapan bersama dengan tentram,  membiasakan diri makan dalam diam jika tidak ada hal penting untuk dibicarakan. Semuanya pun disibukkan kembali dengan rutinitas sehari-hari.

Leon yang menatap setiap bangunan yang ia lewati dari dalam mobilnya,  tidak sadar jika ia sudah tiba di halaman kantornya.

“Bos... Bos... Boss Leon!! “ supir yang bertugas bahkan dibuat kesal,  namun dia tidak menampakkan kekesalannya,  jika ketahuan makan buyar sudah kehidupan keluarganya.

“Oh ya,  maaf saya ngelamun pak! “ ucapnya lalu keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung kantor menuju ruangan pribadinya.

Jadwal selanjutnya,  Leon akan mengurus semua para pelamar yang ia seleksi dengan cermat termasuk dengan firasatnya yang ikut serta menyeleksi.

“Fan,  kamu persiapan dan giring semua calon karyawan ke aula,  aku akan menyusul kesananya. “ kata Leon lalu fokus lagi ke monitor komputer di mejanya.

“Baik bos. “ jawabnya berlalu pergi.

*

Di aula kantor yang luasnya melebihi luas kamplingan rumahnya sendiri,  mulutnya tak berhenti menganga lebar akan tempat itu.

“Gila,  luas banget nih,  kalah nih rumah aku yang gak seberapa. “

“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, “ ujar seseorang mengagetkan Cia yang tenggelam dalam pikirannya.

“Astaga!!,  ya Allah mbak-mbak jangan bikin orang jantungan bisa gak sih! “ sungut Cia yang masih mengelus dada.

“Hahahah... Maafin aku,  pasti kali pertamanya kamu ya,  lihat beginian?! “ tanyanya,  Cia menggangguku membenarkan hal itu.

“ Aku udah biasa sih,  karena kerjanya di hotel melulu! “ ujarnya

“oh gitu mbak, “

“Gak usah panggil mbak segelalah, geli aku ndengerinnya, “

Tiba-tiba,  suara menginterupsi obrolan keduanya,  menampakkan seorang pengantin yang tidak kalah tampan nan mapan itu.

“Selamat pagi menjelang siang,  saya disini akan memberi pengumuman untuk wawancara kali ini,  disini kalian semua akan menunggu giliran sebelum di wawancara,  bos kami sendiri yang akan turun tangan,  dan tahun ini akan berbeda dari tahun yang lakukan,  jadi persiapkan diri anda sekalian. “

Ucapnya kemudian turun dari panggung di depan sana,  Hal sama dirasakan oleh calon karyawan di aula,  jantung yang tak berhenti berdetak,  berhenti pun kita akan mati di tempat.

“Kau deg-degan? “ tanya wanita itu?

“Hmm,  sangat, aku harap aku bisa lolos dan segera bekerja disini. “ ucap Cia

“Aku pun begitu juga, “

.

.

.

.

.

jika suka jangan lupa like, komen, dan vote kalian ya...

biar tambah semangat up aku😅

Terpopuler

Comments

mutoharoh

mutoharoh

semangat cia

2021-06-26

0

IF

IF

sabar Afnan 😁.

btw kutu itu binatang yang bisa dan hobi baca kan Akak 🤭. Becanda Akak😅.

lanjuuttt

2021-06-21

0

lineg boboo

lineg boboo

ada sedikit revisi dari sinopsis nya, maaf kalau tidak sesuai ya🙏

2021-06-15

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 82 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!