Mobil memasuki persimpangan tiga, berbelok ke arah kiri sebuah gang. Semakin kental terasa aroma penderitaan.
Setelah memasuki gang kurang lebih 200 meter tepat di depan sebuah rumah eh mungkin lebih tepatnya gubuk, mobil Om Suhadi berhenti. Rumah bertiangkan kayu olahan sembarang, berdindingkan pallet dan beratapkan asbes yg sudah keliatan rapuh.
Pintu rumah setengah terbuka, dan terdengar Music Player diputar mengalunkan suara sang Legend Om Iwan Fals.
Dalam hati Rudi bicara, "ini pasti rumahnya."
Dan benar saja, seorang anak muda yg mirip dengan Rudi keluar dari rumah. Mungkin karena mendengar suara hati Rudi eh salah maksudnya suara Mobil.
Agak menyipitkan matanya, Doni menatap ke arah Rudi. Setengah berlari Doni menghampiri Mobil dan Rudi juga turun dari Mobil dan berjalan agak lebih lambat. Kalau diperagakan mungkin seperti kisah dua bersaudara di film India yang sudah lama berpisah tiba-tiba bertemu di antah berantah.
Untung saja Rudi tak membawa Tas, andaikan Dia membawanya. Bisa jadi tasnya sampai terjatuh agar lebih dramatis.
Mereka berangkulan melepas rindu, terlihat jelas suasana haru biru mewarnai pertemuan mereka.
Di hati Rudi mungkin sangat terenyuh melihat keadaan adiknya, sementara Doni merasa seperti melihat tetesan embun jatuh di tanah yang gersang. Itu mungkin perkiraan bagi orang yang menyaksikannya tapi tidak tau apakah itu benar. Hanya mereka berdua yang tau sebenarnya.
"Mari masuk Om, Bang." ucap Doni setelah melepas pelukan sang Abang.
Rudi dan Om Suhadi berjalan mengikuti Doni menuju rumah.
"Assalamu'alaikum." ucap Rudi.
"Wa 'alaykum salam." sahutan dari dalam rumah.
Ternyata selain Doni, masih ada satu org di dalam rumah tersebut. Namanya Dirga, yang datang dari arah dapur menyongsong Rudi dan Om Suhadi.
"Wahh ada tamu ternyata, silahkan duduk Om, Bang" ucapnya dengan ramah dan senyum yang tulus.
Dia lalu berjabat tangan degan Om Suhadi dan Rudi serta tidak lupa memperkenalkan dirinya bernama Dirga, pas berjabat tangan dengan Rudi.
Karena Om Suhadi dan Dirga sudah lama kenal jadi tak perlu perkenalan lagi. Dan Rudi juga memperkenalkan namanya.
"Nama saya Rudi, saya Abang kandungnya Doni" ucap Rudi singkat tapi dengan mimik wajah yang akrab.
Setelah perkenalan diri, mereka bercerita satu sama lain. Yang pastinya paling banyak bicara dan bertanya adalah Rudi. Karena masih terlalu sedikit hal yang diketahuinya seputar kehidupan di Batam ini.
Hari semakin siang, sekitar pukul stengah 11. Tiba-tiba Om Suhadi minta izin pamit, karena Dia mau jemput anak sekolah. Bersamaan Dirga juga mohon diri ke belakang rumah, yang ternyata mereka ada kebun sayuran di sana.
Tinggallah kini dua bersaudara di dalam rumah.
Mereka bercerita sangat akrab sesekali diselingi ketawa seketika terlalu hening.
Dari cerita Doni, kini Rudi sudah mulai melihat gambaran Kota Batam dengan jelas.
"Kamu kenapa tak ada kabar selama dua tahun ini, don?." selidik Rudi.
"Kami kira kamu sudah lupa diri saking terbuai kemewahan di sini." lanjut Rudi.
Sambil menarik nafas agak berat, "seperti yang abg lihat sekarang." dengan senyum kecut Doni menjawab.
Dan akhirnya dia menguraikan bagaimana dia sampai di Batam ini hingga sekarang.
Pertama sampai di Pelabuhan Sekupang saja, tasnya hilang digondol maling beserta ijazah dan pakaiannya. Dan sebenarnya semua itu salah Doni sendiri terlalu percaya kepada orang lain. Dari kejadian itu Doni berpesan ke Rudi jangan terlalu percaya dengan orang lain di Batam ini.
Dan yang paling mengerutkan kening Rudi adalah cerita selanjutnya dari Doni. Mengenai orang-orang dan lingkungan di Batam ini.Yaitu,
Bersambung..........
###
Makasih yang masih setia mengikuti alur ceritanya yang agak lamban ya..
Tapi ngga apa-apa, biar ke depannya dapat feelnya.
Makasih juga atas dukungannya semua.
Jikalau ada salah ketik tolong dikasih tau, biar nanti saya revisi lagi.
Sincerely Yours
🙏🙏🙏😊😊😊
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝕸y💞 Manis ŔẰ᭄
semangat
2022-04-04
2
§͜¢🍁jingga🌸
next up thor
2022-03-21
2
Liaman
Doni sabar ya
2022-02-21
4