Sekitar pukul 15 Bagian Barat Waktu Indonesia, Rudi sampai di tempat tujuan yaitu di rumah Kakek Dahnil. Alamat Kakek Dahnil gampang ditemukan karena tepat di samping mesjid Perumahan HPM.
Kakek Dahnil sehari-harinya bekerja sebagai Dukun Patah Tulang sekaligus Nazir mesjid di Perumahan HPM tersebut.
Dan juga diwaktu luangnya berprofesi sebagai Guru ngaji di mesjid tersebut.
Setelah membayar ongkos Taksi, Rudi turun dan melangkah ke depan rumah Kakek Dahnil. Kebetulan si Kakek sedang duduk di beranda bersama istrinya yang bernama Nek Fatimah.
Setengah Rudi berucap " Assalamu 'alaikum, Kek... Nek.."
"Wa 'alaikum salam" Dengan ekspresi kaget Kakek dan Nenek menjawab.
"Ehh.. kamu Rudi anaknya Abdul, bukan?" tanya kakek.
Sambil menjabat dan mencium tangan Kakek dan Nenek, Rudi menjawab, "benar Kek, saya anak Pak Abdul dan Bu Azizah" balas Rudi.
"Wah... sudah besar kamu ya.." seru Nek Fatimah.
"Silahkan masuk Rud.." ucap Nek Fatimah sambil berlalu ke dapur menyiapkan minuman.
Setelah duduk, Rudi dan Kakek Dahnil bertanya jawab seputar kabar keluarga di Medan. Dengan gamblang Rudi menjelaskan semua pertanyaan sang Kakek. Dari kabar orang tua Rudi, Nenek Aminah yaitu Kakak dari Nek Fatimah sekaligus Nenek kandung Rudi Ibunya dari Bu Azizah.
Sampai kabar sanak saudara yang lain yang berada di Medan.
Sekitar setengah jam bercerita, waktu sholat Ashar pun tiba. Kakek mengajak Rudi untuk sholat berjamaah.
Selesai berwudhu, Rudi masuk ke mesjid. Di pintu mesjid kakek Dahnil menunggu Rudi. "Rud, coba kamu tarik sekali." ucap kakek sambil tersenyum.
Dengan bingung Rudi menjawab, "tarik apa,kek?"
"Maksud Kakek, coba kamu yang azan" ucap Kakek.
"Owh.. Baiklah, Kek." gumam Rudi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dengan langkah mantap, Rudi berjalan menuju tempat muazzin.
Rudi segera mengumandangkan azan versi Mesir yang mendayu-dayu. Bagi orang yang mendengarnya, andaikan dia seorang muallaf maka akan semakin teguh imannya.
Begitulah setelah selesai azan, sholat pun didirikan.
Usai sholat berjamaah, Rudi dan Kakek Dahnil kembali ke rumah.
Sore itu Rudi langsung mengutarakan niatnya datang ke Batam yaitu untuk mencari kerja dan sekaligus minta bantuan ke Kakek Dahnil untuk dicarikan pekerjaan.
Konon katanya menurut cerita saudara, Kakek Dahnil banyak kenal dengan orang-orang penting di kota Batam ini. Dari manajer Perusahaan, Ketua Ormas sampai aparat Pemerintah. Dan biasanya siapa yang minta tolong untuk dicarikan pekerjaan selalu berhasil melalui koneksi Kakek Dahnil tersebut.
Tapi kali ini jawaban Kakek Dahnil bagai ikan jauh dari panggang.
"Soal itu, sekarang susah memasukkan orang kerja" ucap Kakek Dahnil dengan wajah yang menyesal.
"Ternyata begitu.." Jawab Rudi dengan muka kecewa.
"Tentu Kakek akan usahakan, kamu tenang saja" Kakek Dahnil menyemangati Rudi.
"Pertama-tama kamu urus dahulu tanda pengenal kamu yaitu Kartu Tanda Penduduk kota Batam. Mengenai pengurusannya nanti kenalan kakek akan bantu" ucap kakek sambil tersenyum.
Lagi-lagi cara instan tanpa Surat Pindah dari tempat asal. Hanya menyediakan pasphoto ukuran 3x4 satu lembar, beserta uang sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah.
"Minggu depan KTP kamu diantar kemari" ucap kakek sambil menyimpan uang dan data-data Rudi. Untuk diserahkan nanti malam kepada kenalan Kakek yang bekerja di Dinas Kependudukan.
"Andaikan saja mencari kerja juga bisa instan, betapa sempurnanya" Gerutu Rudi dalam hati.
Sepertinya perjuangan Rudi akan segera dimulai.
Bersambung...
####
Terimakasih Buat Teman-teman yang sudah mendukung karya alakadarnya ini.
Dukungan , Saran dan Kritik Anda sangat berarti bagi Penulis..
🙏🙏🙏
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Liaman
hmmm cara yg instan gak cm mie aja yg instan ya wkwkwk
2022-02-21
2
¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜
Semangat bang Rudi .semoga cpt dapet kerjaan nya ya
2022-01-21
3
CebReT SeMeDi
semangat kak
2022-01-13
1