bab 5 sesal

" hai Bell." panggil Mumtaz ketika memasuki kelas Bella. dan menghampiri Bella yang masih duduk ditempatnya

" ada apa?" ketus Bella

" aku pikir kamu udah ke kantin. tadi aku cari kamu dikantin."

" ngapain kamu nyari aku dikantin. kamu pikir aku dagang disana? atau kamu mau ngajak aku gabung sama temen-temen aneh kamu itu."

" gak lah. aku tahu kamu gak bakal mau meski aku ajak juga. kita ke taman belakang yuk."

" ngapain?"

" ada ajalah. yuk kebelakang."

" ngapain. sok-sok an rahasia banget deh. kamu ga bakal ngapa-ngapain aku kan?" tuduh Bella

" ya elah Bell. ga bakal lah aku ngapa-ngapain kamu. emang kamu pernah diapain sama aku ayok cepet takut ga keburu makan ni aku.

dengan langkah malas Bella mengikuti Mumtaz ke taman belakang sekolah

setiba di taman, Mumtaz menyodorkan papperbag yang dia bawa ke hadapan Bella.

" ni buat kamu."

" apaan ni?" heran Bella tumben-tumbenan Mumtaz memberi sesuatu kepadanya.

" lihat aja. kamu pasti suka."

" appaan sih . pasti barang biasa yanv harganya murah. pake acar ke taman belakang segala. kasih aja langsung tadi dikelas. ngerepotin tahu." judesnya Bella

" udah jangan banyak ngedumel. sekarang buka aja."

ketika melihat isi dari papper bag tersebut, mata Bella terbelalak tak percaya. bibirnya terangkat membentuk senyum sempurna. ia tak percaya jika Mumtaz akan membelikan sepasang sepatu yang ia idamkan sejak dua Minggu lalu. sepatu ini merupakan hadiah yang terbilang mahal. memang Mumtaz sering memberikan dia hadiah, tapi hampir semua pemberiannya hanya seharga ratusan ribu rupiah saja. tak ada yang istimewa dari itu. hadiah paling mahal mungkin hanya jam tangan yang Mumtaz berikan pas hari ulang tahunnya dua bulan lalu. yang harganya sekitar tiga jutaan saja.

" gimana, kamu suka?"

" banget." senyumnya masih terus terukir

" itu gigi apa ga garing kamu nyengir aja dari tadi." led k sumringah Mumtaz yang tertular euforia dari kebahagiaan Bella.

" ih kamu mah gitu. orang lagi seneng juga diledek. untung aku lagi bahagia jadi aku ga marah sama kamu." sok acuh Bella.

" seneng deh aku lihat kamu seneng. kita ke kantin yuk bentar lagi mau bel. kamu belum makan kan." ajak Mumtaz.

" ayok atuh... oh iya Mum, besok Sabtu kamu bisa kan nganter adik aku belanja?"

mereka berdua memutuskan ke kantin segera

" sama kamu perginya?"

" enggak. cuma adik aku sendiri."

" kok gitu? kenapa ga dianter sama Rauf aja."

" kenapa? kamu ga mau nganter dia?"

" bukannya ga mau. cuma kali berdua aja sama dia aku tuh risih. kecuali bareng sama kamu juga." jelas Mumtaz.

" aku ga bisa nganter udah ada janji. Rauf juga mager katanya kalo weekend."

" Bell. ini yang ketiga kalinya aku jalan berdua aja sama dia loh Bell. apa kamu ga khawatir kalo dia bakal suka sama aku."

" ha..ha...ha...kamu apaan sih mum. kamu pikir kamu siapa yang bakal disukai adik aku. di dunia ini ga bakal ada yang mau pacaran sama kamu. aku lagi khilaf aja waktu itu terima kamu. kalo aku tahu kamu kayak gini, aku juga ga bakal mau pacaran sama kamu." tutur Bella enteng Dangan tak bersalah

Mumtaz terdiam mendengar omongan Bella. pedih. ini bukan yang pertama kalinya Bella mengucapkan kata kata yang menyakitkan. terkadang Mumtaz tak habis pikir kenapa Bella sangat suka mengatakan kata-kata yang menyakitkan. tapi dia ingin bertahan sampai akhir dimana rasa suka ini hilang tak berbekas.

Bella berpalingkan tubuh ke belakang. dimana Mumtaz berhenti berjalan karena omongan Bella tadi.

" woy ayok jalan. pake acara cengo lagi. ga cengo aja kamu udah aneh apalagi cengo begitu jijik tahu." pedas Bella.

" Mumtaz, kamu mau kemana. sini duduk sama aku. kamu jangan bikin malu aku dengan duduk sama mereka." tegur Bella masih tak punya hati ketika sampai kantin Mumtaz terus berjalan menghampiri meja teman-teman nya

" gak masih. aku duduk disana saja. aku risih duduk Beteng teman kamu. aku kan gak Deket sama mereka."

" maka dari itu sini supaya Deket. kamu jangan mulai bikin aku marah ya Mum. aku udah bilang sama kamu kalo istirahat waktu kamu harus sama aku. gak ada bantahan." tegas Bella.

" udahlah Bell. meski dia duduk sama Lo disini itu gak akan ngilangin kalo dia aneh Bell. lagian gw ga ngerti kenapa Lo mau pacaran sama dia. dia itu benalu. sekali benalu tetep benalu dimanapun dia berada." tukas Tanura salah satu teman Bella.

" khilaf gw Tan."

beberapa pasang mata melotot tak percaya akan mendengar perbincangan mereka yang menghina didepan orangnya langsung. mereka menatap Mumtaz kasihan.

Mumtaz hanya bisa diam. dia tahu jika tetep meladeninya itu hanya makin menambah malu dia. dia terus berjalan kearah meja teman-temannya

" eh lo cabe busuk pengkolan itu lidah enteng bener Lo ngehina si Mumtaz. lo pikir Lo keren." marah Jimmy tak tertahan

"Lo ngomong sama siapa jerk?" balas Bella menghina

" lo lah cabe murahan busuk. kalo temen Lo si taruna mah makhluk gaib titisan iblis ga guna ngomong sama dia. Bell contoh noh si Inda h. dia pacaran sama Daniel. tapi dia ga kasar kayak Lo."

" eh jerk gw si Indah begitu karena dia dia dibeliin barang mewah sama temen lo itu. lo pikir indah mau pacaran sama temen Lo kalk dia ga kaya? OGAH. temen Lo Mumtaz apa coba yang mesti dibanggain dari diri dia. udah aneh, jelek, kuno miskin pula."

jlebb.

semua orang yang dikantin yang mendengar omongan Bella terhenyak dengan penghinaan itu.

" kenapa Lo ga jadi ***** aja sekalian buat beli barang-barang itu. kalo Lo fakir jangan banyak gaya deh." lancang Jimmy. memang Jimmy itu diantara mereka berempat orang yang paling bermulut julid. kejulidannya dia tujukan ke siapa saja yang membuat dia marah.

" Jim...." tegur Mumtaz

" apa Muy. Lo gak usah Bella dia. kita lakuin tugas kita masing-masing." sarkas Jimmy yang mengira akan membela pacarnya gak punya akhlak ini.

" gw ga ada niat bela, tapi kalo mau marah juga makan dulu Jim entar maag Lo kambuh." Mumtaz menenangkan sohibnya itu

" jaga mulut lo jerk." marah Bella tersulut dengan ucapan Mumtaz yang tak berniat membela dia dari temannya ini

" kenapa gw mesti jaga mulut gw. mulut lo aja yang kotor banget."

" terus kenapa gak lo putusin si Mumtaz kalo dia serendah itu kualitasnya di mata Lo.?"

" ya lumayanlah gw punya ojek gratisan buat antar jemput gw." sombong Bella.

" dih fakir banget Lo. buat bayar ojek aja ga punya modal. sok-sok an pake barang branded

" orang aneh kayak Lo tahu apa Jim. Lo kan satu spesies sama Mumtaz udah aneh miskin lagi."

dengan amarah besar Jimmy menelpon seseorang yang diangkat oleh orang yang sedang duduk dipojokan kantin dengan teman-temannya

" apa?"

" Lo dengerkan apa yang di jalang ini bilang. secara suara dia toa banget."

" hemm.mau Lo apa?"

" gw pengen lo hancurin semua usaha keluarga dia. agar mulut sampah dia mingkem selamanya."

" yakin loh ga usah berlebihanlah. kasian dia

" yakin gw. ni cewek ga bisa dikasihani. dia udah ngehina gw dan temen gw. ga ada bantahan Bar."

" ok. nama dia siapa?"

" eh ***** nama Lo siapa?" enteng Jimmy melirik ke arah Bella.

" nama dia Bella Santoso anaknya prima Santoso Jim." saut salah satu orang yang berada dikantin yang memang teman sekelas Bell.

" tuh Lo denger nama dia Bar."

" iye gw denger, tapi slow action ya. banyak gawean gw. pokoknya Lo bakal denger dia miskin aja." jawab malas orang itu.

" terserah pokoknya gw pengen lambe dia mingkem. kalo bisa sama antek-anteknya."

" kalo yang lain tunggu perkembangan lah. mereka turut ngehina kagak."

" terserah." Jimmy menutup sambungan telpon

" denger ***** ini terkahir kali gw denger Lo dan temen-temen lo ngehina temen-temen gw. kalo lambe Lo masih kotor gw bikin Lo fakir beneran." ancam Jimmy sambil menunjuk Bella dengan tajam. dan dia langsung melangkah pergi keluar dari kantin yang disusul oleh temannya

*********

dikelas

" gw ga habis pikir sama Lo Muy. kenapa Lo masih pacaran sama tu cewek." jengkel Jimmy yang ternyata amarah dia masih bercokol dan diteruskan didalam kelas.

" tenang Jim. Lo marah-marah juga ga guna. kalo di Mumuynya demen banget ma tu cewek."Ibnu mencoba menenangkan Jimmy. dia baru ini melihat Jimmy marah besar dan bersikap kasar kepada perempuan.

" dan Lo Niel. jadiin ini pelajaran buat ngarepin cewek Lo. Lo tadi denger kan apa kata tu ***** kalo si Indah pacaran sama Lo karena duit Lo. Lo instropeksi diri apa saja yang sudah terjadi selama ini sama tu cewek. ingat mereka tu satu spesies. jangan sampe Lo dibegoin kayak si Mumuy." peringatan tajam Jimmy

" hemm..."

" Jim..." saut Ibnu dan Daniel berbarengan.

" Lo ngomong dong Muy. ambil tindakan tegas sama cewek Lo. dia ngehina Lo secara terang-terangan Lo Muy." jengah Jimmy

" apa yang pengen gw omongin udah Lo wakilin Jim. jadi apalagi yang musti gw omongin Jim?"

" denger. gw minta maaf kalo gw ngecewain kalian. kalian tahu kan ini kali pertama gw suka sama cewek. gw pengen ngerasain sampe akhir gw bisa bertahan. gw harap kalian ngerti."

" dengan Lo dihina secara sadis kayak tadi juga ga papa?" sarkas Ibnu kali ini

" ga papa. gw dengan cara gw mencoba ngomong sama Bella..."

" kalo dia ga juga berubah?" kali ini Daniel

" guys. didunia ini semuanya ada akhirnya. gw dan Bella juga pasti ada akhirnya. endingnya gimana kita lihat aja. jadi mulai hari bersikap santai saja tentang gw sama Bella oke?"

" kalo itu mau Lo. terserah. kita cuma Ngingetin Lo aja Muy."

" jangan sampe Lo nyesel berlebihan aja Muy. terus terang gw punya firasat ga enak ending cerita cinta lo." sarkas Ibnu.

" hemmm thanx." gumam pelan Mumtaz.

**********

" jangan lupa hari ini kita ke toko buku Lo A.!" Tia mengingatkan Mumtaz

" wey tumben giat bener nganterin si adek. jam segini udah rapih. Nebus rasa bersalah bro." tukas heran Zayin.

pasalnya saat ini masih pukul 7 pagi. sedangkan Mumtaz sudah siap dengan pakaian perginya. Tia aja yang mau dianter belum mandi

mendengar celotehan Zayin, Mumtaz menghentikan aktifitasnya. dia benar-benar lupa kalo hari ini sudah punya janji mau nganter Tia ke toko buku. sedangkan dia sudah bersiap pergi mau mengantar adiknya Bella.

" kenapa Lo A. muka kaget gitu?" heran Zayin

" jangan bilang Lo rapih bukan buat nganter Tia. tapi mau pergi ke yang lain?" emosi Zayin mulai naik.

Mumtaz tak menjawab. dia masih d Ngan kebingungannya

tidak lama Tia menyusul Mumtaz keluar dari kamar dengan pakaian rapih yang sip pergi . sebenarnya dia menunggu hari Sabtu ini sudah lama. makanya hari ini dia bersemangat. senyumnya tak pernah hilang dari wajah cantiknya.

" wah sumpah parah Lo A. kalo iya Lo lupa."

" Lo tahu buat pergi Sam Lo hari ini dia udah siapin baju yang dipake dari 2 hari yang lalu. kayak mau pergi kencan sama pacar aja kan tu cewek." jengah Zayin

"dek. Lo gantiin Aa dulu ya. temenin Tia ke toko buku. beneran ini Aa lupa." mohon Mumtaz ke Zayin.

" ogah gw. gak mau ikut campur gw. gak tega gw lihat muka kecewa dia. sumpah Lo A. Lo berubah banget gini. heran gw."

" Aa ayok sarapan dulu. baru pergi." Tia bersemangat.

melihat semangat Tia. hati Mumtaz mencelis sakit. dia sungguh merasa bersalah. dia tahu ini salahnya. lupa menepati janji juga inj bukan yang pertama kalinya.

sejak berpacaran dengan Bella. Mumtaz sering mengingkari janji dengan saudaranya dengan alasan kebohongan dari sibuk kerja, belajar kelompok, extrakulikuler, sampe menggunakan sahibnya tuk menutupi kebohongan dia. padahal keluarganya hanya minta waktu kebersamaan dengannya. selepas ayah pergi, mereka butuh seseorang tuk jadi sandaran, dan mereka berharap Mumtaz bisa menjadi sandaran mereka.

" A ko nngelamun, ayok cepet makan. entar keburu siang."

" dek..." lirih A Mumtaz

" hemmm." Tia masih asyik dengan sarapannya tanpa menoleh kearah Mumtaz.

" dek..."

" apa sih A. dari tadi dek..dek.. mulu. cepetan saran Aa ku sayang." akhirnya Tia menghadap Mumtaz. namu melihat gelagat Mumtaz. Tia punya firasat tak enak tentang hari ini.

" maaf..."

" jangan bilang Aa ga bisa nganter adek.!" sela Tia.

" kalo bukan buat nganter adek. itu kenapa Aa udah rapih gini?" sarkas Tia.

" dek..." Mumtaz melirik Zayin tuk minta pertolongan, tapi Zayin tak menggubrisnya dia seolah asik menikmati sarapannya

" sekarang alasan apalagi yang mau Aa pake. aku udah mesen Aa dari hari Selasa loh A?"

" maaf. Aa mendadak ada kerjaan." lagi. Mumtaz berbohonh.

" berhenti aja sih A dari kerjaannya." marah Tia.

" ga bisa gitu dong dek. ga profesional tau."

" sok profesional. mereka aja ga profesional. udah berapa bulan Aa ga mereka gaji. karena mereka ga gaji Aa. Aa jadi ga bantu keuangan keluarga. sampe mama harus kerja." Tia ngegas

" dek. gak boleh gitu."

" kenapa ga boleh. dari awal mama ngijininvAa kerja, karena Aa pengen bantu keuangan mama. tapi mana udah beberapa bulan ini Aa ga ada ngasih bantuan mama. Aa tau mama selain jualan kue juga kerja diluar rumah sekarang. gak guna juga Aa kerja kalo ga ada penghasilan.

" dek.." bentak Aa Mumtaz. sungguh ia marah pekerjaannya diremehkan. padahal ini bukan salah pekerjaannya tapi dlah dia. setopa bulan tak pernah Mumtaz tidak digaji, tapi beberpa bulan ini honor Mumtaz selalu dia gunakan untuk memenuhi keinginan pacarnya. dia hanya lelaki yang sedang jatuh cinta. dan ingin membahagiakan kekasihnya.

" apa.. sala Ia dimana?" Tia mulai emosi

" Aa sadar ga Tia butuh Aa. Tia pengen ngehabisin waktu sama Aa. kalo ayah masih ada, Ia juga gak bakal ngerepotin Aa." Tia menangis

" kan masih ada A Ayin dek."

" Ia pengennya sama Aa Mumuy. bukan A Ayin?" teriak Tia.

" lain kali aja ya. hari ini Aa beneran ga bisa dek."

" kapan? Ia udah bosen denger kata lain kali. tapi gak pernah ada lain kali itu." Tia mulai menangis

mendengar sautan yang saling teriak, mama Aida keluar dari dapur. mama kaget melihat Tia dan Mumtaz saling melotot dengan raut wajah merah karena menahan emosi.

" ini ada apa?"

mereka yang berada diruang makan sontak menghadap ke arah mama dengan masih menunduk dan terdiam. tidak ada yang berani mengatakan apa yang terjadi

" bisa jelaskan ke mama ada apa?" mama duduk disalah satu kursi meja makan.

" ini ma. Aa Mumuy ingkar janji lagi. dia ga bisa nemenin Ia ke toko buku. malah mau pergi." tutur Zayin menatap tajam A mumuy dengan merangkul Tia guna menenangkan emosi Tia.

" kenapa A. kamu kan udah janji bisa. waktu hari selasa itu?"

" ma. Aa...."

" harus kerja lagi? berhenti kamu A dari pekerjaan kamu. kalo karena pekerjaan itu kamu ga punya waktu buat keluarga. toh pekerjaan kamu ga ada penghasilannya." tegas mama.

" ga bisa gitu ma." tekan Mumtaz.

" kenapa ga bisa?" masih menatap Mumtaz dengan intens. keadaan dimana Mumtaz selalu tidak ada untuk kelurganya harus diakhiri. urusan biaya rumah dipikirkan nanti. itu pikir mama.

" ma. Aa janji...."

" jangan janji A. janji kamu sekarang saja tidak bisa kamu tepati. apalagi janji yang berikutnya. mama ingin kamu berhenti." putusan mama tidak mau dibantah. sebenarnya ini pertama kali anak- anak melihat mama tegas menahan emosi.

" kami lebih butuh kamu dibandingkan uang kamu. A. kamu yang dulu bilang akan menjadi pengganti ayah. tapi mana. kamu tidak peduli dengan saudara kamu. kamu lalai."

" ma...mama tahu. Aa capek harus berperan sebagai pengganti ayah. Aa masih kelas dua SMA ma. beban ini te lalu berat buat Aa."

" tapi kamu sendiri yang janji A. kenapa kamu sekarang mundur."

" karena Aa ingin menikmati masa remaja Aa seperti yang lain. main, belajar, jalan. semuanya ma. bukan cari uang untuk biaya hidup keluarga."

" mama kira selam kamu tidak punya waktu buat keluarga. kamu menikmati itu semua. kamu hilang kamu tulang punggung keluarga. sekarang man penghasilan kamu." mama menadahkan tangan

" mama butuh uang itu untuk biaya kuliah kakak kamu. dan uang ujian Adik-adik kamu."

" ini yang Aa ga suka. kenapa semua menjadi tanggung jawab Aa. kakak anak tertua seharusnya dia yang mencari uang keluarga. Zayin juga anak lelaki mama. dia juga harus bertanggung jawab untuk kehidupan dia. uang terpenting meninggalnya ayah bukan karena aku tapi dia Hito. kenapa aku yang harus bertanggung jawab atas semuanya ma?" Mumtaz berteriak dihadapan mama melepas semua emosi yang selama ini dia tahan

" Aa muak ma dengan pemaksaan situasi begini. Aa ingin menikmati hidup Aa. yang bersedih dengan kematian ayah bukan hanya kalian tapi Aa juga ma. dan kalian ga da yang ngerti itu. kalo kalian keberatan dengan apa yang Aa lakukan. Anik aku akan pergi dari sini. aku gak butuh kalian. aku muak dengan kalian." Mumtaz berlari kearah kamar.

mendengar isu hati Mumtaz semua orang terhenyak. tidak menyangka kalo itu yang dirasakan Mumtaz.

mama menangis, begitu juga dengan yang lain. rasa bersalah kepada Mumtaz. karena tuntutan mereka terhadap Mumtaz. selama ini Mumtaz s lalu diam tentang apapun jadi keluarga pikir jika Mumtaz baik-biak saja. ternyata tidak.

suara langkah turun dari tangga yang hendak keluar.

" A. jangan pergi. Ia minta maaf sama Aa. Ia janji gak bakalan nyusahin Aa lagi. tapi Aa jangan pergi. please A jangan pergi." tangis Tia sambil melipat tangan didada sebagai bentuk permohonan maaf.

Mumtaz tidak menggubrisnya. dia tetap berjalan kearah pintu utama.

" ma. jangan biarin Aa pergi ma. ini salah Ia. ma." teriak tua kalut tetap menangis.

saat hendak memegang handel pintu. gerakn Mumtaz terhenti ketika mendengar suara mama.

" biarkan Aa pergi. kita hanya menjadi beban Aa Mumuy saja. biarkan Aa mu menikmati masa remajanya. A. mama minta maaf telah gagal menjadi orang tua bagi Aa. maaf karena sudah membebani Aa." tangis mama pilu.

Mumtaz menutup mata sambil menengadahkan kepala.tul menahan air mata yang hendak keluar. mendengar perkataan mama. hatinya sakit. namun dia tahan. tanpa kata dan menoleh kebelakang Mumtaz keluar rumah.

sambil mengendarai motor. hp Mumtaz yang sedari rumah tak berhenti bergetar menandakan sambung telpon terhubung tidak dia gubris karena dia tahu siapa yang menelponnya. ',bella. id penelpon yang tak berhenti menghubungi Mumtaz itu. dia tak ingin peduli lagi.

*******

" jadi ceritanya sekarang Lo kabur dari rumah?" decak Daniel. sekarang mereka sedang berkumpul dirumah Daniel pribadi, yang mereka jadikan markas berkumpul mereka.

mereka sekarang kumpul karena dapat telpon dari Ibnu jika Mumtaz pergi dari rumah.

" heemm"

" berapa lama?"

" ga tahu."

" kenapa?"

"...... "

" gw harap ini ga ada hubungannya sama cewek rendem itu?" sarkas Jimmy

Mumtaz menghela nafas " Lo tahikan sepeninggal bokap gw keluarga gw ga baik-baik aja....." mengalirlah cerita yang terjadi pada hari ini.

" bego."

" bloon."

" tolol."

umpatan mereka tujukan kepada Mumtaz atas apa yang sudah dia lakukan kepada keluarganya.

mendengar umpatan itu Mumtaz hanya bisa berdecak.

" Muy. kemarin lusa nyokap lo coba pinjem duit sama nyokap gw." Mumtaz terkaget.

" kok Lo tahu Jim?" tanya Ibnu

" Lo tahu kan udah tiga bulan ini nyokap Lo kerja dibutik nyokap gw." Jimmy mulai bercerita

" nah sekian bulan kerja, kemarin nyokap Lo pinjem duit. alasannya buat bayar ujian adik Lo sama kuliah praktek kakak lo.. nyokap Lo minjem enam juta Muy." Jimmy menatap tajam Mumtaz sambil membaca ekspresi wajahnya mendengar cerita ini

" terus sama nyokap Lo dipinjemin?" Daniel ikut resah. sambil mengutak ngatik hpnya.

" kagaklah. sejak awal nyokap tahu kalo mama Aida itu mamanya Mumtaz. beliau tahu kalo mama gw minjemin duit mama Aida gw bakal marah. ditmabah nyokap gw ga enak mau minjemjnnya."

" lah terus bayaran mereka gimana?" Ibnu menimpali karena melihat Daniel sibuk dengan hpnya. dan Mumtaz diam dengan tatapan kosong.

" nah itu dia yang gw bingung. Muy. bukannya belum lama ini honor Lo udah keluar ya. tapi kok mereka belum bayaran?" masih Jimmy dengan jiwa keponya.

" hallo kak. ini gw Daniel." Daniel meloud speakernya

" iya kenapa Niel."

" ini Jimmy lagi gosipin keluarga kakak. apa bener kakak belum bayaran praktek." Jimmy melotot mendengar keculasan Daniel. yang dipelototi cuek anteng aja nelpon.

" kirim no rekening Lo kak. gw kirim sekarang duitnya."

" mana si jimmynya. gw pites tu orang. ga udah Niel. ini kakak lagi usaha minjem ke bos."

jangan begitu kak. kayak sama siapa aja. daripada minjem ke orang mending Daniel kirim kak. mau ya"

" beneran ga usah Niel. ngerepotin aja dah. btw makasih tawarannya. kakak tutup ya telponnya."

" ditolak." Daniel lesu.

" ya iyalah ditolak. kalo mereka peminta. mereka ga bakal susah-susah cari duit. tinggal pake duit pertanggung jawaban itu " sewot Jimmy. sekarang dia yang sibuk dengan hpny

Tut...Tut...

" hallo dengan cafe Diramu?"

" *iya betul bisa saya bantu?"

" saya mau pesen dua capuccino, dua ice coklat, satu spageti, satu lasagna, satu pizza, nasi lemak. sama cemilan butter chikennya ya. oh ya mabak yang bawa pesenannya saya pengen yang bernama Aulia Zahra Kamilah ya. ga boleh yang lain. dan cod. terimakasih*"

" noh gw udah telpon Lo tinggal bayar Niel." enteng Jimmy.

" hah. kok bisa gw yang bayar."

" kan gw udah nolongin Lo mesen. Lo mau kasih duit ke kakak Ala kan?"

" iya gw emang mau kasih kakak ala. tapi ga pake jajanin lu juga kali." sebel Daniel

" ah elah kayak orang susah Lo. tunoesenan ga sampe jual sawah kok."

" dasar Lo..." sambil mengumpat Daniel berjalan keluar rumah.

" eh mau kemana Lo. jangan kabur woy." sewot Jimmy.

" mau ke ATM dulu gw. ga punya cash banyak gw." sebel Daniel. Jimmy cuma nyengir aja dijudesin Daniel.

" ini kak bayaran pesenannya. dan ini tip buat kakak chantiknya." Daniel sang Playboy mengedipkan sebelah mata ke kak Zahra.

melihat kelakuan sahabat adiknya kak Zahra tersenyum geli.

" ini kebanyakan Niel. pesenan cuma 500ribu doang. masa tipnya 5 juta."kak Zahra menyodorkan uang yang diberi Daniel. dia tahu maksud dari uang itu untuk apa. dan dia tak bisa menerimanya

" terima aja kak. aku kan anak Sultan. segitu mah receh bagi aku kak. uang papah kebanyakan ga ada yang ngabisin." tengil nya si Daniel ini.

" soumbong amat Lo. terima aja kak. kalo kakak mau ngerampok dia juga kita bantu." jengah Jimmy.

" ya udah btw thanx ya. lain kali ngasih tipnya yang wajar aja ya." timpal kak Zahra sambil tersenyum.

didalam rumah Mumtaz yang melihat kesibukan tingkah sohibnya guna membantu keluarganya memejamkan mata dan mengepalkan tangan. dia malu dan menyesali segala perkataan dan tindakannya kepada keluarganya.

Daniel yang peka keadaan temannya

" udah Lo ga usah malu Muy. sikap Lo belakangan ini emang malu maluin. gw tahu honor Lo, Lo abisin buat beli sepatu yang dipengenin sama si Bella kan. Lo lebih milih orang asing daripada keluarga Lo. ga nyangka gw." dengus Daniel pedas.

" ntar gw ganti Niel."

" ga perlu. itu gw kasih buat kakak gw. jangan sungkan Lo. ga ada hubungannya sama Lo."

" gw cuma berharap semoga Lo balik waras Muy." celetuk Ibnu.

" gw anak tunggal Muy. gw tahu berartinya keluarga. Lo jadiin orang asing berarti bagi hidup Lo. dan Lo jadiin keluarga Lo jadi orang asing. gw ga ngerti jalan pikiran Lo Muy. tapi cepet balik sebelum Lo makin terjatuh." Jimmy mengakhiri suasan canggung.

*********

" heh Mumtaz. Lo apa-apan hari Sabtu kemrin ga jadi nganter adik gw hah?" hardik Bella tiba-tiba sesampai Mumtaz didepan gerbang sekolah.

hari ini Mumtaz datang bareng para sohibnya. karena semalem memang mereka tidur dirumah Daniel.

" heh Bella ini masih pagi. jangan bikin ribut." sebel Jimmy.

" diem Lo jimet. gw ga ada urusan sama Lo. tapi ni sama si anak yang ga tahu diri." teriak Bella."

" eh orang fakir yang belaga kaya. Lo hina dia jadi urusan gw."

" eh Mumtaz Lo kemarin udah janji mau anter adik gw. gw telpon Lo ga Lo angkat. mau Lo apa sih." Bella tak menggubris ledekan Jimmy.

karena saat ini jam anak-anak pada datang ke sekolah maka teriakan Bella dan Jimmy jadi tontonan anak-anak yang baru Dateng.

" Bell. sorry aku...."

" ga usah sorry-sorry an. gara-gara Lo adik gw ga bisa nyelesain tugas sekolahnya."

" eh nenek lampir .itu hujan salah si Mumtaz adik Lo nya aja yang bego ga bisa ngerjain tugasnya." Jimmy masih sewot

" kan aku udah bilang aku risih pergi berdua doang barengan adik kamu."

" kenapa? adik gw cantik. seharusnya Lo beruntung pergi sama dia ga malu-maluin. yang ada Lo yang malu-maluin."

" kalo si miskin Mraz maluin adik lo.kenapa Lo masih pake jasa dia?" masih Jimmy yang menimpali.

" karena dia ojek gratis gw."

" aku pacar kamu loh Bell. aku nembak kamu buat jadi pacar kamu bukan ojek kamu. aku cinta sama kamu." Mumtaz masih menyaut d Ngan tenang.

" TAPI GW GA CINTA ELO." Bella menekankan setiap katanya.

" wah parah ni jalang." gereget Jimmy.

" terus kenapa selam ini kamu mau jalan sama aku?"

" gw butuh tumpangan. Lo tahu sendiri waktu Lo nembak gw, gw baru putus Sam Reno. dan ga ada lagi yang bisa anter jemput gw. jadi daripada ga ada tumpangan. ya gw terima elo aja." Bella menjelaskan dengan sombong.

Mumtaz terperangah mendengar omongan memang selama ini Bella tidak pernah bersikap manis padanya selain ketika dia ada maunya. dan yang lain syok mendengarnya. yang mendengar omongan itu bukan hanya Mumtaz dan para sohibnya, tatapi anak sekolah lain yang masih menonton drama pagi itu.

ada yang memandang Mumtaz dengan kasian, sedih, dan tak sedikit menangis mendengar penghinaan itu.

" apa kamu selam jalan sama aku ga ada sedikit rasa ke aku Bell?"

"gak lah gila aja Lo."

" apa kamu ga ngerasa pengorbanan yang udah aku lakuin buat kamu Bell?"

" pengorbanan apaan maksud Lo.?"

" aku yang berusaha selalu ada disetiap kamu butuh. anter jemput kamu"

" itu bukan pengorbanan, tapi itu sewajarnya kalo pacaran kali."

" tapi kamu gak berlaku n begitu ke aku. kan kita pacaran."

" jadi pacar lo itu pengorbanan terbesar gw. dasar ga tahu diri. Lo pikir Lo siapa yang bisa jadi pacar seorang Bella. jangan kurang ajar minta lebih ya Lo." Bella langsung berbalik meninggalkan kerumunan .

" udah bubar... bubar... semuanya.." Yuda sang ketua OSIS membubarkan kerumunan orang.

desas desus kejadian drama pagi tadi menjadi tranding topik disekolah. siapa yang tidak tahu hubungan Bella si cantik sekolah dengan Mumtaz si orang biasa sekolah. bagaikan beauty and the beast. mang Mumtaz bukan sosok yang jelek, tapi pembawaannya yang kalem dan tidak banyak bicara membuat orang tidak mengenal dia.

tetapi kecantikan Bella yang selama ini jadi bahan iri para siswi sekolah. menjadi bahan hujatan hal itu karena penghinaan Bella yang terang- terangan terhadap Mumtaz dihadapan umum.

istirahat, waktu yang ditunggu para siswa. Mumtaz dan para sohibnya seperti biasa duduk dimeja samping jendela.

" eh Muy liat si cabe lo.lenggotan kayak setan ke tangan si Rio." cibiran Jimmy mulai. serempak empat pasang mata mengarah ke pintu masuk kantin.

mereka melihat Bella bergelayut manja memegang lengan rio. teman sekelas mumtaz. melihat itu Mumtaz menghela nafas dan melangkah mendekat.

Mumtaz berdiri menghalangi dua orang tersebut yang hendak menuju meja gangnya Bella.

" sopan si Lo Mum. minggir gak Lo." Bella mencoba menghempaskan Mumtaz kesamping guna dia lewat. Tao Mumtaz tetap bergeming.

" bell. ikut aku sebentar. Yo. gw pinjem bellanya sebentar ya."tanya Mumtaz ke Rio yang berdiri disamping Bella.

" ambil aja Muy. sorry. gw ga tahu kalo kalian masih hubungan. gw jalan sama dia. karena tadi dia bilang kalo dia udah putus sama Lo."

" tapi kenyataannya belum sob." tukasMumtaz tenang.

" Mum jangan drama lagi sejak Lo ga datang jemput adik gw. sejak itu kita putus. kalo ada yang mau Lo omongin. omongin aja disini." sengak Bella.

Mumtaz menghela nafas dia mengepalkan tangan dan menutup mata sambil sedikit menunduk guna meredam emosi. dia capek, lelah tak dihargai. namun dia akan berjuang sampai akhir.

" Bell aku buat salah cuma satu kali. dan kamu udah mengambil keputusan fatal itu?"

" Lo udah mulai banyak tingkah. dari masih gabung sama teman aneh Lo, sampe ga anter adik gw."

" apa Lo ga bisa ngerhargai pengorbanan gw. gw sabar Lo pacaran sama Lo." sekarang mumtaz mulai lo-gw ke Bella. karena jengah

" aku usahain semua mau lo. yang sebenarnya gw ga bisa. gw bisa-bisain buat Lo."

" gw gak nyuruh Lo maksain diri."

" tapi kalo gw gak nurutin Lo marah dan ngedumel. gw sebagai cowok yang cinta sama Lo. gw usahain Lo bahagia."

" Lo ngomong apa sih Mum. usaha apa yang Lo maksud."

" itu sepatu yang lo pake. gw korbanin keluarga gw buat belajar sepatu itu. dan yang lainnya."

" ooh jadi Lo gak ikhlas. Lo mulai perhitungan." bentak Bella.

" bukan gak ikhlas, tapi Lo hargai gw Bell."

" gw bakal balikin semua yang udah Lo kasih ke gw dari yang gw makan sampe yang gw pake. Lo pikir apa yang Lo kasih ke gw barang-barang mewah. kagak. semuanya sampah bagi gw."

mendengar hinaan usahanya. Mumtaz menatap tajam Bella. dia sudah tidak peduli dengan jaga perasaan bella. hatinyaa terluka, tersakiti sesakit sakitnya.

" gw gak maksud buat Lo balikin. tapi kalo Lo nantang gw buat balikin apa yang udah gw kasih ke elo. gw tunggu pengembaliannya. gw harap Lo bayar cash. karena semua yang udah gw kasih semuanya gw bayar cash. gw tunggu besok duit dari Lo." tegas mumtaz dengan tatapan tajam memusuhi.

" Yo. Lo mau jalan sama dia. gw saranin pokir-pikir lagi.lo pasti udah denger kalo dia sering hina gw. apa Lo mau diposisi gw. secara fisik dia memang cantik tapi hatinya busuk Yo. jangan jadi seperti gw." Mumtaz melirik rio.

" oke kita PUTUS. dan Lo Bella. gw tunggu pengembalian duit gw di elo." Bella terdiam kaget. dia tidak menyangka kalo Mumtaz akan menuntut pengembalian uang dari barang yang sudah diberikan kepadanya.

Mumtaz berbalik badan meninggalkan dua orang tersebut. anak-anak yang berad dikantin bertepuk tangan melihat aksi Mumtaz. mereka puas Mumtaz melawan Bella. selama ini setiap Bella menghina Mumtaz. selalu ditanggapi dengan diam.

Terpopuler

Comments

Afrahun Nazli

Afrahun Nazli

sumpah dari sekian banyaknya novel yang pernah ku baca inilah laki-laki yang tololnya kebangetan udah dihina dan direndahkan ceweknya masih aja tolol wajar sih sijimmy naik darah aku pun ikut darah tinggi liat ketololan simumtaz

2024-02-03

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

BODOH menghamba kan diri karena CINTA..

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2 Duka
3 bab 3 berte
4 bab 4 menata diri setelah kepergian
5 bab 5 sesal
6 bab 6 maaf
7 bab 7. kembali pulang
8 bab 8 hari pertama, hari kehancuran
9 bab 9 menunjukan sedikit jati diri
10 bab 10 perusak tawuran
11 bab 11 tranding ; aneh tapi kereeeeennn
12 bab 12 suka?
13 bab 13. pelindung
14 bab 14. strategi Tanura
15 bab 15 melindungi
16 bab 16 pensi
17 bab 17. cinta atau dendam
18 bab 18 terbongkar
19 bab 19. lagi - lagi berulah
20 bab 20 terdepak
21 bab 21 berakhir sebelum memulai
22 bab 22 publish pacaran
23 bab 23. Zahra VS Sivia
24 bab 24. perang dingin dalam cinta
25 25 kemanapun kau pergi, aku melihatmu
26 bab 26 luka yang samar.
27 bab 27.marah
28 bab 28. Menyingkirkan seseorang yang merepotkan
29 bab 29 luka Hartadraja
30 bab 30 musuh dalam selimut
31 bab 31 orang bawahan jangan bertingkah
32 bab 32. bersama aku itu jawabannya
33 bab 33 ada yang senang, kesal, dan sedih
34 bab 34. sang penerus
35 bab 35. lebih dewasa, lebih tahu
36 bab 36. jangan lewati batasan mu
37 bab 37 Sinyal Berperang
38 bab 38. Atur Siasat
39 bab 39 terungkap
40 bab 40. Kotak Pandora
41 bab 41. titik terang
42 bab 42. Permulaan Pergerakan
43 bab 43. awal pergerakan
44 bab 44. Dengan Mu
45 bab 45. Ungkapan
46 bab 46. perang cinta.
47 bab 47 RaHasiYa dan cinta
48 bab 48. Berdamai dengan Hati
49 bab 49. Kekesalan Zayin
50 bab 50. Seharusnya Bersikap
51 baba 51. cerita cinta
52 Bab 52. Api Dibalas Dengan Air
53 bab 53. cerita cinta Atma Madina
54 bab 54. kesal dan peringatan
55 bab 55. Penegasan
56 bab 56 Gadis ku
57 bab 57. Mempersiapkan Amunisi.
58 bab 58. Kecewa
59 bab 59. Pernikahan
60 bab 60. Intermezzo
61 bab 61. Guardian Angel.
62 bab 62. Skandal
63 bab 63 Skandal (2)
64 bab 64. Sisi lain Zayin.
65 bab 65. para emak back to campus
66 bab 66. Awal Kehancuran.
67 bab 67. Pelan Tapi Pasti.
68 bab 68. Kemarahan
69 bab 69. Surat Alfaska
70 bab 70. Mendung, Tapi Bukan Awan.
71 bab 71. Pergi...
72 72. Typo Dalam Duka Its Okey
73 73. Hito dan Zahra
74 Bab 7. Unstopble
75 bab 75. Pulang
76 bab 76. Kembali.
77 bab 77. Permulaan Eksekusi Aloya.
78 Bab 78. Terlalu Tenang
79 bab 79. Berakhir...
80 bab 80. Serangan Brotosedjo
81 Bab 81 Serangan Serempak Brotosedjo.
82 bab 82 akhir cerita penyerangan
83 bab 83. Dimulainya Derita Brotosedjo
84 bab 84. Luka Tak Nampak
85 bab 85. Adu Strategi
86 Bab 86. Teror.
87 Bab 87. Drama Keluarga
88 Bab 88. Tamara
89 Bab 89. Salah Culik
90 bab 90
91 Bab 91.
92 Bab 92. Membersihkan Sampah.
93 Bab 93. Kembalinya Target.
94 Bab 94. Membidik Target.
95 Bab 95. Kenekatan Musuh
96 Bab 96. Peringatan.
97 Bab 97. Saatnya Gonzalez.
98 Bab 98. Titik awal kesalahan Guadalupe.
99 Bab 99. Salam Dari Mumtaz
100 Bab 100. Cassandra korbannya.
101 Bab 101. Permulaan Untuk Gonzalez.
102 Bab 102. RIP FOR HITO HARTADRAJA
103 Bab 103. Zahra Tumbang
104 Bab 104. Keegoisan
105 Bab 105. Ultimatum Seorang Alfaska.
106 Bab 106. Kabut.
107 Bab. 107. Aku Masih Padamu.
108 Bab 108 Mulai Bergerak Untuk Cassandra.
109 Bab 109. Permohonan Ibnu.
110 Bab 110. Mencari Ikatan Hati
111 111. Selangkah Lebih Dekat.
112 Bab 112. Untuk Mu Estelle Veronika
113 Bab. 113. Sentilan Untuk Gonzalez.
114 Bab 114. Cemilan Untuk Gonzalez.
115 Bab 115. Cara Mengatasi Kegalauan ala Saudara Lelaki.
116 Bab 116. Hari Buruk Gonzales
117 Bab 117 Keputusan Alfaska.
118 Bab 118. Hari Terburuk Bagi Semuanya.
119 Bab 119. Runtuhnya Kesombongan Sandra.
120 Bab 120. Penyelamatan Belinda.
121 Bab 121. Akhirnya..Bertunangan..
122 Bab 121. Efek Tunangan
123 Bab 123. Penculokan di Tahun Baru
124 Bab 124. Duka Fatio.
125 125. Duka petinggi RaHasiYa.
126 bab 126. Guardian Agel Zahra.
127 Bab 127, Malam Menegangkan!!
128 Bab 128. Mengamati pergerakan.
129 Bab 129. Mencari Strategi
130 Bab 130. Mencari...
131 Bab 131. Menemukan...
132 132. Membersihkan Gonzalez
133 Bab 133. Mengantar Pergi...
134 Bab 134. Malam Menghebohkan
135 Bab 135. Menyusun Strategi...
136 Bab 136. Lebih Dekat...
137 Bab 137. Ikatan Bathin,.
138 Bab 138. Tragedi Toilet
139 Bab 139. Akhirnya terselamatkan.
140 bab 140. Mengevakuasi Zahra
141 141. Kepulangan Zahra.
142 Bab 142, Dari Hati Ke Hati
143 Bab 143, Luka Hati Zahra.
144 Bab 144. Pesta Untuk Ibnu Dan Zahra
145 Bab 145. Curahan Hati
146 bab 146. Tangisan Untuk Atma Madina.
147 147. Satu Untuk Atma Madina.
148 bab 148. Hadiah Untuk Atma Madina
149 Bab 149. Putar Keadaan Untuk Navarro.
150 bab 150. Romli VS Atma Madina.
151 151. Navarro vs Hartadraja vs Gurman.
152 152. Derita Navarro VS Kebahagiaan Gurman.
153 153 kejanggalan Mumtaz
154 154. Official Status Petinggi RaHasiYa
155 155. Menyingkap Masa Lalu Ibnu.
156 156. Kemarahan Mumtaz.
157 157. Sayang Untuk Mumtaz
158 158. Kebahagiaan Hito dan Zahra.
159 159. Kemelut Skandal Petinggi RaHasiYa
160 160. Mengumpulkan Puzzle Masa Lalu
161 161. Zayin, sang kepala Keluarga
162 162. Pembalasan Ala Zayin (1)
163 163. Pembalasan Ala Zayin (2)
164 164. Sekilas tentang Zayin.
165 166. Team Zayin vs Team Alfaska
166 166. Alasan dan Sikap Zayin.
167 167. Melindungi ala Zayin.
168 168. Perlindungan yang Terbaik ala Para Abang.
169 169. Penuntasan Pembalasan Untuk Sang Bungsu.
170 170. Tidak Perlu Menyimpan Dendam.
171 171, Sabotase.
172 172. Malam yang Mencekam.
173 173.Malam yang Mengejutkan
174 174.Duka Atma Madina
175 175. Nasib Para Pelaku.
176 176. Adios...
177 177. Penyesalan.
178 178. Skandal Mumtaz.
179 179. Strategi Ala Mumtaz...
180 180. Setidaknya Satu Orang telah Lenyap.
181 181. Kekecewaan Zayin.
182 182. Romantisme ala Cintanya Mumtaz.
183 183. Ditengah Duka.
184 184. Penangkapan Mumtaz.
185 185. Kepingan Puzzle
186 186. Tantangan..Apa Kau Berani?"
187 187. Terhenti Sebelum Berlanjut.
188 188. Malam Yang Menegangkan.
189 189. Hujan Serangan..
190 190. Pelan Tapi Pasti
191 191. Pagi Yang Sibuk
192 192.
193 193. Tumbal Navarro
194 194. Penguasa Sesungguhnya...
195 195.Kala Pemuda Bergerak.
196 196. Kekuatan dan Kekuasaan Pemuda.
197 197. Navarro Berulah...
198 198. Mateo dijadikan Tumbal...
199 199. Penyelamatan Para Bocil
200 200. Kerja sama...
201 201.
202 202. Drama Cinta di Kampus.
203 203.
204 204. Sang Aktor Utama Mulai Beraksi.
205 205. Nasib Ergi
206 206.Mencoba Memegang Kendali.
207 207. Dua Kubu.
208 208. Sekali Menembak dua Burung Terbidik.
209 209. Duka Janu
210 210. Kepingan Ingatan.
211 211. Sedikit Sentuhan Ala Ibnu.
212 promosi
213 212. Akhir Para Wanita Jahat.
214 213. Kebodohan Bara.
215 214
216 215. Awal Dendam Ibnu.
217 216. Kemarahan Ibnu.
218 217. Karma Brotosedjo
219 218. Bubarnya Persahabatan.
220 219.
221 220. Aksi Zayin.
222 221. Keputusan Zayin.
223 222
224 223. Drama Adelia dan Zayin.
225 224. Suasana Hangat.
226 225. Drama Keluarga.
227 226
228 227. Adu Operasi Lapangan.
229 228. Polemik Navarro.
230 229. Gamang
231 230.
232 231.
233 232
234 233
235 234
236 234
237 236
238 237
239 238. Tertembak.
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244. Eksekusi ala Ibnu.
246 245
247 246
248 247
249 248. Situasi yang membingungkan.
250 249. Strategi Mengambil Hati Ala Adelia.
251 250. Perkara Usia.
252 251. Kondisi Sesungguhnya Mumtaz.
253 252. Sinar Terang.
254 253. Tetap Melindungi.
255 254. Perasaan Mumtaz.
256 255. Kangen Mama.
257 256
258 257
259 258. Finish
Episodes

Updated 259 Episodes

1
bab 1
2
bab 2 Duka
3
bab 3 berte
4
bab 4 menata diri setelah kepergian
5
bab 5 sesal
6
bab 6 maaf
7
bab 7. kembali pulang
8
bab 8 hari pertama, hari kehancuran
9
bab 9 menunjukan sedikit jati diri
10
bab 10 perusak tawuran
11
bab 11 tranding ; aneh tapi kereeeeennn
12
bab 12 suka?
13
bab 13. pelindung
14
bab 14. strategi Tanura
15
bab 15 melindungi
16
bab 16 pensi
17
bab 17. cinta atau dendam
18
bab 18 terbongkar
19
bab 19. lagi - lagi berulah
20
bab 20 terdepak
21
bab 21 berakhir sebelum memulai
22
bab 22 publish pacaran
23
bab 23. Zahra VS Sivia
24
bab 24. perang dingin dalam cinta
25
25 kemanapun kau pergi, aku melihatmu
26
bab 26 luka yang samar.
27
bab 27.marah
28
bab 28. Menyingkirkan seseorang yang merepotkan
29
bab 29 luka Hartadraja
30
bab 30 musuh dalam selimut
31
bab 31 orang bawahan jangan bertingkah
32
bab 32. bersama aku itu jawabannya
33
bab 33 ada yang senang, kesal, dan sedih
34
bab 34. sang penerus
35
bab 35. lebih dewasa, lebih tahu
36
bab 36. jangan lewati batasan mu
37
bab 37 Sinyal Berperang
38
bab 38. Atur Siasat
39
bab 39 terungkap
40
bab 40. Kotak Pandora
41
bab 41. titik terang
42
bab 42. Permulaan Pergerakan
43
bab 43. awal pergerakan
44
bab 44. Dengan Mu
45
bab 45. Ungkapan
46
bab 46. perang cinta.
47
bab 47 RaHasiYa dan cinta
48
bab 48. Berdamai dengan Hati
49
bab 49. Kekesalan Zayin
50
bab 50. Seharusnya Bersikap
51
baba 51. cerita cinta
52
Bab 52. Api Dibalas Dengan Air
53
bab 53. cerita cinta Atma Madina
54
bab 54. kesal dan peringatan
55
bab 55. Penegasan
56
bab 56 Gadis ku
57
bab 57. Mempersiapkan Amunisi.
58
bab 58. Kecewa
59
bab 59. Pernikahan
60
bab 60. Intermezzo
61
bab 61. Guardian Angel.
62
bab 62. Skandal
63
bab 63 Skandal (2)
64
bab 64. Sisi lain Zayin.
65
bab 65. para emak back to campus
66
bab 66. Awal Kehancuran.
67
bab 67. Pelan Tapi Pasti.
68
bab 68. Kemarahan
69
bab 69. Surat Alfaska
70
bab 70. Mendung, Tapi Bukan Awan.
71
bab 71. Pergi...
72
72. Typo Dalam Duka Its Okey
73
73. Hito dan Zahra
74
Bab 7. Unstopble
75
bab 75. Pulang
76
bab 76. Kembali.
77
bab 77. Permulaan Eksekusi Aloya.
78
Bab 78. Terlalu Tenang
79
bab 79. Berakhir...
80
bab 80. Serangan Brotosedjo
81
Bab 81 Serangan Serempak Brotosedjo.
82
bab 82 akhir cerita penyerangan
83
bab 83. Dimulainya Derita Brotosedjo
84
bab 84. Luka Tak Nampak
85
bab 85. Adu Strategi
86
Bab 86. Teror.
87
Bab 87. Drama Keluarga
88
Bab 88. Tamara
89
Bab 89. Salah Culik
90
bab 90
91
Bab 91.
92
Bab 92. Membersihkan Sampah.
93
Bab 93. Kembalinya Target.
94
Bab 94. Membidik Target.
95
Bab 95. Kenekatan Musuh
96
Bab 96. Peringatan.
97
Bab 97. Saatnya Gonzalez.
98
Bab 98. Titik awal kesalahan Guadalupe.
99
Bab 99. Salam Dari Mumtaz
100
Bab 100. Cassandra korbannya.
101
Bab 101. Permulaan Untuk Gonzalez.
102
Bab 102. RIP FOR HITO HARTADRAJA
103
Bab 103. Zahra Tumbang
104
Bab 104. Keegoisan
105
Bab 105. Ultimatum Seorang Alfaska.
106
Bab 106. Kabut.
107
Bab. 107. Aku Masih Padamu.
108
Bab 108 Mulai Bergerak Untuk Cassandra.
109
Bab 109. Permohonan Ibnu.
110
Bab 110. Mencari Ikatan Hati
111
111. Selangkah Lebih Dekat.
112
Bab 112. Untuk Mu Estelle Veronika
113
Bab. 113. Sentilan Untuk Gonzalez.
114
Bab 114. Cemilan Untuk Gonzalez.
115
Bab 115. Cara Mengatasi Kegalauan ala Saudara Lelaki.
116
Bab 116. Hari Buruk Gonzales
117
Bab 117 Keputusan Alfaska.
118
Bab 118. Hari Terburuk Bagi Semuanya.
119
Bab 119. Runtuhnya Kesombongan Sandra.
120
Bab 120. Penyelamatan Belinda.
121
Bab 121. Akhirnya..Bertunangan..
122
Bab 121. Efek Tunangan
123
Bab 123. Penculokan di Tahun Baru
124
Bab 124. Duka Fatio.
125
125. Duka petinggi RaHasiYa.
126
bab 126. Guardian Agel Zahra.
127
Bab 127, Malam Menegangkan!!
128
Bab 128. Mengamati pergerakan.
129
Bab 129. Mencari Strategi
130
Bab 130. Mencari...
131
Bab 131. Menemukan...
132
132. Membersihkan Gonzalez
133
Bab 133. Mengantar Pergi...
134
Bab 134. Malam Menghebohkan
135
Bab 135. Menyusun Strategi...
136
Bab 136. Lebih Dekat...
137
Bab 137. Ikatan Bathin,.
138
Bab 138. Tragedi Toilet
139
Bab 139. Akhirnya terselamatkan.
140
bab 140. Mengevakuasi Zahra
141
141. Kepulangan Zahra.
142
Bab 142, Dari Hati Ke Hati
143
Bab 143, Luka Hati Zahra.
144
Bab 144. Pesta Untuk Ibnu Dan Zahra
145
Bab 145. Curahan Hati
146
bab 146. Tangisan Untuk Atma Madina.
147
147. Satu Untuk Atma Madina.
148
bab 148. Hadiah Untuk Atma Madina
149
Bab 149. Putar Keadaan Untuk Navarro.
150
bab 150. Romli VS Atma Madina.
151
151. Navarro vs Hartadraja vs Gurman.
152
152. Derita Navarro VS Kebahagiaan Gurman.
153
153 kejanggalan Mumtaz
154
154. Official Status Petinggi RaHasiYa
155
155. Menyingkap Masa Lalu Ibnu.
156
156. Kemarahan Mumtaz.
157
157. Sayang Untuk Mumtaz
158
158. Kebahagiaan Hito dan Zahra.
159
159. Kemelut Skandal Petinggi RaHasiYa
160
160. Mengumpulkan Puzzle Masa Lalu
161
161. Zayin, sang kepala Keluarga
162
162. Pembalasan Ala Zayin (1)
163
163. Pembalasan Ala Zayin (2)
164
164. Sekilas tentang Zayin.
165
166. Team Zayin vs Team Alfaska
166
166. Alasan dan Sikap Zayin.
167
167. Melindungi ala Zayin.
168
168. Perlindungan yang Terbaik ala Para Abang.
169
169. Penuntasan Pembalasan Untuk Sang Bungsu.
170
170. Tidak Perlu Menyimpan Dendam.
171
171, Sabotase.
172
172. Malam yang Mencekam.
173
173.Malam yang Mengejutkan
174
174.Duka Atma Madina
175
175. Nasib Para Pelaku.
176
176. Adios...
177
177. Penyesalan.
178
178. Skandal Mumtaz.
179
179. Strategi Ala Mumtaz...
180
180. Setidaknya Satu Orang telah Lenyap.
181
181. Kekecewaan Zayin.
182
182. Romantisme ala Cintanya Mumtaz.
183
183. Ditengah Duka.
184
184. Penangkapan Mumtaz.
185
185. Kepingan Puzzle
186
186. Tantangan..Apa Kau Berani?"
187
187. Terhenti Sebelum Berlanjut.
188
188. Malam Yang Menegangkan.
189
189. Hujan Serangan..
190
190. Pelan Tapi Pasti
191
191. Pagi Yang Sibuk
192
192.
193
193. Tumbal Navarro
194
194. Penguasa Sesungguhnya...
195
195.Kala Pemuda Bergerak.
196
196. Kekuatan dan Kekuasaan Pemuda.
197
197. Navarro Berulah...
198
198. Mateo dijadikan Tumbal...
199
199. Penyelamatan Para Bocil
200
200. Kerja sama...
201
201.
202
202. Drama Cinta di Kampus.
203
203.
204
204. Sang Aktor Utama Mulai Beraksi.
205
205. Nasib Ergi
206
206.Mencoba Memegang Kendali.
207
207. Dua Kubu.
208
208. Sekali Menembak dua Burung Terbidik.
209
209. Duka Janu
210
210. Kepingan Ingatan.
211
211. Sedikit Sentuhan Ala Ibnu.
212
promosi
213
212. Akhir Para Wanita Jahat.
214
213. Kebodohan Bara.
215
214
216
215. Awal Dendam Ibnu.
217
216. Kemarahan Ibnu.
218
217. Karma Brotosedjo
219
218. Bubarnya Persahabatan.
220
219.
221
220. Aksi Zayin.
222
221. Keputusan Zayin.
223
222
224
223. Drama Adelia dan Zayin.
225
224. Suasana Hangat.
226
225. Drama Keluarga.
227
226
228
227. Adu Operasi Lapangan.
229
228. Polemik Navarro.
230
229. Gamang
231
230.
232
231.
233
232
234
233
235
234
236
234
237
236
238
237
239
238. Tertembak.
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244. Eksekusi ala Ibnu.
246
245
247
246
248
247
249
248. Situasi yang membingungkan.
250
249. Strategi Mengambil Hati Ala Adelia.
251
250. Perkara Usia.
252
251. Kondisi Sesungguhnya Mumtaz.
253
252. Sinar Terang.
254
253. Tetap Melindungi.
255
254. Perasaan Mumtaz.
256
255. Kangen Mama.
257
256
258
257
259
258. Finish

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!