Kultivator Dewa Pedang Ada Di Bumi
Sudah bukan rahasia lagi di dunia kultivator, aliran hitam dan putih sering kali berseteru. Tidak hanya berskala kecil tapi juga berskala besar dan bahkan sampai harus mengorbankan manusia biasa.
Ya, dunia kultivator.
Dunia yang kuat yang berkuasa.
Dunia yang kuat menindas yang lemah.
Dunia yang lemah ditindas yang kuat.
Dunia ini dibagi menjadi 4, yaitu:
-Benua timur
-Benua barat
-Benua selatan, dan
-Benua tengah
Benua timur adalah benua terlemah diantara benua yang lainnya dan yang terkuat adalah benua tengah.
Di benua timur terdapat 4 kekaisaran, yaitu:
-Kekaisaran Xin
-Kekaisaran Mo
-Kekaisaran Shu
-Kekaisaran Qin
Ditengah 4 kekaisaran tersebut terdapat sebuah hutan yang diberi nama Hutan Kematian.
Hutan kematian dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu:
-Luar
-Dalam, dan
-Inti
Tidak ada yang berani memasuki hutan bagian dalam tersebut karena mereka takut akan penghuni hutan bagian dalam dan inti yang menakutkan.
Banyak orang beranggapan bahwa hutan kematian
bagian inti dihuni oleh naga raksasa dengan panjang 30 meter dan mempunyai sayap.
Di bagian dalam dihuni oleh hewan buas dan siluman yang memiliki tingkatan kultivasi sama ataupun lebih dari penduduk 4 kekaisaran dengan jumlah yang sangat amat banyak.
(Dari pada mereka yang memasuki hutan bagian dalam itu mati konyol, lebih baik tidak masuk sama sekali kan?)
Di bagian luar hutan kematian sering dijadikan tempat perburuan atau pun tempat latihan murid-murid sekte sekitar hutan kematian tersebut.
Di hutan kematian bagian inti, ada seorang pria tua yang sedang berlari secepat kilat mengikuti suara tangisan seorang anak kecil.
"Huuuuuuaaaaaaaa !! ayahhhhh !! ibuuuuuuu !!! tangisan dan teriakan anak kecil itu.
'Siapa anak kecil yang sedang menangis di tengah hutan seperti ini?' batin pria tua itu.
Setelah sekian lama mencari dan mengikuti asal suara tangisan anak kecil itu, dia melihat seorang anak kecil berumur sekitar 6 tahun sedang menangis dan berteriak memanggil ayah dan ibunya.
Ketika sudah sampai tepat dihadapan anak kecil tersebut dia langsung bertanya.
'Syukurlah dia tidak kenapa-kenapa, haishhh' batin pria tua itu.
"Nak, sedang apa kamu disini?" Tanya pria tua itu dengan wajah ramah dan senyumnya.
"Aku tersesat disini hikss hikss" menjawab sambil menangis
"Lalu dimana kedua orang tua mu, nak?" Lanjut pria tua itu.
"Hiksss,,, hiksss,,, orang tuaku dibunuh oleh orang yang menyerang desaku kek" sambil terisak.
'kasihan sekali anak ini. Masih kecil sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya' batin si kakek itu.
"lalu kenapa kamu bisa sampai di hutan ini? disini berbahaya untuk anak seumuran mu"ucap pria tua.
"Setelah aku melihat orang tua ku dibunuh, aku langsung melarikan diri dan berlari tanpa arah dan tujuan kek dan tau-tau sudah ada di tempat sekarang ini" jawab anak itu tanpa ada kebohongan.
"Nak, apakah kamu mau tinggal bersama kakek?"ajak si kakek
"Oh iya, siapa namamu nak? Dan jangan menangis lagi"lanjutnya.
"Jika kakek tidak keberatan, saya mau. Dan nama saya Yan Chen" jawab anak tersebut sambil mengusap air matanya.
" Ya sudah nak Chen ikut saja pulang ke rumah kakek" jawab si kakek tersebut.
(Yan Chen hanya menganggukan kepalanya saja tanda setuju.)
Yan Chen tidak tau bahwa pria tua tersebut merupakan legenda kultivator yang pernah mengguncang dunia karena telah menyelamatkan umat manusia dari ambang kehancuran akibat serangan para iblis pada masa itu.
Ya, dia adalah "Yao Zhi si Dewa Pedang"
Dengan pedang pusaka ditangannya, dia membunuh ratusan bahkan jutaan iblis dengan satu kali tebasan pedang pusakanya.
Semua orang memberi julukan "Dewa Pedang".
Dan si kakek itu pun juga tidak tau bahwa anak kecil yang ia tolong barusan dan diajak untuk tinggal bersamanya kelak dimasa depan bisa mengubah tatanan dan mengguncang dunia bahkan alam semesta dengan keberadaannya saja.
(Back to cerita)
Di perjalanan menuju rumah Yao Zhi.
"kek, bolehkah Chen bertanya?"tanya Yan Chen.
"Tentu saja boleh" jawab Yao Zhi.
"Siapa nama kakek?"lanjut Chen
"Wahahahhahahah" Yao Zhi tertawa.
Yan Chen merasa bingung ketika mendapat jawaban tertawa. 'apakah ada yang salah dengan pertanyaanku? atau apakah kakek ini sudah gila?' batinnya.
"Maafkan kakek tidak memperkenalkan diri sebelumnya nak Chen"jawabnya setelah dia melihat Yan Chen kebingungan sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Nama kakek Yao Zhi, panggil saja kakek Zhi"
"Apakah kakek tinggal sendiri?" Lanjut bertanya.
"Iya kakek tinggal sendiri nak Chen"jawabnya.
"Ohiya boleh kah kakek memanggilmu Chen'er?"lanjutnya.
Bukan tanpa alasan Yao Zhi ingin memanggil Yan Chen dengan sebutan Chen'er. Karena selama hidup di dunia ini dia tidak pernah memiliki seorang anak ataupun kerabat dekat dan dia berkeinginan untuk menjadikan Yan Chen sebagai anak angkatnya.
(biasa jomblo akut.. canda jomblo😁)
"Boleh saja kek heheh" jawab Yan Chen.
"Berapa usiamu sekarang Chen'er?"tanya Yao Zhi.
"Kata ayah dan ibuku sebelum mereka meninggal usia ku 6 tahun paman" jawab Yan Chen dengan muka sedih mengingat akan kematian orang tuanya yang dibunuh tepat didepan matanya sendiri.
"Jangan terus bersedih Chen'er. Semua manusia pasti akan mati karena itu sudah menjadi takdir kita sebagai manusia, tinggal kita memilih mati dengan cara apa? apakah dengan bunuh diri, keracunan atau apalah itu. Jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan mu Chen'er" menasehati Yan Chen.
"Apakah ayah dan ibuku akan bahagia dan bisa melihat ku di atas sana?" tanya Yan Chen.
"Ya, percayalah bahwa mereka bisa dan sedang melihatmu di atas sana"
"Dan mereka akan senang juga bangga jika anaknya menjadi anak yang bisa berguna untuk orang lain" jawab Yao Zhi.
tiba-tiba perut Yan Chen bunyi tanda minta diisi karena seharian dia belum memakan apapun.
"Kruuuukkkkk !!" bunyi perut Yan Chen.
"Apakah kamu lapar Chen'er?" tanya Yao Zhi.
"hehehehhhh !! maaf kek, Chen belum makan dari pagi"jawab Yan Chen.
"Ya sudah makan dulu buah-buahan ini sebagai pengganjal perutmu Chen'er. Nanti setelah tiba di rumah, kakek akan memasak makanan untuk mu" kata Yao Zhi.
Untung saja Yao Zhi mengambil buah-buahan ketika sedang mencari keberadaan Yan Chen waktu tadi. Jadi bisa untuk mengganjal perut Yan Chen yang kelaparan.
(Skip Perjalanan)
Di depan Yan Chen kini terdapat sebuah padang rumput yang lumayan agak luas ( seluas lapangan Gelora Bung Karno) juga ada sebuah danau dengan airnya yang berwarna kebiru tuaan.
Dibagian sisi danau itu terdapat sebuah tebing yang menjulang tinggi serta air terjun yang mengalir sangat deras menjadikan pemandangan yang menakjubkan untuk orang yang baru melihatnya seperti Yan Chen.
"Kek, apakah ini tempat tinggal kakek? tanya Chen.
"Iya ini tempat tinggal kakek selama ini. Apakah Chen'er menyesal ikut pulang ke rumah kakek?" tanya si kakek.
"Ehh,, tidak tidak kek Chen tidak menyesal. Malah Chen merasa senang bisa melihat dan tinggal di tempat yang indah seperti ini" jawab Chen.
(To Be Continue)
MOHON MAAF APABILA ADA SALAH KATA MOHON DI MAKLUM YA HEHEHH !!
'Aku masih pemula' bisik author😁
Jangan lupa kritik dan sarannya !!
See you gaessss !!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Lulu Zahiyah
awal cerita yang menarik
2021-05-26
1
Anojames
kynya seru nich lanjut Thor
2021-05-24
0
anggita
dunia, kultivator.,
2021-05-20
0