"Hari ini aku memasak soup, jadi nikmatilah!"
Entah kenapa ia begitu antusias dengan masakannya sendiri, jika makanan ini berwarna ungu dan beracun. Aku dengan senang hati memakannya, tetapi itu tidak akan pernah terjadi.
Lebih estetiknya jika itu adalah apel beracun, karena aku menyukai apel yang berwarna merah seperti darah.
"Cepat makan, keburu dingin."
Dia selalu mengomel padaku, bagiku dia mirip ibu tetangga sebelah yang selalu memarahi anaknya yang pulang dengan keadaan mabuk.
"Hei Lucy, ternyata kau betah di tempat seperti ini, walaupun tempatnya sederhana dan lumayan bagus, tetapi tetanggamu itu tidak bisa berhenti berteriak sehari pun, yak?"
"Sudah terbiasa."
"Begitu yak."
Sepertinya dia merasa terganggu dengan tetangga sebelahku, pada akhirnya ia mulai menggosip tentang anak tetangga sebelah. Walau aku tak berniat membicarakannya, dia terus mempertanyakan anak tetangga yang mabuk itu.
Apakah dia menyukainya?
"Jadi begitu yak, itu sebabnya dia terus pulang malam," ucap Niki sambil memangku wajahnya dengan kedua tangan.
"Apa kau tertarik dengannya? Kau terus mempertanyakan tentang dirinya?"
"Tentu saja tidak!! Apa maksudmu!? Aku tak menyukainya sama sekali!!"
Niki yang berteriak seperti itu tidak bisa berbohong, lagipula aku mengatakan tertarik bukan menyukai.
"Jangan berisik, jika tetangga sebelah mendengarmu, mereka akan tersinggung nanti." Aku selalu memperingatinya, tetapi emosinya kadang tidak bisa dikendalikan.
"Oh iya maaf, aku lupa."
Dia menutupi mulutnya dengan tangan kanannya dan mulai duduk dengan tenang. Kami menghabiskan makan malam bersama. Setelah selesai, kami mencuci piring masing masing. Dan masuk kedalam kamar dan bersiap untuk tidur, kami selalu tidur bersebelahan semenjak dia berteman denganku.
"Niki... " panggilku.
"Iya kenapa?"
"Apa kau sudah menemukan jawabannya?"
"Tentang apa?"
Dia pura pura tidak ingat atau memang tidak ingat. Aku pun mencoba untuk mengingat pertanyaan yang pernah kulontarkan sebelumnya, tak sekedar hanya pertanyaan sederhana tetapi ini juga penawaran.
"Tentang bunuh diri bersama. Apakah kamu mau bunuh diri bersama---"
"Sudah kubilang aku tidak akan menjawabnya!!"
Huft~ padahal aku sudah menunggu jawabannya berbulan-bulan, tetap saja aku tidak mendapatkan jawabannya.
"Jangan pernah kau tanyakan hal itu lagi kepadaku yak!?"
"Aku juga sudah siap jika kau tidak menjawabnya. Wajar saja kamu menolaknya, karena kamu dan mereka semua masih memiliki hasrat untuk hidup, maka dari itu aku menyiapkan jawaban cadangannya dan sekarang aku sedang menunggu jawaban dari Jenny," sahutku provokasi.
"Jenny? Maksudmu gadis berkacamata si kutubuku itu?"
Niki yang tadinya rebahan di sampingku, berubah menjadi posisi duduk dan menatapku dengan takut.
"Ada apa?"
Aku bingung melihat raut wajahnya yang berubah itu, apa ada masalah dengan Jenny? Apa aku salah mengajak orang itu?
"Kau salah mengajak orang Lucy, apa kau tidak tau Jenny itu seperti apa?"
Apa yang kupikirkan ternyata benar, melihat raut wajahnya pasti ada yang mengganjal di pikirannya.
"Jenny itu anak si kutubuku yang memiliki kepribadian psikopat, memang sih dia pernah melukai beberapa temannya, tetapi entah kenapa dia tidak dikeluarkan dari sekolah yak?" pikir Niki.
Niki tampaknya berpikir terlalu keras, dia tidak berpikir bahwa kedua orang tua Jenny menyogok pihak sekolah untuk menutupi kesalahan apapun yang dilakukan Jenny. Orang tua Jenny adalah orang yang sangat dihormati dan memiliki 5 perusahaan terbesar di negara kami. Walaupun begitu, tetap saja rumor itu sampai pada orang luar, demikian juga mereka tidak bisa menuduh Jenny sembarangan karena kurangnya bukti.
Dan teman yang ia lukai telah keluar dari sekolah dengan membawa uang sogokannya untuk tak memberitahu kasus ini kesiapapun.
Jangan bepikir hidup Jenny aman dan tentram, ia dijauhi dan dicacimaki oleh teman-temannya, karena itu mungkin aku berpikir dia sedang putus asa dan tidak ingin melanjutkan hidup. Aku menawarkan bunuh diri ganda bersamanya, mungkin dia masih berpikir tentang penawaran yang kubuat.
"Cepat batalkan penawaran bodohmu itu!"
"Tidak mau, selamat tidur."
Aku langsung mengambil posisi berlawanan darinya dan tidak ingin mendengarkan ceramahnya yang panjang, karena aku sudah ngantuk berat.
"HEI JANGAN MENGABAIKANKU BEGITU!!"
Aku pun menutupi telingaku dengan bantal hingga menjelang pagi.
....
"Kupu-kupu yang sangat cantik. Belum tentu aman untuk didekati"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Wichan606
Ingin menambah ilmu dari para penulis
2021-04-27
0