Part 2. Awal

Langkah tegas Gio membawanya menuruni tangga menuju ruang makan yang sudah terdapat Ayah, Bunda dan Adiknya. Dengan senyum manis,, Gio menatap keluarganya dengan tatapan teduh berbeda jika dia menatap orang lain, dingin dan tajam.

"Hari ini kuliah ?", tanya Gio pada Gea, adiknya setelah duduk di kursi meja makan tepat dihadapan bundanya.

"Iyaa, kenapa memangnya?", tanya gadis manis pemilik lesung pipi yang tengah asik dengan makanannya.

"Pulangnya mau Abang jemput ?", tanya Gio membuat Gea mengangguk semangat. Dia paling suka merepotkan abangnya ini.

"Mau tapi nanti kita harus beli es krim sebelum kembali kerumah", kata Gea dengan mata berbinar.

"Gak boleh banyak makan makanan manis dek", kita Kevin mengingatkan.

"Tapi Yah...",

"Stok dirumah masih banyak", balas Kevin cepat.

"Baiklah", ucap Gea menunduk lemas.

Namun belum cukup beberapa menit,, Gio sudah menyodorkan kotak berbalut kertas kado berwarna biru muda dan pita berwarna putih.

"Untuk kamu karena berhasil masuk perguruan tinggi negeri dengan usahamu sendiri", kata Gio tersenyum kearah adik kesayangannya.

Mata Gea seketika berbinar mendapat hadiah dari Abangnya karena jarang sekali laki-laki itu memberikannya hadiah, meski dia tahu Gio mampu memberikannya.

"Bunda, Ayah.. Abang berangkat", kata Gio beranjak dari tempat duduknya lalu menyalami kedua orang tuanya.

"Hati-hati",.

Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya,, Gio melangkah menuju mobil yang sudah disiapkan hendak ke perusahaan miliknya. Kuliahnya hari ini kosong jadi dia akan menggunakan waktunya untuk menyelesaikan pekerjaannya, jadi besok dia hanya tinggal mengecek beberapa pekerjaan dan menyelesaikan tugas kuliahnya.

Baginya, waktu adalah uang dan dia tipe orang yang paling tidak suka menyia-nyiakan waktu yang dia punya. Selagi dia masih bisa, dia akan selesaikan. Hal ini juga yang membuatnya sampai sekarang belum juga menemukan pujaan hatinya. Jika dilihat, umurnya sudah cukup untuk memulai sebuah hubungan dan memikirkan dirinya tapi itu semua tidak berlaku pada seorang Gio Pratama Ananda.

Pernah suatu hari Gea, adiknya bertanya padanya kapan dia akan memikirkan kebahagiaannya sendiri dan jawabannya dari dulu tidak pernah berubah. Dia akan selalu menjawab "ketika adik dan kedua orang tua ku sudah berhasil ku bahagiakan". Baginya, dunianya hanya berputar pada Ayah, Bunda dan adik kesayangannya.

Gio menghentikan laju mobilnya saat melihat lampu berubah menjadi merah. Matanya menatap lurus kedepan dengan mengetuk-ngetukkan jarinya pada stir mobil membentuk nada sendiri sambil menunggu lampu berubah menjadi hijau.

Detik berikutnya, matanya menangkap sosok gadis cantik berkuncir kuda memakai baju kaos berwarna pink soft dan jeans panjang serta Sling bag berwarna hitam sedang berbicara dengan seorang nenek tua, seperti menawari bantuan.

Dan benar saja, beberapa detik kemudian, Gio melihat gadis itu membantu nenek itu menyebrang jalan dengan senyum manisnya. Gio tidak dapat mengalihkan pandangannya dari gadis cantik dan manis itu. Jika dilihat-lihat umur gadis itu sama dengannya.

...----------------...

Dengan tergesa-gesa, Ara berlari menuruni tangga untuk segera menemui neneknya yang sudah menunggunya di meja makan.

Rumah minimalis berlantai dua itu adalah satu-satunya harga yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Dia sebenarnya ingin menjualnya dan mengganti dengan rumah sederhana yang cukup untuk dia dan neneknya. Bukan tanpa alasan dia ingin menjualnya dia membutuhkan modal untuk membuka usaha sendiri dan sisanya bisa dia gunakan untuk menutupi biaya mereka sehari-hari, tapi neneknya selalu melarang dengan alasan terlalu banyak kenangan dirumah ini.

Jika orang yang baru mengenalnya melihatnya hanya sekilas, pasti orang akan beranggapan jika dia ini orang berada karena memiliki rumah bagus dan bertingkat tapi sebenarnya tidak seperti itu, kata neneknya rumah ini adalah hasil kerja keras ayah dan bundanya sewaktu masih hidup. Neneknya juga mengatakan jika rumah ini dibangun sebagai hadiah untuk dirinya kelak jika sudah lahir. Namun, belum sempat ayah dan ibunya menunjukkannya padanya, kedua orang tuanya sudah dipanggil sang pencipta disaat usianya belum menginjak satu tahun.

Rumahnya ini memang tidak sebesar rumah orang-orang kaya pada umumnya karena ayahnya yang meminta untuk dibuatkan rumah minimalis berlantai dua, dan itu yang menjadi tempat tinggal mereka sekarang.

"Nek, Ara berangkat yah", kata Ara sambil melangkah mendekati neneknya.

"Gak makan dulu ?", tanya Muti, neneknya.

Makanan dimeja sudah tertata rapi, tapi sayang sekali dia tidak bisa berlama-lama sekarang, ada pekerjaan yang harus dia selesaikan sebelum masuk kampus hari ini.

Ara kuliah ?, Yap, dengan bantuan otaknya yang jenius, Ara berhasil mendapat beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas impiannya, dan itu yang membuatnya tak henti-hentinya bersyukur karena meski hidup dalam kesusahan, dia masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melanjutkan pendidikannya.

"Ara bawa bekal aja, Ara buru-buru, nek", kata Ara memasukkan nasi, tahu dan tempe ke dalam tempat bekalnya.

"Kamu kerja lagi ?", tanya Nenek.

"Iya Ara ada pekerjaan hari ini, karena Ara masuknya siang jadi Ara ambil jam kerja pagi sama sore nanti", balas Ara menatap neneknya dengan tersenyum.

"Kamu gak mau berhenti saja ?", lagi-lagi pertanyaan seperti itu terlontar dari mulut neneknya yang semakin menua.

"Ara kan sudah berapa kali bilang, Nek. Kalau Ara berhenti bekerja kita mau makan apa? ", jawab Ara dengan lembut. Dia tahu neneknya ini khawatir tapi jika dia tidak bekerja, dia akan memberi makan apa pada neneknya. Dia begitu menyayangi neneknya karena hanya dia satu-satunya keluarga yang Ara punya dan juga begitu menyayanginya.

Tidak ada beban sama sekali saat Ara mengatakannya, karena itu memang benar, dia tidak ada tempat untuk bergantung apalagi meminta, pantang untuknya meminta pada keluarganya yang lain ketika dia masih bisa bekerja dan menghidupi dirinya sendiri.

"Tapi Ara....",

"Udah ah, nenek mah selalu gitu. Ara gak papa kok. Ya udah Ara berangkat yah, assalamualaikum", kata Ara dan langsung menyalami tangan neneknya lalu beranjak meninggalkan rumahnya.

Neneknya menatap kepergian cucu kesayangannya dengan sendu, selama ini gadis itu tidak pernah mengeluh padanya. Bahkan menangis pun jarang sekali, dia hanya akan menunjukkan air matanya jika dia merindukan kedua orang tuanya. Tidak ada sedikit pun dia mengeluh atau merasa lelah menjalani harinya yang berat seperti ini.

Bekerja dan kuliah adalah kesehariannya dan neneknya tau itu pasti sangat melelahkan, belum lagi dia harus bergelut dengan tumpukan tugas setiap malamnya.

"Putri mu sekarang tumbuh menjadi gadis tangguh, Aira", gumam Muti.

...----------------...

Dengan langkah kecil, Ara melangkah menuju jalan raya untuk mencari kendaraan yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Untung saja tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Namun, belum sampai Ara menemukan kendaraan umum, matanya menangkap sosok gadis kecil dengan pakaian lusuh tengah mencari sesuatu di tong sampah.

Melihat itu, hati Ara sakit. Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya hidup dan berjuang ditengah-tengah kehidupan kota yang padat dan kejam ini.

Ara mendekati gadis kecil itu lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis mungil itu.

"Dek, ini kakak ada makanan", kata Ara menyodorkan kantong plastik berisi kotak bekal yang dia bawa tadi.

Gadis kecil itu menatap Ara dengan mata berbinar.

"Benar untuk aku?", tanya gadis itu.

Ara mengangguk dan tersenyum manis, membuat gadis itu senang bukan main karena akhirnya hari ini dia bisa makan. Namun, tiba-tiba gadis itu menolak membuat Ara mengerutkan keningnya.

"Tapi kakak nanti makan apa ?", tanya gadis itu.

"Gak papa, kakak sudah makan tadi. Ambil yah", kata Ara.

"Bener ?"

"Bener dong, dimakan yah. Kakak mau berangka dulu, dah", kata Ara berlalu pergi setelah gadis itu menerima pemberiannya.

Setelah beberapa menit berjalan, Ara kembali melihat seorang nenek tua yang sepertinya hendak menyebrang namun takut.

Ara mengamati setiap orang disekelilingnya, tidak ada yang berniat membantu semua sibuk dengan urusan mereka masing-masing dan mengabaikan sekitarnya. Ara menggeleng pelan melihat bagaimana keadaan sekarang. Semakin hari kepedulian antar sesama seakan hilang dan manusia berubah menjadi makhluk yang individualisme.

Ara menghela nafas pelan lalu membantu nenek itu menyebrang. Dia melakukan itu semua bukan karena ingin mendapat pujian atau hanya sekedar dianggap baik, bukan. Dia melakukan itu tulus dari hatinya, terserah orang mau beranggapan seperti apa tentang dirinya yang jelas, dia hanya ingin membantu sesama.

Tanpa Ara sadari, seseorang sedari tadi mulai dari sejak Ara datang sampai gadis itu tersenyum manis saat berhasil membantu orang lain. Orang itu terus memperhatikan dan memujinya karena dizaman seperti sekarang, sudah jarang sekali ada seseorang yang mau membantu sesama.

"Cantik", batinnya

...----------------...

Episodes
1 Perkenalan
2 Part 2. Awal
3 Part 3. Mengenal namanya
4 Part 4. Bertemu
5 Part 5. Pindah kerja?
6 Part 6. Menerima tawaran
7 Part 7. Perbedaan
8 Part 8. Berangkat bersama
9 Part 9. pengganggu
10 Part 10. Bertemu calon mertua?
11 Part 11. tingkah lucu Gea dan Dara
12 Part 12. Jalan-jalan
13 Part 13. Jalan-jalan (2)
14 Part 14. Tamparan
15 Part 15. Gadis kuat
16 Part 16. First kiss
17 Part 17. pengganggu lagi
18 Part 18 Toko buku
19 Part 19. Bersama mu
20 Part 20. Sehari tanpa Gio
21 Part 21. Menginap
22 Part 22. Bully?
23 Part 23. She's mine
24 Part 24. berbohong
25 Part 25. ikut latihan
26 Part 26. menemani
27 Part 27. tanding basket
28 Part 28. tanding basket
29 Part 29. ceroboh tapi menggemaskan
30 Part 30. diculik?
31 Part 31. Kambuh
32 Part 32. manja
33 Part 33. benci
34 Part 34. rencana
35 Part 35. Gio cerewet
36 Part 36. fakta menyenangkan
37 Part 37. Perasaan Rania
38 Part 38. kebohongan Ara
39 Part 39. Menenangkan
40 Part 40 Menjelaskan
41 Part 41. Bertemu
42 Part 42. Rusuh
43 Part 43. rusuh (2)
44 Part 44. Tenang
45 Part 45. Alasan ketidaksukaan
46 Part 46. hari terakhir kerja
47 Part 47. aneh
48 Part 48. sekertaris baru
49 Part 49. hari kelulusan
50 Part 50. rencana liburan
51 Part 51. liburan
52 Part 52. Trauma masa lalu
53 Part 53. Cerita Masa lalu
54 Part 54. Fakta & Melawan trauma
55 Part 55. malam itu 18+
56 Part 56. sayang banget
57 Part 57 (Cast)
58 Part 58. kenyataan pahit
59 Part 59. putus?
60 Part 60. kedatangan Rania
61 Part 61. maaf
62 Part 62. kehilangan
63 Part 63. Lukanya masing-masing
64 Part 64. Bangkit
65 Part 65. Musibah, lagi?
66 Part. 66 Tinggal bersama?
67 Part 67. Kecurigaan
68 Part 68. Pengeroyokan
69 Part 69. Peresmian
70 Part 70. Malam petaka
71 Part 71. Retak
72 Part 72. Mencoba ikhlas
73 Part 73. Tak mau pisah.
74 Part. 74. Di baca aja dulu!
75 Part 75. Cinta, kenyamanan & keikhlasan.
76 Part 76. Pernikahan Ken
77 Part 77. Cinta & Rasa Sakit.
78 Part 78. Start
79 Part 79. Patah Hati Terbesar
80 Part 80. Menghilang
81 Part 81. Memulai kembali
82 Part 82. Teman
83 Part 83. Cerita buruk
84 Part 84. Pernyataan Aldi
85 Part 85. Kepergian Aldi
86 Part 86. Paket
87 Part 87. Benar-benar berakhir
88 Part 88. Terbongkar?
89 Part 89. Perubahan Dalam Kehidupan
90 Part 90. Paket lagi
91 Part 91. Keguguran
92 Part 92. Teror
93 Part 93. Seperti Mimpi
94 Part 94. Bersama Aldi
95 Part 95. Two Years Later
96 Part 96. Bertemu Rania
97 Part 97. Bersama Rania
98 Part 98. Gio Pratama Ananda
99 Part 99. Bertemu Gea dan Arsal
100 Part 100. Kabar (?)
101 Part 101. Amarah Gio
102 Part 102. Pernikahan Gea
103 Part 103. Diculik (?)
104 Part 104. Apartemen lama
105 Part 105. Gio dan Ara
106 Part 106. Gio vs Ken
107 Part 107. Seseorang Dari Masa Lalu
108 Part 108. Permohonan Gio
109 Part 109. It's You
110 Part 110. Sah
111 Part 111. Berkunjung
112 Part 112. Mencari Kerja
113 Part 113. Kembali Meminta Restu
114 Part 114. Salah Paham (?)
115 Part 115. Marah
116 Part 116. Penjelasan Ara
117 Part 117. Restu
118 Part 118. Cerita
119 Part 119. Bibit PHO (?)
120 Part 120. Aneh
121 Part 121. Pregnant
122 Part 122. Pernikahan Arsal
123 Part 123. Rumah Baru
124 Part 124. Bertemu Naumi
125 Part 125. Badmood.
126 Part 126. Naumi Berulah.
127 Part 127. Dipecat
128 Part 128. Angel
129 Part 129. Feeling
130 Part 130. Akhir Cerita I
131 Part 131. The End (Baby boy)
132 Ekstra Part 1
133 Ekstra Part 2
134 Pengumuman penting!!
135 New story
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Perkenalan
2
Part 2. Awal
3
Part 3. Mengenal namanya
4
Part 4. Bertemu
5
Part 5. Pindah kerja?
6
Part 6. Menerima tawaran
7
Part 7. Perbedaan
8
Part 8. Berangkat bersama
9
Part 9. pengganggu
10
Part 10. Bertemu calon mertua?
11
Part 11. tingkah lucu Gea dan Dara
12
Part 12. Jalan-jalan
13
Part 13. Jalan-jalan (2)
14
Part 14. Tamparan
15
Part 15. Gadis kuat
16
Part 16. First kiss
17
Part 17. pengganggu lagi
18
Part 18 Toko buku
19
Part 19. Bersama mu
20
Part 20. Sehari tanpa Gio
21
Part 21. Menginap
22
Part 22. Bully?
23
Part 23. She's mine
24
Part 24. berbohong
25
Part 25. ikut latihan
26
Part 26. menemani
27
Part 27. tanding basket
28
Part 28. tanding basket
29
Part 29. ceroboh tapi menggemaskan
30
Part 30. diculik?
31
Part 31. Kambuh
32
Part 32. manja
33
Part 33. benci
34
Part 34. rencana
35
Part 35. Gio cerewet
36
Part 36. fakta menyenangkan
37
Part 37. Perasaan Rania
38
Part 38. kebohongan Ara
39
Part 39. Menenangkan
40
Part 40 Menjelaskan
41
Part 41. Bertemu
42
Part 42. Rusuh
43
Part 43. rusuh (2)
44
Part 44. Tenang
45
Part 45. Alasan ketidaksukaan
46
Part 46. hari terakhir kerja
47
Part 47. aneh
48
Part 48. sekertaris baru
49
Part 49. hari kelulusan
50
Part 50. rencana liburan
51
Part 51. liburan
52
Part 52. Trauma masa lalu
53
Part 53. Cerita Masa lalu
54
Part 54. Fakta & Melawan trauma
55
Part 55. malam itu 18+
56
Part 56. sayang banget
57
Part 57 (Cast)
58
Part 58. kenyataan pahit
59
Part 59. putus?
60
Part 60. kedatangan Rania
61
Part 61. maaf
62
Part 62. kehilangan
63
Part 63. Lukanya masing-masing
64
Part 64. Bangkit
65
Part 65. Musibah, lagi?
66
Part. 66 Tinggal bersama?
67
Part 67. Kecurigaan
68
Part 68. Pengeroyokan
69
Part 69. Peresmian
70
Part 70. Malam petaka
71
Part 71. Retak
72
Part 72. Mencoba ikhlas
73
Part 73. Tak mau pisah.
74
Part. 74. Di baca aja dulu!
75
Part 75. Cinta, kenyamanan & keikhlasan.
76
Part 76. Pernikahan Ken
77
Part 77. Cinta & Rasa Sakit.
78
Part 78. Start
79
Part 79. Patah Hati Terbesar
80
Part 80. Menghilang
81
Part 81. Memulai kembali
82
Part 82. Teman
83
Part 83. Cerita buruk
84
Part 84. Pernyataan Aldi
85
Part 85. Kepergian Aldi
86
Part 86. Paket
87
Part 87. Benar-benar berakhir
88
Part 88. Terbongkar?
89
Part 89. Perubahan Dalam Kehidupan
90
Part 90. Paket lagi
91
Part 91. Keguguran
92
Part 92. Teror
93
Part 93. Seperti Mimpi
94
Part 94. Bersama Aldi
95
Part 95. Two Years Later
96
Part 96. Bertemu Rania
97
Part 97. Bersama Rania
98
Part 98. Gio Pratama Ananda
99
Part 99. Bertemu Gea dan Arsal
100
Part 100. Kabar (?)
101
Part 101. Amarah Gio
102
Part 102. Pernikahan Gea
103
Part 103. Diculik (?)
104
Part 104. Apartemen lama
105
Part 105. Gio dan Ara
106
Part 106. Gio vs Ken
107
Part 107. Seseorang Dari Masa Lalu
108
Part 108. Permohonan Gio
109
Part 109. It's You
110
Part 110. Sah
111
Part 111. Berkunjung
112
Part 112. Mencari Kerja
113
Part 113. Kembali Meminta Restu
114
Part 114. Salah Paham (?)
115
Part 115. Marah
116
Part 116. Penjelasan Ara
117
Part 117. Restu
118
Part 118. Cerita
119
Part 119. Bibit PHO (?)
120
Part 120. Aneh
121
Part 121. Pregnant
122
Part 122. Pernikahan Arsal
123
Part 123. Rumah Baru
124
Part 124. Bertemu Naumi
125
Part 125. Badmood.
126
Part 126. Naumi Berulah.
127
Part 127. Dipecat
128
Part 128. Angel
129
Part 129. Feeling
130
Part 130. Akhir Cerita I
131
Part 131. The End (Baby boy)
132
Ekstra Part 1
133
Ekstra Part 2
134
Pengumuman penting!!
135
New story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!