Pada suatu hari, Sinta tak sengaja ia mendengar cerita pelanggan yang tengah curhat pada temannya tentang kisruh rumah tangganya.
“Iya, aku sedih banget mbak, masa mas ku bilang punyaku becek, trus bau" ujar wanita muda itu dengan linangan air mata sedih.
“Kok bisa sih, punya kamu bau, apa kamu gak ganti celana dalem?? Rajin-rajin ganti loh, biar punya kamu gak lembab..” saran sang teman.
“Udah, aku tuh rajin nganti CD, tapi aku gak tau loh mbak, setelah lahiran si Yaya.. punya ku tiap berhubungan selalu becek, kayak longgar gitu.. gak mengigit“ jelas wanita muda itu dengan mengelus kepala sang anak yang terlihat baru berusia beberapa bulan.
“Suamiku sampai suka minta pakek mulutku mbak, aku gak sanggup mbak, jijik" timpal wanita itu mengidik tubuhnya.
Sinta mendengar ikut sedih, ia sudah dapat membayangkan bagaimana rusaknya hubungan ranjang mbak muda itu.
Lalu dengan mencoba memberatkan diri, Sinta mendekat pada kedua wanita muda itu.
“Anu, maaf.. mbak..” ujar Sinta memotong dengan hati-hati pembicaraan kedua wanita muda itu dengan meletakkan jamu bugar hangat pada keduanya.
Kedua wanita itu menoleh pada Sinta yang datang dengan senyum simpul. Lalu duduk mendekat pada mereka.
“Maaf mbak, kalau saya lancang.. dan saya tidak bermaksud apa-apa.. saya tadi enggak sengaja mendengar pembicaraan mbak berdua" jelas Sinta hati-hati dengan suara setengah berbisik.
Kedua wanita itu pun jadi sedikit kaget mendengar ucapan Sinta yang mendengar curhat kursial itu.
“Saya di sini cuma mau bantu masalah mbak, tapi.. dengan minum jamu Mbak.. apa mbak mau coba??” tanya Sinta hati-hati.
Wanita yang punya masalah pun sedikit menimbang.
Sinta melihat jika keduanya masih tak percaya akan ucapannya.
“Jamu ini spesial mbak, khusus buat perempuan..” jelas Sinta.
Teman wanita itu terlihat tertarik.
“Aman gak??”
“Aman mbak, karena di buat dari rempah-rempah alami.. Cuma yaa agak pahit sedikit mbak.. tapi harus rutin minum selama 3 kali hari” ucap Sinta tergantung malu.
“Dan nanti hasilnya langsung kelihatan pas **** mbak di pakek sama suami" sambut Sinta malu-malu.
Kedua wanita muda itu pun ikut malu-malu.
“Boleh deh mbak, saya mau..” sahut wanita muda dengan semangat.
“Saya juga mau deh mbak..” timpal sang teman wanita yang sama bersemangatnya.
Sinta tersenyum dengan mengangguk.
“Baik mbak, besok sore mbak datang lagi.. soalnya harus cari bahan khusus agak sedikit lama olahnya" jelas Sinta.
“Baik mbak, minta nomor telfonnya aja, nanti biar saya telfon mbak pas mau ambil"
Shinta terdiam.
“Oh, 08Xxxx” ucap Shinta pelan.
“Pokoknya besok jamunya siap sore" ujar Sinta sembari meraih pensil untuk mencatat pesanan khusus.
Kedua wanita muda itu pun membayar sejumlah uang untuk jamu segar bugar dan berlalu pergi.
***
Butuh waktu hampir 3 jam untuk merebus rempah-rempah itu hingga mengeluarkan zat-zat yang menjadi obat jamu.
Setelah proses perebusan itu selesai. Shinta pun bisa bernafas lega, ia masih punya waktu untuk beristirahat sembari menunggu air rebusan jamu itu dingin.
Shinta membantu memotong bahan-bahan kue ibu yang akan membuat kue bawang dan risol untuk di jual besok.
Hingga tanpa di sadari, jam pun menunjukkan jam 5 sore. Dan terdengar suara ketukan pintu.
Tok...tok..tok..
“Mbak Sintaaa???” panggil seorang wanita dari depan rumah.
Shinta yang tengah berada di dapur pun seketika bangun dari duduknya dan berjalan cepat menuju pintu depan.
“Iyaaa...” sahut Sinta dengan meraih pedal pintu dan perlahan membuka pintu itu.
Terlihat dua orang wanita muda di sana.
“Gimana mbak Sinta?? Jamunya sudah ada??”
Sinta mengangguk senang.
“Sudah, tapi tunggu dulu yaa.. saya tuangin dulu di botol yaa"
“Oh, oke.. kami tunggu mbak" sahut wanita muda itu senang.
Sinta pun langsung kembali menuju dapur. Ia pun bersegera meraih dua botol kaca bekas yang sudah ia cuci bersih dan di keringkan. Dengan telaten Sinta menuangkan rebusan jamu itu yang masih terasa hangat.
Ia mengisi hingga penuh dua botol kaca itu. Lalu menutupnya dengan kuat agar tidak tumpah, Sinta meraih dua plastik untuk menaruh dua botol kaca itu.
Sinta pun kembali kedepan rumah nenek, dan kedua wanita itu masih setia menunggu.
“Ini mbak" ujar Sinta sembari menyerahkan plastik itu pada kedua wanita itu.
Kedua wanita itu mengambil dengan bingung lalu membuka bungkusan plastik itu dan melihat botol kaca dengan ramuan yang sudah terisi penuh.
“Masih hangat ya mbak??”
“Iya, mbak saya baru buat, biar nanti bisa di minum hangat-hangat"
“Oh??” seru salah seorang wanita muda itu.
“Ini disekali minum semua mbak??”
Shinta tersenyum lucu.
“Enggak mbak, minumnya satu cangkir setiap pagi, tapi tiap mau minum harus di hangatin.. Jamunya di simpan di kulkas bisa tahan sampai 1 atau 2 minggu” jelas Sinta.
“Oooh" sahut wanita muda bersamaan.
“Ini, pahit gak sih mbak??” tanya teman wanita muda itu.
Sinta lagi-lag tersenyum.
“Sedikit mbak, tapi nanti enak kalau udah biasa.. kalau gak tahan pahit coba kasih madu aja satu sendok makan“
Wanita muda itu melihat dengan ragu botol kaca yang terlihat pekat itu.
“Ya, udah harganya berapa nie mbak Sinta? Tapi jangan mahal-mahal dong" ujar wanita muda itu dengan sedikit bercanda.
Shinta terlihat menimbang.
“Seiklasnya mbak aja, karena saya niatnya memang mau menolong , semoga mbak dan suami bisa harmonis kembali..” sahut Sinta.
Kedua wanita muda itu pun mengangguk. Lalu keduanya pun merogoh isi tas dan mengambil uang 20 ribu rupiah. Seolah keduanya sudah merencanakan uang yang akan mereka beri pada Sinta.
Sinta menerima tanpa menolak.
Kedua wanita itu pun pamit.
“Makasih ya mbak Sinta...”
“Iya mbak, eh tapi..”ujar Sinta tertahan.
“Kenapa mbak Shinta?” tanya wanita muda itu respon.
“Itu.. Cuma mau kasih tips biar mbak lebih seger kayak wangi anak perawan.. kalau bisa cebok **** dengan air rebusan daun sirih mbak.. biar harum dan wangi" ujar Sinta berbisik pelan pada kedua wanita itu.
“Nanti mbak sesekali minum air rebusan itu, biar gak bau keringat dan keringatnya harum" timpal Sinta memberi tau rahasia wanita.
Kedua wanita muda itu bersemangat mengangguk paham.
“Oke, mbak Sinta.. tak laksanakan.. dirumah ku banyak banget daun sirih..”
Shinta hanya tersenyum.
“Kalau begitu kamu permisi"
“Baik,hati-hati ya mbak" sahut Sinta dengan mengantar dua wanita muda itu hingga naik ke atas motornya.
Setelah kedua wanita muda itu pergi, Sinta menghela nafas panjang.
“Semoga langgeng mbak, dan suaminya jadi sayang sama mbak lagi" doa Shinta dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
yhantie lubis
kk aku hadir
2022-01-24
0
Ratna0789
ayo2 pada di praktekan 😅😅🤭
2022-01-20
0
Rhania lesta
jadi penasaran ama jamunya mb sinta deh 🤭🤭🤭
2022-01-09
0