bab 5

Mei mulai memakan nasi goreng itu, mengunyahnya lalu menelannya.

"apa ini?," ucap Mei bertanya dengan telunjuknya yang menunjuk nasi goreng yang ada di hadapannya itu.

"nasi goreng," jawab Sendi singkat, lalu ia kembali memasukkan makanannya ke dalam mulutnya lagi.

"kenapa?," tanya Sendi kemudian ketika makanannya sudah masuk ke dalam tenggorokannya dengan melirik ke arah Mei.

Mei pun mengangkat kedua jempolnya mengisyaratkan kalau nasi goreng ini enak. lalu Mei melanjutkan makannya.

Tyas hanya mengulas senyum, "kau harus makan yang banyak dan setelah selesai kau beristirahatlah di atas. kau boleh tinggal di sini bersama kami," ucap Tyas kepada Mei.

Sendi yang mendengarnya pun seketika tersedak. lalu dengan cepat Mei mengambilkan segelas air putih yang ada di hadapannya dan menyodorkan di hadapan Sendi. Sendi segera meminum air putih itu dan menghabiskannya, "kak, aku hanya mengijinkan dia tidur di sini hanya untuk malam ini aja," bantah Sendi dengan kening yang berkerut karena kesal.

Tyas menghela nafas kasar, "kau tau kan Mei tidak ingat rumahnya, saudaranya, atau keluarganya? lalu kalau dia hanya menginap disini semalam, besok dia mau tinggal dimana Sendi?" ucap Tyas lalu ia meraih gelas berisikan air minum di depannya dan kemudian meminumnya, "dia wanita, kasihan jika harus tidur di pinggir jalan," lanjut Tyas dengan meletakkan gelas kosong ke atas meja.

Tyas menoleh ke arah Mei yang masih sibuk memakan makanannya, "Mei, setelah selesai makan, istirahatlah dan ganti pakaian mu. aku akan meminjamkan bajuku padamu," ucap Tyas kepada Mei.

Mei yang mendengarnya seketika menghentikan aktivitas nya sejenak dan menoleh ke arah Tyas dengan mata yang berbinar. "terima kasih kakak cantik," ucap Mei senang.

sedangkan Sendi hanya menatap kakaknya dengan tatapan kesal.

"kak Tyas, selama aku berada di sini aku berjanji akan membantu kakak bekerja," ucap Mei tersenyum.

"benarkah begitu?," tanya kak Tyas.

" tentu saja," ucap Mei bersemangat.

"baiklah, mulai sekarang kau akan membantuku di kafe ini," ucap kak Tyas tersenyum.

Mei pun mengangguk-nganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.

"besok kau akan membantuku di sini dan aku akan mengajarimu agar kau nantinya memiliki pengalaman kerja," ucap Tyas dengan menepiskan senyumnya.

Mei pun tersenyum senang karena dia di perbolehkan bekerja di kafe milik Tyas.

"Sendi, aku tadi lupa memberitahumu kalau gurumu sudah mengizinkanmu untuk tidak masuk kelas dulu. kau istirahatlah di kamar dan tenangkan dirimu," ucap Tyas memberitahu.

"iya kak," jawab sendi dengan lesu. ia masih tidak terima dengan keputusan kakaknya itu.

*****

waktu menunjukkan pukul 20.00 waktu setempat. Sendi yang berbaring di kasurnya pun hanya bisa melihat langit-langit dinding kamarnya. sebenarnya dia capek, tapi dari tadi dia tidak bisa memejamkan matanya. sendi pun bangkit dari kasurnya dan mengambil jaket yang digantung lalu menuju ke bawah.

rumah Sendi memiliki 2 lantai, lantai bawah di jadikan kafe sekaligus dapur, dan lantai atas ada 3 kamar, 2 kamar mandi, ruang keluarga, dan teras.

saat Sendi sampai di bawah, ia melihat sosok berambut panjang yang duduk di kursi, keadaan di situ gelap karena lampu di matikan. lalu Sendi menyalakan lampu dan dia terkejut karena ternyata sosok itu adalah Mei yang tengah sibuk memakan kacang rebus yang Mei ambil dari panci di dapur.

"kau mengejutkan ku," ucap Sendi yang dadanya masih berdetak kencang karena terkejut.

"kak Tyas tadi bilang kalau kacang ini bisa di makan, tapi kenapa dari tadi aku tidak bisa memakannya," ucap Mei kebingungan sambil menunjukkan kacang yang ada di tangannya.

"bodoh sekali kau, yang harusnya kau makan itu bijinya, bukan kulitnya," ucap Sendi sambil mempraktekkan bagaimana caranya mengambil biji kacang rebus dari kulitnya.

"kamu mau kemana?," tanya Mei saat melihat Sendi yang langsung melangkah pergi meninggalkannya.

"cari angin," ucap Sendi singkat.

"aku ikut," lalu mei pun berlari menuju ke luar tempat sendi berada sambil membawa kacang rebus di tangannya.

mei sampai lupa kalau dirinya tidak memakai alas kaki saat menghampiri sendi.

"kita mau kemana?," ucap mei penasaran karena sendi tidak memberitahu nya.

sendi tak menjawab ucapan mei dan masih terus berjalan.

waktu sampai di danau, sendi pun duduk di kursi panjang yang ada di sana dan mei pun duduk di sebelah sendi. di sana masih ada orang yang berlalu lalang, tapi tidak terlalu ramai karena ini sudah terlalu malam.

"kau ini benar-benar," ucap sendi kesal karena melihat mei yang masih menggigit kacang rebus yang masih utuh itu.

"aku sudah mencoba membuka kulitnya menggunakan gigiku, tapi malah hancur begini ," ucap mei juga ikut kesal.

lalu sendi pun mengambil kacang yang ada di tangan mei lalu membuka kulitnya dan memakan bijinya.

"kau ini menyebalkan," ucap mei kesal.

"kenapa?," jawab sendi tak berdosa.

"jangan kau habiskan kacangnya, aku pun belum memakannya dari tadi," ucap mei masih kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

sendi pun tertawa renyah melihat mei yang kesal pada nya sambil mengerucutkan bibirnya seperti bebek.

"buka mulutmu," ucap sendi sambil memasukkan biji kacang yang tadi dia kupas ke dalam mulut mei yang menganga lebar.

"oh begini rasanya kacang rebus," ucap mei polos sembari mengunyah kacang rebus itu.

"kau tidak pernah makan kacang rebus sebelumnya?," ucap sendi bertanya.

mei hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"malaikat tidak pernah makan seperti manusia," ucap mei tanpa sadar.

"malaikat?," ucap sendi menyelidik.

mei pun mulai menyadari apa yang tadi dia katakan.

"i-iya, a-aku pernah melihatnya di tv kalau malaikat kan tidak butuh makan seperti manusia," ucap mei gugup.

"pecinta drama," ucap sendi.

mei pun hanya tersenyum lega karena sendi tidak mencurigai nya.

"kau tau kalau aku begitu menyukai drama. apalagi tentang sepasang kekasih yang awalnya bertemu, mulai saling mengenal, dan akhirnya mereka saling mencintai. kau tau, aku lebih suka adegan mereka waktu mereka saling menautkan kedua bibirnya dan mulai ******* dengan lembut. entahlah apa yang mereka lakukan itu? apa kau pernah melakukan hal itu?," tanya mei pada sendi.

"menurutmu?," tanya sendi merasa tidak tertarik dengan apa yang di katakan mei.

"anak seusiamu tentu sudah pernah melakukan hal itu di beberapa wanita," ucap mei polos.

"hei, kau kira aku ini laki-laki murahan yang main sosor di banyak wanita hah? pacaran saja aku tidak pernah, apalagi berciuman dengan wanita," ucap sendi kesal.

"hei kenapa kau jadi marah? kan aku bilang seperti itu karena aku melihat di drama," ucap Mei dengan mengerucutkan bibirnya.

"ada saja kau ini," ucap Sendi menatap danau di depannya itu.

-

-

-

jangan lupa kalau kalian suka novel ini, beri dukungan lewat like, coment, poin and coin guys.

see you

love

F R A S T Y A M E I

Terpopuler

Comments

APRILIANIANO

APRILIANIANO

Help Me Please Kembali Cemunguuut❤

2020-09-25

1

ig : skavivi_selfish

ig : skavivi_selfish

Like 5 bab dulu kak

2020-08-31

2

Anonymous

Anonymous

baper

2020-03-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 85 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!