Dia Milikku
Perkenalan namaku Maura Rosalinda gadis cantik pemilik WO berusia 25 tahun, berpostur tinggi dan langsing, itu yang selalu di katakan oleh mama dan teman-teman nya dan kenyataan nya, Ros memang seperti itu
pagi ini aku sangat terburu-buru, ada meeting di kantor ku, tapi sialnya aku bangun kesiangan
"kenapa tadi malam aku mau ikut mama bertemu dengan temannya, aku kan jadi bangun kesiangan" omelku
Aku berjalan dari kamarku dengan cepatnya menuju meja makan, mengambil sepotong roti dengan olesan selai nanas yang sudah di
"pintar sekali ya kamu memuji seseorang, buat oleh mama,
kucium pipi mama dan berlalu pergi menuju pintu keluar sambil mengucapkan salam kepada mama
"assalamualaikum ma," ucapku sambil berlalu pergi menuju pintu keluar
"waalaikumsalam sayang, hati-hati yaaa, mama baru saja mau nanya soal anak temannya mama sama kamu" jawab mama nya sambil ngomel
ku angkat tangan ku dan memberikan tanda oke kepada mama,
akupun kembali berlari menuju jalan di depan, menghampiri tukang ojek
"Bang anterin saya ke kantor, cepat ya bang, saya udah telat " pintaku pada bang Jono l, tukang ojek langganan mama
" siap neng...? jawab bang Jono santai, sambil melajukan motornya
"sial... kenapa aku harus bangun kesiangan, aku lupa, hari ini aku ada meeting dengan klien, Apalagi klien ku itu adalah Bu Ajeng Pradana, pemilik PT Pradana Abadi, wanita itu sangatlah menjengkelkan, dia begitu jutek kepada ku, sial...sial...sial..." gumamku dalam hati
ku lihat jam di pergelangan tangan ku, jam sudah menunjukkan pukul 8.15 pagi, dengan dering ponsel yang sedari tadi terus menyala, membuat ku semakin panik.
Sengaja ku diamkan ponselku, karena aku tahu itu pasti telpon dari Mila atau Nina, teman kantorku
Lima belas menit kemudian, akupun sampai di depan kantor yang tidak begitu besar namun, cukup mewah dan terkenal dari kalangan menengah ke atas
ya... ini adalah kantor WO ku, yang aku bangun dengan teman-teman ku, Mila dan Nina beberapa tahun yang lalu
"neng, sudah sampai" ucap bang Jono
"oh iya, terimakasih ya bang" sambil mengeluarkan uang 50 ribu
"ini kembaliannya neng" sambil mengeluarkan uang kembalian nya
baiklah, karena sudah meng
"gak usah bang, buat Abang aja" sambil berlari menuju pintu kantor
kulihat pintu lift baru saja terbuka, dan aku langsung masuk menekan tombol paling atas menuju ruangan ku
Di dalam lift aku terus saja memikirkan bagaimana reaksi Bu Ajeng nanti saat melihat ku
"Semoga saja... semoga saja..." Ros terus menerus mengulang perkataannya
pintu lift terbuka dan Ros langsung keluar menuju ruangan nya
Ros pun sampai di ruangannya, dan benar saja beberapa sosok mata menatap tajam ke arah nya, terutama wanita paruh baya dengan mengenakan blazer yang di padupadan kan dengan rok di atas lutut dan lipstik serta makeup nya yang tebal, sepertinya dia ingin menelan Ros bulat-bulat
Ros hanya terdiam dan melongo melihat tatapan tajam orang-orang yang menatapnya
"Ros, Ros, Ros..." bisik Nina perlahan di telinga, memanggil ku berkali-kali
"eh, iya...iya..." jawabku pada Nina, seketika membangunkan ku dari lamunan
aku segera menghampiri Bu Ajeng, dan menyapanya dengan lembut
"Selamat pagi Bu Ajeng, apa kabar?
maaf menunggu lama, di jalan sangat macet, jadi saya terlambat" sapa ku pada Bu Ajeng, sedikit berbohong, karena sebenarnya aku terlambat karena bangun kesiangan, bukan karena macet
"Maaf kamu bilang !!!
saya nunggu kamu di sini sudah hampir satu jam, kamu bilang maaf? dengar ya...
waktu saya itu sangat berharga, saya tidak terima disuruh menunggu seperti ini" bentak Bu Ajeng padaku
Aku hanya bisa terdiam, menerima bentakan dari Bu Ajeng,
"Bagaimana cara agar Bu Ajeng ini mau memaafkan ku,
Ahhaa... ku keluarkan saja jurus andalan ku, aku sangat pandai dalam memuji seseorang," pikir Ros dalam hati
"Sekali lagi saya minta maaf Bu Ajeng, saya sungguh menyesal.
Oh iya, hari ini Bu Ajeng terlihat saaaangat cantik, dan lihat kulit itu... tampak begitu kenyal dan sehat" ucap Ros memuji
seketika raut wajah Bu Ajeng berubah
"Bisa saja kamu, kamu tidak sedang membujuk ku kan" tanya Bu Ajeng
"tentu saja tidak, Bu Ajeng memang terlihat sangaaaat cantik, " puji ku, kembali
Bu Ajeng tersenyum semringah mendengar ucapanku
"apa Bu Ajeng sering berolahraga, saya lihat bentuk tubuh Bu Ajeng begitu seksi dan terawat"? tanyaku kembali memuji
"Ah yang benar kamu, apa saya terlihat seseksi itu" jawab Bu Ajeng sambil merapikan blazer nya
"tentu saja Bu, untuk apa saya berbohong!!!" jawab ku meyakinkan
Terdengar suara kecil dari mulut Nina dan Mila, Ros juga melihat Kayla seperti sedang menahan tawa karena obrolan ku dengan mama nya
"Baiklah Ros, karena kamu sudah mengembalikan mood ku, aku maafkan kamu" ucap Bu Ajeng pada Ros
"benarkah itu bu, ibu memaafkan saya" balasku pada Bu Ajeng sambil tersenyum penuh harap
"tentu saja," jawabnya singkat
"terimakasih Bu atas kesempatannya, saya sungguh sungguh berterima kasih" ucapku sambil mengambil berkas yang sudah ku siapkan dari kemarin dan langsung ku serahkan pada Bu Ajeng dan anaknya, Kayla
Oh ya, Kayla adalah temanku, kami kuliah di universitas yang sama dulu, dan sampai saat ini, aku dan Kayla masih berteman dengan baik.
Merekapun membuka lembar demi lembar berkas dan yang ku berikan, tampak terlihat raut wajah Ajeng dan mamanya sangat menyukai konsep-konsep dari berkas yang ku berikan.
Hanya lelaki yang berada di sebelah Kayla lah yang terlihat biasa saja, sedari tadi dia terlihat sibuk dengan ponselnya, dan tak berkata sepatah kata pun, hanya sesekali dia menatap ke arah ku.
"kenapa lelaki itu begitu cuek, dari tadi hanya diam saja,apa Kayla tidak salah menyukai lelaki seperti dia?" ucapku dalam hati
"kay apa calon suami mu tidak suka dengan konsep yang tersedia di WO ku ini, kulihat dia hanya diam saja sedari tadi" tanya ku memberanikan diri pada Kayla,
Kayla tersenyum geli seolah pertanyaan ku itu seperti lelucon baginya
"kenapa kamu tersenyum,apa ada yang salah dengan pertanyaan ku?" tanyaku lagi sedikit heran dengan sikap Kayla
"tidak...tidak... gak ada yang salah ko dengan pertanyaan kamu" jawab Kayla
"lantas Kenapa kamu tersenyum geli seperti itu?" tanyaku masih heran
"Apa kamu tidak tahu Ros, dia ini Kaka ku ka Rendy, kita pernah satu universitas dulu, sebelum kakakku memutuskan untuk kuliah di luar negeri..apa kamu tidak ingat?" Kayla balik bertanya kepada ku
"apa dia yang dulu pernah menolongku saat aku malam-malam berada sendirian di dalam kampus karena di kerjai oleh kakak-kakak Senior dulu?" kata ku sembari mengingat-ingat
"iyaaa...dia kakakku kamu ingatkan? Kayla mengingatkan ku
"tentu saja aku ingat, dia yang menolong dan menggandeng tanganku saat aku ketakutan sendiri di dalam kampus, kamu tahu kan bagaimana takutnya aku pada kegelapan, aku sangat berterima kasih pada kakamu" Ros sambil tersenyum melirik Rendy yang masih cuek
"sayang, apa sudah ada konsep yang kamu suka?"tanya Bu Ajeng memotong keseruanku dan Ajeng
"oh iya sudah mah aku suka sekali dengan konsep dan dekorasi yang ini" sambil menunjuk ke arah buku yang di pegang oleh ibu nya
"serius kamu? mama juga suka dengan yang kamu pilih, kalau begitu, kita pilih yang ini saja ya sayang, bagaimana dengan kamu Ren, kamu suka dengan pilihan mama dan Kayla?tanya Bu Ajeng kepada Rendy
"terserah kalian saja, yang mau menikah kan Kayla mah bukan Rendy, Rendy hanya mengantar saja" jawab Rendy ketus
"baiklah kalau begitu, kami mau konsep dan dekor nya yang ini ya?" Bu Ajeng kepada Ros
"baik Bu, pilihan Bu Ajeng dan Kayla sangatlah bagus" ucapku memuji pilihan mereka
"Nin, Mil, kalian catat yang ini ya jangan sampai salah" titah Ros kepada Nina dan Mila
" siap bos..." jawab mereka sigap
" kalau begitu mari ikuti saya, kita ke ruangan busana sekarang " ajak Ros kepada semuanya
tiba-tiba, dering ponsel berbunyi terdengar suara itu berasal dari dalam tas kecil milik Kayla
"sebentar ya Ros," pinta Kayla pada Ros
"silahkan" jawab Ros singkat
"halo sayang, kamu jadikan nyusul aku ke kantor WO Ros?" tanya Kayla pada calon suami nya,
"maaf sayang aku gak bisa nyusul kamu kesana, aku ada meeting penting sekarang, kamu pilih saja apa yang kamu suka, aku akan menyukai apapun yang kamu pilih
maafkan aku ya sayang?" ucap Doni calon suami Kayla
"baiklah kalau kamu bilang begitu" balas Kayla sedikit kecewa sambil menutup panggilan telepon dari calon suami nya itu.
"Sudah sayang, ayooo?" ajak Bu Ajeng pada Kayla
"sudah mah, Doni gak bisa nyusul kesini, ada meeting katanya" dengan nada bicara yang kurang bersemangat
"Gak apa-apa sayang, kan ada mama dan Kaka mu" ucap mama Kayla menenangkan
Mereka pun melangkah mengikuti langkah ku menuju ruangan busana, seketika wajah Kayla dan mamanya menjadi berbinar melihat isi dalam ruangan yang di penuhi dengan gaun gaun yang sangat indah.
Semuanya tertata dengan rapi dan sangat lengkap, dari busana adat, lokal, maupun internasional semuanya tersedia di dalam ruangan itu,
Bu Ajeng dan Kayla pun menghampiri ku, dengan senyum manis mereka yang membuat ku optimis, bahwa mereka sangat menyukai gaun-gaun yang terpajang dan tertata rapi itu,
"Ros, saya tidak menyangka busana nya akan selengkap ini, dari yang lokal sampai internasional semuanya ada" dengan wajah penuh kagum Bu Ajeng menatap semua gaun-gaun indah itu
"terima kasih Bu Ajeng, saya memang sengaja menyediakan semua ini, saya tidak ingin semua orang yang memakai jasa WO kami merasa kecewa, karena kami ingin yang terbaik untuk semua orang yang bekerja sama dengan kami" ucap Ros
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Nona Bucin 18294
hai kak aku mampir 🤗😊😊😊
2021-11-23
1
Miah Restiana
mampir...
2021-10-10
1
maestuti dewi saraswati
nyimak dulu
2021-09-25
1