Kue yang diinginkan Nasya sudah selesai di masukan ke dalam toples, karna Nasya akan membawanya pulang untuk cemilan di rumahnya nanti.
"Ibu, Kia, makasih ya, kalian baikk banget sama aku. aku jadi ga ngerasa kesepian lagi setelah mengenal kalian."ucap Nasya.
"Sama-sama Nasya, kia juga seneng karena kia punya temen yang baik kaya Nasya, walaupun Nasya kaya, tapi Nasya ga sombong." ucapku .
"Ibu malah senang kalau Nasya sering main kesini, kia jadi ada temennya ." ucap ibu.
"Yaudah ini udah sore, Nasya pulang dulu ya Bu, kia. makasih udah ngajarin Nasya bikin kue." ucap Nasya sambil memelukku.
" sama-sama sya, nanti kita buat kue yang lainnya ya. kan bahannya masih banyak tuh." aku menunjuk bahan kue yang tadi di beli Nasya, karna dia beli ga tanggung-tanggung.
"Oke." jawab Nasya bersemangat.
"Yasudah Nasya hati-hati ya di jalannya." ucap ibu.
Aku dan ibu mengantar Nasya ke depan sampai dia naik ke mobilnya. pa Jajang turut pamit, masuk ke kursi pengemudi dan mulai melajukan mobilnya.
Aku dan ibu langsung masuk saat mobil Nasya sudah tidak terlihat lagi.
Setelah shalat ashar, ibu kembali bersiap dengan alat tempurnya. menggunakan apron dan mulai memasak sesuai pesanan. pesanan sore segera di buat, aku membantu ibu menyusun cup untuk tempat makanannya.
Sore ini ibu open order seblak, kwetiau kuah, cilok Jontor dan lumpia basah.
tangan ibu sudah sangat terampil mengaduk bahan, dan memasukan bumbu dan yang lainnya. sepertinya takaran bumbunya ibu sudah sangat hapal.
Aku juga ikut membantu memasukkan bahan ke dalam wajan, kami membuat pesanan dengan penuh canda tawa, bahagia itu sederhana, dan bersama ibu aku bahagia.
setelah dicicipi, ibu mulai memasukkan ke dalam cup yang sudah aku siapkan. memisahkan pesanan yang tidak pedas, dan menambah cabe untuk yang pesan dengan rasa pedas.
Kak Dodi sudah siap di depan untuk mengantar pesanan ke tempat langganan ibu, anak tetangga yang harus ikut bekerja bersama ibu sebagai kurir untuk menambah biaya kuliahnya.
Sejak kecil kak Dodi sudah ditinggal ibu kandungnya sejak bayi. sampai sebesar ini , dia ga pernah bertemu dengan ibunya.
"Aku beruntung karena masih bisa merasakan kasih sayang ibu." gumamku.
"Di, ini pesanan udah lengkap sama alamat pemesan nya ya, udah mba susun sesuai alamat terdekat. kamu hati-hati di jalannya." ucap ibu. menyusun pesanan ke dalam box di atas motor kak dodi.
"Oke siap mba." ucap kak Dodi dengan semangat. setiap hari penghasilannya lumayan dari ongkir mengantar pesanan dari pelanggannya ibu.
"Abang pergi dulu ya princess." ucap kak Dodi, dia sudah seperti kakak buat aku.
"Oke Abang, hati-hati." aku melambaikan tangan.
motor kak Dodi mulai melaju, aku dan ibu kembali ke dalam rumah untuk membersihkan dapur yang masih berantakan.
"KIA mau makan malam apa hari ini.?" tanya ibu sambil membersihkan wajan bekas memasak tadi.
"Hmm, apa ya.?" aku berfikir sejenak.
"Di kulkas masih ada ayam, udang sama ikan nila. coba mau yang mana.?" tanya ibu.
"Wahh kayaknya ikan nila goreng di bumbu pedas enak nih Bu." aku membayangkan lezatnya makan ikan.
"Boleh dong sayang, nanti ibu bikinin." ucap ibu tersenyum.
"Kia sayang sama ibu." aku memeluk ibu dengan erat.
"Apalagi ibu, ibu sayaaaaaaanng sekali sama kia. KIA itu harta ibu yang paling berharga. " ucap ibu membalas pelukanku tak kalah erat. bahkan aku merasa kalau saat ini ibu meneteskan air matanya.
"ibu kenapa menangis.?" tanyaku setelah melepas pelukan dari ibu.
"Ibu menangis karena ibu bahagia memiliki putri sebaik dan secantik KIA," ucap ibu tersenyum, tangannya mengusap air mata yang sempat menetes.
Ibuku ini memang cantik dan imut, bahkan aku saja merasa seperti adiknya, bukan anaknya.
"Yaudah, ibu masakin nila nya dulu ya, Kia sekarang mandi dulu." ucap ibu.
"Ok Bu." aku berjalan menuju kamarku, kamar dengan ukuran sedang dengan cat berwarna biru langit, kesukaanku.
Aku bergegas mandi karna waktu memang sudah sore.
.
.
.
selepas shalat Maghrib aku keluar dari kamar menuju ruang makan, ibu sedang menyiapkan piring untuk kami berdua.
"KIA udah shalat sayang.?" tanya ibu.
"Udah dong Bu." Aku berjalan menuju ruan makan dan langsung duduk. Mataku berbinar melihat ikan nila goreng dengan topping sambal bawang, di tambah daun kemangi membuat aromanya sangat sedap. Tumis brokoli tahu dan tempe Krispy kesukaanku. Aku sangat suka makanan pedas, sama seperti ibu.
"Wahhh enak banget nihh kayaknya." aku langsung mengambil piring dan mengisi nasi dan lauknya.
"Semoga kia suka ya." ucap ibu sambil mengambil nasi dan lauknya juga.
"Emmmmm, ini enak banget Bu sambal bawangnya mantap. Delicious.!" seruku sambil mengangkat dua jempol tangan. Ibu hanya terkekeh melihatku.
Kami makan dengan lahap, bahkan aku sampai nambah lagi.
.
.
.
"Kia mau ikut ngga ke supermarket depan? ibu mau beli bahan kue buat pesanan besok, bahannya ada yang kurang." teriak ibu dari dapur, saat ini aku sedang bersantai sambil nonton tv.
"Kia ikut Bu, " seruku. seneng deh bisa jalan-jalan malam seperti ini, walaupun hanya menemani ibu belanja.
"Yaudah ayo." ibu sudah kedepan, bersiap mengeluarkan si blue. motor kesayangan ibu.
Aku memakai jaket karna cuaca di luar lumayan dingin. Motor melaju menuju supermarket. aku memeluk ibu , senang rasanya kalau jalan-jalan malam seperti ini.
Super market letaknya tidak terlalu jauh, sebentar aja udah sampai, Aku dan ibu turun. kami masuk dengan bergandengan tangan. Supermarket malam ini lumayan ramai. Aku dan ibu mengambil troli dan mulai berjalan menyusuri rak-rak tempat bahan-bahan kue.
"Emang besok ada order apa Bu.?" tanyaku sambil terus mengekor ibu.
"Besok menu seperti biasa, cuman ada yang pesen bolu pisang 3 loyang, Alhamdulillah rezekinya KIA." ucap ibu sambil tersenyum, aku hanya mengangguk saja.
kami berkeliling mencari bahan-bahan yang ibu butuhkan, sampai akhirnya aku melihat di ujung sana, pemandangan yang belum pernah aku rasakan. Dimana ada ayah dan ibu yang sedang mengajak anaknya berbelanja , membeli cemilan, ice cream, coklat, mereka bercanda dan tertawa bahagia.
"Apa sekarang aku sedang iri kepada mereka.? apa aku juga bisa merasakan kehangatan keluarga seperti mereka.? apa kalau ibu dan ayah tidak bercerai aku akan berada di posisi seperti itu ? merengek ingin ini dan itu dan ada ayah yang siaga memberikannya, dan ibu yang selalu menemaninya.? ya Allah salahkah jika aku juga ingin seperti anak itu ?" Bathinku berperang. bagaimanapun juga aku ini masih kecil, masih anak-anak, masih ingin di manja seperti anak yang aku lihat. Apakah aku terlalu serakah.?" Hatiku terus bertanya-tanya.
"Kia ayo, ini udah selesai loh, kia liatin apa sih.?" ibu melihat arah pandanganku. wajah ibu tiba-tiba saja sendu. Aku tersadar, buru-buru aku mengalihkan pandanganku.
"Kia ga apa-apa ko Bu, cuman kayaknya coklat yang disana enak deh, kia belum pernah beli yang rasa itu kan.?" aku berusaha mengalihkan perhatian ibu sambil menunjuk salah satu coklat yang memang belum pernah aku beli.
"Yaudah kia ambil aja sayang. " ucap ibu, seperti berusaha menetralkan hatinya, kulihat mata ibu berkaca-kaca.
"Yaudah kia ambil satu ya Bu." ucapku segera mengambil apa yang aku tunjuk tadi.
Selesai pembayaran aku dan ibu langsung menuju parkiran, mengeluarkan motor dan langsung melaju pulang kembali ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments