Sesuai yang sudah di rencanakan, pulang sekolah Nasya akan mampir ke rumahku.
Bel berbunyi pertanda jam pelajaran sudah usai, bahkan buku-buku sudah rapi kembali di dalam tas, berdo'a sebelum pulang lalu dengan riang semua siswa dan siswi keluar dari kelas masing-masing. melepas penat setelah seharian berkutat dengan buku pelajaran, tak terkecuali dua gadis cantik yang sedang berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.
"Kia, sebelum ke rumah kamu, nanti kita ke toko kue dulu ya." ucap Nasya.
"Emang kamu mau beli apa disana.? kamu mau bikin kue.?" tanyaku bingung, pasalnya setauku anak mama yang satu ini jarang sekali masuk ke dapur.
"Aku mau beli bahan kue, tapi bikinnya di rumah kamu. kalo di rumah aku pasti bibi ga bolehin aku masuk dapur." ucapnya sambil cemberut, lucu sekali.
"Hahaha ya iyalah, tuan putri mana boleh ke dapur, nanti tangan nya kotor loh kena tepung." ledekku sambil tertawa puas.
"Kiaaaaa, jangan ngeledekin aku kaya gitu. aku suka ko ke dapur, tapi kalo lagi di rumahnya papa, bareng mama Rena. " tiba-tiba wajah Nasya berubah sendu.
"Aya aku minta maaf, kamu pasti sedih ya. oke nanti kita buat kue apapun yang kamu suka. ibuku kan jago bikin kue." ucapku dengan bangga. Mama Rena adalah istri baru papanya Nasya.
"Nah gitu dong, yaudah yu. tuhh pak Jajang udah nungguin kita." ucap Nasya.
Aku dan Nasya langsung menuju mobil yang sudah terparkir sempurna di depan gerbang sekolah.
"Siang pak Jajang." sapaku saat sudah masuk ke dalam mobil.
"Siang nona-nona cantik. kemana dulu kita hari ini.?" begitulah pa Jajang, supir keluarga mamanya Nasya ini memang sangat ramah. Dia yang tau keseharian Nasya sejak kecil yang sering di tinggal oleh mamanya karena urusan pekerjaan. membuat pa Jajang kasihan dengan Nasya. dan tugasnya adalah mengantar Nasya kemanapun yang dia inginkan.
"Pa Jajang kita sekarang ke toko bahan kue dulu, habis itu kita ke rumahnya Kiara." ucap Nasya.
"Baik tuan putri, segera meluncur." ucap pa Jajang .
Mobil pun mulai melaju, pa Jajang mengemudi dengan kecepatan sedang, meninggalkan area sekolah menuju toko bahan kue yang di inginkan oleh anak majikannya.
"Tapi kiaa, aku ga tau apa aja bahan kue nya." keluh Nasya.
"Kamu ini sya, mau bikin kue tapi ga tau bahan-bahannya." jawabku sambil menggelengkan kepala.
"Ya aku kan ga pernah bikin kue kiaraaaaaaa." rengek Nasya .
"Yaudah emangny kamu mau bikin kue apa sih.?" tanyaku.
"Aku mau bikin kue keju gitu kia, kaya yang pernah kamu bawa ke sekolah waktu itu." Nasya malah sibuk membayangkan kue keju yang pernah Kiara bawa .
"Dasar tikus." aku terkekeh pelan, Nasya mendelik karna aku menyebutnya tikus.
"Kaya kamu ngga aja." ketua Nasya.
pa Jajang hanya tersenyum melihat interaksi kedua gadis yang duduk di kursi belakang.
Setelah beberapa menit akhinya mobil terparkir sempurna di depan toko bahan kue yang super lengkap. Kali ini aku yang memimpin, Aku melangkah menuju rak tempat tepung terigu yang berjejer dengan beberapa merk, Nasya mengekor di belakang. tak lupa pa Jajang yang datang memebawa kerangjang belanjaan.
Aku memberi tau bahan apa saja yang harus disiapkan untuk membuat kue yang diinginkan Nasya. Nasya hanya mengangguk-angguk tanda mengerti, setelah keranjang terisi beberapa belanjaan , kami berjalan menuju kasir. Setelah menghitung dan memebayar semuanya kamipun melanjutkan perjalanan menuju rumahku.
Hanya butuh waktu sepuluh menit saja, mobil berhenti di depan rumah sederhana bercat warna biru, itulah rumahku.
Mesin mobil baru saja di matikan, ibu sudah keluar untuk menyambut kedatangan kami.
"Assalamu'alaikum ibu...." teriak Nasya, dia itu selalu saja heboh jika datang ke rumahku.
"Wa'alaikum salam, ehh Nasya apa kabarnya.?" ucap ibu.
"Nasya baik Bu." Nasya ikut menyalami ibu setelahku.
"Ayo masuk, ibu sudah siapkan beberapa cemilan untuk kalian."ucap ibu sambil merangkul kami berdua. pa Jajang datang membawa plastik yang berisi bahan untuk membuat kue.
"Terimakasih pa, silahkan duduk dulu. saya buatkan minum."ucap ibu.
"Terimakasih loh ibunya kiaa , maaf kalau non Nasya selalu datang kesini."ucap pa Jajang.
"Ehh ga apa-apa pak, saya senang kalau ada yang berteman baik dengan anak saya." ucap ibu.
ibuku membuatkan minuman dan membawa cemilan untuk pa Jajang, supaya dia ga bosen saat menunggu anak majikannya yang selalu betah berada di rumahnya.
Sedangkan anak-anak sudah sibuk dengan makanan mereka.
makan siang sederhana dengan menu yang sederhana juga. Tapi tidak mengurangi gizi yang terkandung di dalamnya.
"Wah, anak-anak ibu lahap banget sih makannya." ucap ibu saat melihat kami makan .
"Masakan ibu enak sih, aku kan jadi nambah makannya."ucap Nasya dengan mulut penuh makanan.
"Ya enaklah, ibuku memang terbaik. ucapku bangga." tanpa aku sadari ucapanku malah membuat Nasya sedih.
"Loh, Nasya kenapa ko jadi sedih gitu.?" tanya ibu khawatir.
"Andai aja aku punya mama kaya ibu, yang selalu perhatian sama anaknya." ucap Nasya lirih.
"Lohh, ko kamu ngomongnya gitu sya. Mama kamu kan sayang banget sama kamu, " ucapku berusaha menghibur Nasya.
"Tapi mama aku selalu sibuk, ga pernah ada waktu buat aku." inilah yang selama ini di rasakan Nasya, walaupun dia hidup serba berkecukupan , tapi dia sangat kesepian.
"Udah, Nasya ga boleh sedih lagi. mamanya Nasya kan kerja buat Nasya juga. buat masa depan Nasya, bedanya kalo ibu kerjanya di rumah, sedangkan mamanya Nasya itu wanita karir, wanita hebat. mamanya Nasya pasti sangat sayang sama Nasya, sekarang lanjutin makannya. " nanti kita buat kue yang Nasya mau." ucap ibu , Nasya mengangguk. melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi.
Dalam hati aku merasa sangat beruntung, walaupun aku tidak seberuntung Nasya yang terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan . tapi aku punya ibu, ibu yang selalu ada untukku. memastikan yang terbaik untukku. memenuhi segala kebutuhanku, walaupun dalam hati kecilku aku merindukan sosok ayah. yang seharusnya ada melindungiku .
Makan berlanjut hingga makanan mereka habis.
setelah beristirahat sebentar, mereka langsung menuju dapur untuk membuat kue yang diinginkan Tasya. untung hari ini ibu sudah close order sebelum aku pulang, jadi sekarang waktu ibu luang untuk mengajari kami membuat kue.
Saat sedang membuat adonan kue, pa Jajang memanggil Nasya, ternyata papanya menelpon. Nasya keluar sebentar untuk menjawab telpon dari papanya .
"Ayah ko jarang banget ya telpon aku.? apa ayah ga inget sama aku.? " tanyaku dalam hati.
"Ayahnya kia mungkin sedang sibuk, nanti kalau ga sibuk pasti ayah telpon Kia." ibu memang selalu peka dengan perasaanku.
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan membuat adonan.
"Jangan sedih KIA, kamu harus kuat. kamu punya ibu yang selalu ada buat kamu. kalau ayah inget juga nanti pasti nelpon kamu." ucapku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments