"Vella kamu ikut Kakak sebentar yuk, mumpung Kakak masih bisa jalan-jalan sama kamu," ucap Vadil sambil memegang tangan Vella. Vella mengangguk namun wajah Vella tak seceria kemarin, Vella masih sangat sedih dan teringat akan kepergian Vadil.
"Kak,.." panggil Vella dengan nada sedih dan mata berkaca-kaca.
"Apa Sayang?" Vadil menjawab dengan lembut dan mengelus pipi gembul Vella dengan gemas. Tak lupan Vadil juga menghapus air mata Vella yang akan jatuh di pipi mulusnya.
"Apa Kakak serius akan meninggalkan Vella. Kakak tau kan kuliah itu gak sebentar, mungkin bisa sampai lima atau enam tahunan. Itu jika kakak lulus kalau tidak lulus gimana? Makin lama dong Kak." Vella berkata dengan air mata yang mulai membanjiri pipi mulusnya.
"Dek,.. Kamu meremehkan kepintaran Kakak mu ini?" goda Vadil sambil memencet hidung Vella dengan gemas. Vadil akan meluluhkan hati Adiknya agar tak menangis lagi, karena memang Vadil tak suka melihat Vella menangis.
"Ih,.. Kakak sakit" rajuk Vella sambil memukul-mukul dada Vadil.
"Aduh,.. Sakit Sayang, kalau Kakak sakit karena pukulan mu gimana?," ucap Vadil. Sedangkan Vella langsung memeluk tubuh Vadil dengan erat dan mencium aroma tubuh Vadil yang maskulin itu.
"Ayo kamu mau ikut kakak atau tidak? Jika kamu gak mau ikut ya udah, Kakak berangkat sendiri," ucap vadil sambil memciumi puncak kepala Vella
"Vella mau ikut Kakak, tapi kita mau kemana?" jawab Vella dengan manja.
"Kamu ikut saja. Kakak mau memberikan kamu hadiah dan kamu harus menjaga itu sampai Kakak kembali," ucap Vadil. Sedangkan Vella hanya menganggukan kepala dan mereka berdua langsung bergegas menuju garasi rumah, untuk mengambil mobil dan segera melajukan mobilnya menuju tempat yang di maksud Vadil.
****
Mobil Vadil kini berhenti di pusat perbelanjaan yang terbesar di kotanya. Vadil memarkirkan mobil dan setelah itu keluar dari mobil bersama Vella, bahkan Vadil menggandeng Vella dengan posesif.
"Kak,.. Kita mau apa ke sini?" tanya Vella sambil menggandeng tangan Vadil
"Kakak mau membelikan sesuatu untukmu," ucap Vadil sambil mencium punggung tangan Vella.
"Apa itu kak?" tanya Vella yang penasaran
"Nanti kamu akan tau" Vadil pun tersenyum jahil. Vadil dan Vella pun masuk kedalam toko perhiasan. Kemudian Vadil berbicara kepada pejaga toko, sedangkan Vella melihat-lihat cincin dan kalung di toko perhiasan tersebut.
"Kakak mau beli apa di sini?" tanya Vella yang penasaran.
"Kakak mau beli sesuatu untuk mu" Vadil langsung tersebut manis. Tak lama kemudian seorang perempuan membawa sebuah kotak pink yang berisi cincin berlian yang sangat cantik dan bermata biru.
"Ini Pak cincinnya, dan sudah ada ukiran nama Anda dan pasangan Anda," ucap perempuan tersebut.
"Sini tangan mu," ucap Vadil sambil menarik tangan Vella.
"Kak, ini untuk siapa?"
"Untukmu,.. Ingat selagi Kakak gak ada kamu gak boleh pacaran,dan jika ada cowok yang akan mengganggu mu tunjukan cincin ini," ucap Vadil dengan posesif.
"Kenapa harus begitu? dan kenapa aku tak boleh pacaran?" tanya Vella sambil menggoda Vadil. Vella sangat suka jika melihat Vadil posesif.
"Kamu masih kecil dan Kakak gak mau kamu pacaran dengan orang lain. Pokoknya cincin ini sudah ada nama kita, jika ada lelaki yang mengejar mu tunjukan cincin ini" jawab Vadil dengan kesal.
"Apa kamu mengikatku kak?" tanya Vella dengan dada bergemuruh senang.
"Ya aku mengikat mu," jawab Vadil dengan tegas
"Kita saudara Kak, apa ini benar?" tanya Vella dengan serius. Sedangkan Vadil langsung menatap mata Vella dengan tajam.
"Aku tau kita saudara, sebab itu aku harus memilihkan pasangan yang tepat untuk mu nanti. Jadi jangan cari pendamping dulu sebelum Kakak datang." Vadil langsung mengecup kening Vella setelah berkata ,sedangkan Vella merasa sedih karena ia sudah salah sangka. Vella kira Vadil memiliki perasaan yang sama dengan, namun dugaan nya salah.
"Kamu kok sedih sih." ucap Vadil yang kebingungan.
"Kak,.. Aku juga ingin kalung itu apa boleh..?" Vella menunjuk kalung couple berbentuk hati
"boleh, kamu minta yang mana saja Kakak akan belikan" ucap Vadil. Namun Vella langsung menggelengkan kepala nya.
"Vella akan beli dengan uang Vella sendiri, tabungan Vella banyak kok. Kan uang jajan Vella selalu aku tabung" jawab Vella.
"Tapi, Vella.."
"Sudah aku ingin membeli itu, jangan protes" rajuk Vella. Vadil pun hanya menggeleng melihat tingkah Vella yang sangat mengemaskan.
"Mbak tolong ambilkan kalung itu" Vadil menunjuk ke arah kalung tersebut. Sedangkan Mbak penjaga langsung mengambil kalung couple tersebut.
"Lihat lah kak" Vella menunjukan kalung tersebut dan v6adil pun melihat nya.
"Ditengah-tengah kalung hati ini ada huruf V&V nya,pas kan dengan nama kita" tunjuk Vella pada huruf kecil itu.
"Jadi kamu membeli ini, karena ada inisial nama kita masing-masing?" Vella pun langsung mengiyakan perkataan Vadil.
"Kakak bawa separuh hati Vella, dan Vella membawa separuh hati Kakak," ucap Vella sambil memakaikan kalung itu ke Vadil. Dan setelah itu Vella memakai kalung nya sendiri, dan melihat bayangannya di cermin.
"Selesai, Kakak jaga hati Vella ya?" ucap Vella sambil tersenyum.
"Kakak akan selalu menjaga hati Vella,Vella juga harus jaga hati Kakak" Vella pun menganggukan kepala, dan mereka tersenyum bahagia. Setelah selesai membeli perhiasan, Vella dan Vadil memutuskan untuk mencari makan karena mereka berdua sudah lapar.
.
.
.
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🌼
Berasa abg lagi 😆😆😆
2020-05-13
1
Vivo 91y
suka
2020-03-28
0
Remy Reyhan
semangat thor aku suka, ditubggu up nya💪
2020-03-03
3