Sesampai dirumah, aku langsung dipaksa makan dan minum obat oleh nenekku. Nafasku masih terengah-engah dan berat. Saat itulah pertama kali aku mengidap asma. Ibuku bertanya-tanya, bukankah penyakit asma itu adalah turunan? Ibu, nenekku dan buyutku tidak ada satupun yang mengidap asma. Lalu ibu pun berkesimpulan bahwa mungkin asmaku turunan dari keluarga ayahku.
Beberapa saat setelah minum obat, aku baru bisa tidur dengan nyenyak walau batuk menemaniku. Batuk dan sesak nafas itu tidak enak rasanya. Dadaku begitu sakit dan yang aku mau ketika itu adalah di pijat bagian punggungku karena itu bisa agak meringankan sesakku.
Keesokan harinya,
"waaw ini adalah hari pertama aku cuti sekolah, aku tak perlu repot2 bergegas ke sekolah, aku santai" Ucapku.
"Heii Milla walaupun kamu libur sekolah, kamu juga harus belajar. Kamu harus mengerjakan PR" kata nenekku.
"uhuukk... uhukkk, aduh mama ini kejam sekali sama aku, mama gak kasian sama aku yang batuk-batuk begini" jawabku terengah-engah.
"iyaa.. iya maafkan mama, ya lagi pula kalau kamu sudah mendingan, kamu sedikitlah baca-baca buku" Ucap nenek.
Nenekku pun lalu berangkat kerja. Saat itu ibuku yang menjaga aku hingga ia berangkat kerja nanti siang. Lalu disambung dengan pamanku yang pulang sekolah di siang hari hingga sore nenekku pulang. Aku merasa tenang ketika nenekku sudah dirumah. Aku merasa nyaman bersamanya, karena dia sangat memperhatikan aku.
Tak terasa sudah 5 hari aku tak masuk sekolah. Seperti biasa pada malam hari sebelum tidur, nenekku membaluri punggungku dengan yang hangat. Asmaku semakin membaik. Nafasku sudah mulai lega dan besok aku sudah boleh sekolah lagi. Keesokan pagi nenekku membuatkan ku air hangat untuk mandi.
Sebenarnya aku selalu dibangunkan subuh oleh nenekku agar sebelum sekolah aku melaksanakan shalat subuh terlebih dahulu,dan aku selalu mandi dengan air dingin tepat pukul 04.30. Hingga akhirnya terbiasa dan jika aku terbangun di pukul 05.00 atau lebih, aku selalu merasa menyesal dalam diri karena telat melaksanakan shalat subuh.
Tapi sejak dokter mengatakan aku mempunyai riwayat asma, nenekku kala itu tak membiarkanku mandi dengan air dingin ketika subuh. Dan selalu rutin membuatkan air hangat untukku mandi. Banyak kegiatan yang nenek larang untuk ku lakukan hingga ia menelepon sekolah dan mengatakan pada guru olahraga kalau aku tidak boleh mengikuti olahraga yang terlalu capek utamanya adalah berlari. Aku tak bosan untuk mengakui bahwa nenek dengan berusaha keras tak mau membuatku terluka, tak mau melihatku sakit. Semua yang terbaik selalu ia berikan kepadaku. Entah kenapa dia benar-benar memperlakukan ku seperti anak kandungnya sendiri, bukan sebagai cucunya. Aku ini dianggap anak bungsu olehnya.
(Jujur ketika aku membahas dan mengenang soal ini, aku selalu sedih dan tak sengaja meneteskan air mata. Ya, saat ini, saat aku menulis bagian ini. Bagian kepedulian dan perhatian nenekku yang berlebih kepadaku. Aku meneteskan air mata saat ini. Rasanya sakit hati ini, ku gigit jariku karena aku merasa gemas menahan sakit di hati. Rasanya ingin ku kembali pada masa itu dan memperbaiki semuanya. Tak tahan, benar memang tak tahan air mata jatuh membasahi pipi ini. Aku merasa lemah jika mengenai nenek, segera kunyalakan sebatang rokok dan memutar musik agar mengurangi rasa sedih dan aku bisa meneruskan tulisanku saat ini)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
martina melati
ini cerita masa kecil y thor?
bersyukur msh ada yg memperhatikan y
2024-11-08
1