Perjalan Pulang Di dalam Mobil
Lili masih dalam hanyutan kekhawatiran dirinya. Sembari menggendong Exel. Terdiam melihat ke arah luar jendela mobil. Melamun hingga pikirannya kosong.
Yohan yang khawatir dengan sikap Lili yang tiba - tiba diam. Ia kemudian memanggil Lili*.
"Lili....." Panggil Yohan.
"Lili...." Mengulang panggilan nya.
Karena Lili masih tidak merespon. Yohan kemudian menepuk pundak Lili. Dan memanggil namanya untuk sekali lagi.
"Lili...."
"Ah....... Ayah." Ucap Lili hingga membuat tubuhnya terangkat karena terkejut.
Membuat Exel yang dalam gendongannya terkejut dan menangis.
"uhhh... cup cup cup sayang... maafkan mama ya...cup cup cup " Lili mencoba membuat Exel terdiam. Dengan menepuk pantat mungilnya pelan.
Hingga beberapa menit kemudian Exel berhenti dari tangisannya dan terdiam.
Yohan melihat dengan rasa hati yang tak tenang.
"Apakah terjadi sesuatu padamu. Ayah memanggilmu sampai 3 kali. Hingga membuat mu terkejut dan membuat Exel menangis." Tanya Yohan khawatir.
"Oh... tidak apa ayah. Maafkan Lili." Jawab Lili.
"Baiklah kalau begitu jangan melamun lagi" Ucap Yohan.
"Iya ayah...." Jawab Lili.
"Aku hanya sedang memikirkan ucapan Dona tadi. Bagaimana jika Dona bertemu dengan Steve. Bagaimana jika Steve akan memilih kembali dengan Dona." Batin Lili.
Ia kemudian melihat ke arah Exel. Dan kemudian memeluk nya lebih erat.
"Jika memang Steve lebih memilih Dona. Aku seharusnya berhak memarahi Dona. Tapi, walaupun aku istrinya. Dona juga wanita yang datang pertama kali dalam hidup Steve. Lalu apa yang harus aku lakukan...?" Lili terus hanyut dalam kekhawatiran nya. Menahan agar air matanya tak sampai menetes. Pasalnya ia duduk bersebelahan dengan Yohan.
Ia sesekali mencium Exel. Untuk menyembunyikan. Jika ia kecolongan air matanya mengalir.
Sesampainya di rumah.
Lili berusaha menghilangkan pikiran buruk yang menghantuinya. Berusaha mengalihkan dengan melakukan kegiatan.
"Kring..kring..."
Bunyi suara handphone milik Lili.
"Steve....?"
Batin Lili. Ia sejenak memandangi handphone nya.
Kemudian berusaha melakukan seperti tidak terjadi apapun.
"Steve...." Jawab Lili. Mendekat kan handphone di telinga miliknya.
"Kenapa lama sekali mengangkat panggilan ku ?" Tanya Steve.
"Oh... maaf. Aku baru saja menyiapkan susu untuk Exel. " Ucap Lili berbohong. Exel masih dalam gendongan Yohan. Dan Yohan mengajaknya berkeliling di taman rumah.
"Nanti malam aku ingin mengajakmu makan malam." Ucap Steve.
"Exel ?" Tanya Lili.
"Biarkan dia rumah bersama ayah. Dan minta bibi Yang membantunya. " Jawab Steve.
"Tapi ?"
"Apakah kau akan menolak ?" Ucap Steve melalui handphone miliknya.
"Mana berani aku menolaknya. Baiklah... aku akan menunggu mu." Jawab Lili.
Steve tersenyum dan menutup telponnya.
"Apapun yang terjadi. Aku harus bersikap seperti biasa. Mungkin juga Dona hanya membual. " Batin Lili menyemangati dirinya sendiri.
Cafe World Flower
Cafe kelas atas dengan menu masakan Prancis.
Lili dan Steve duduk dengan hiasan bunga mawar di atas meja bundar. Ditemani dengan musik klasik.
"Kau sangat cantik malam ini Lili." Ucap Steve terpesona dengan kecantikan Lili.
Gaun merah muda yang mempercantik tubuh Lili. Dengan riasan tipis, menambah cantiknya wajah Lili.
Rambut panjangnya yang terurai. Dihiasi dengan mutiara putih. Poninya yang semakin panjang. Membuatnya terlihat dewasa dan anggun.
Lili tersenyum malu mendengar pujian dari Steve.
Kemudian ia melanjutkan makanannya.
"Ah......" Ucap Lili terkejut.
Seorang wanita datang dan tiba-tiba menumpahkan segelas minuman pada baju Lili.
"Upssss.... maaf " Ucap Dona.
"Dona... ? " Steve lantas berdiri dan menghampiri nya.
"Maaf nona.... Saya tidak sengaja !" Ucap Dona.
"Tidak apa.." Jawab Lili sembari menepuk rok basah yang ia kenakan dengan tangannya.
"Dona... kenapa kau disini ?" Ucap Steve yang sudah ada di depannya.
Lili yang mendengar ucapan Steve. kemudian mendongak.
"Ternyata Nona Dona.... Dia bahkan berpura-pura tidak mengenalku " Batin Lili. Dan menundukkan kepalanya.
"Steve.... ?" Teriak Dona berpura-pura. Sebenarnya dia sudah tau jika Steve dan Lili makan berdua di sana.
Dan menunggu waktu untuk mengganggu makan malam mereka.
"Benarkah ini dirimu ?" Dona langsung merangkul tubuh Steve.
Lili kemudian berdiri sembari menundukkan kepalanya.
"Maaf.... saya permisi ke kamar mandi." Ia kemudian berjalan pergi.
Steve terus memandangi Lili hingga dirinya tak terlihat.
"Lepaskan !!" Ucap Steve.
"Steve..... kenapa kau dingin padaku " Ucap Dona manja sembari menggoyangkan tangan Steve.
"Untuk apa kau kemari ?" Tanya Steve. Tanpa melihat wajah Dona.
"Steve.... aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu. Percayalah.... " Ucap Dona memelas.
"Aku tidak ingin berhubungan lagi dengan mu. Sejak kau pergi entah kemana. Sejak sat itu. Hubungan kita sudah lenyap. Dan jangan ganggu aku !"
Steve kemudian pergi .
"Steve...."
Dona menahannya dengan memegang tangannya.
"Taukah kamu... Aku pergi karena permintaan ibu tiri mu " Ucap Dona beralasan.
"ku gunakan alasan ini. Aku yakin kau pasti akan menahan langkahmu." Batin Dona. Dengan pikiran yang entah sejahat apa.
Steve lantas membalikkan badannya.
"Aku tak ingin membahas disini." Jawab Steve.
Kamar Mandi
"Rasanya sakit sekali dada ku. Steve bahkan tidak menolak pelukan Dona."
Lili menggenggam erat tangannya, menggigit bibir bawahnya dan tak terasa air mata menetes di pipi.
Ia terus memandangi wajahnya di depan cermin.
"Apa yang harus aku lakukan....!" Batin Lili. Hatinya sakit luar biasa.
Dengan langkah kaki yang berat. Ia berusaha kuat menghadapi apa yang ada di hadapannya.
"Nona Dona masih disana. ?"
Lili melihat dari kejauhan. Dan berusaha memasang wajah yang seperti tak terjadi apapun.
Dona duduk bersebelahan dengan Steve. Dan meletakkan kepalanya di lengan kekar milik Steve.
"Apakah kau sudah membersihkan bajumu.? " Tanya Steve
"Eh... ? sudah... aku sudah menyelesaikan nya" Jawab Lili.
"Kita pulang !"
"Bersama dengan Dona" Batin Lili terkejut.
"Baiklah..!"
Steve kemudian berdiri dan berjalan pergi.
"Aku berhasil....." Ejek Dona pada Lili.
*Lili hanya bisa diam. Dan tidak berani mengatakannya apapun. Bahkan isi hatinya. Yang sesungguhnya sakit amat sakit.
Dona berjalan mengikuti Steve. Di ikuti dengan Lili*.
"Kau duduk di belakang. !" Ucap Dona berbisik.
Lili semakin sedih dengan perlakuan Dona padanya.
Hanya bisa menundukkan kepalanya.
Sesampainya di mobil. Seperti biasa Steve membukakan pintu mobil untuk Lili.
"Biarkan aku duduk di belakang." Ucap Lili.
"Di depan...!" Jawab Steve dingin.
"Tidak apa... tidak apa... Entah kenapa aku sangat ingin duduk di belakang." Ucap Lili beralasan.
"Terserah jika itu mau mu. "
Dona kemudian tersenyum dan mendekati Steve.
"Steve.... biarkan aku yang di depan." Ucap Dona genit.
Steve hanya diam dan kembali ke kemudinya.
Lili kemudian masuk dan duduk dibelakang.
"Semoga kau menjelaskan semua ini pada ku Steve. Biarkan aku sabar menunggu penjelasan mu" Batin Lili terus menatap Steve dan Dona dari belakang.
TEMAN-TEMAN JANGAN LUPA LIKE NOVEL INI YA... VOTE JUGA NOVEL INI. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Indri Aza
buang jauh2 pelakor
2020-03-03
1