Akibat gempa

Hari ini Luna libur, seminggu ini Luna sangat sibuk hingga sering lembur. Seorang kasir dan seorang pelayan kena cacar, Luna pun harus menggantikan posisi kasir dan terkadang ikut menjadi pelayan juga. Ibu Lena sebenarnya sudah mencari pegawai part time, sayang pegawai tersebut tidak bisa bekerja di tambah keadaan toko beberapa hari ini sangat ramai. Akhirnya Ibu Lena memutuskan Luna ikut membantu di toko.

Luna menjemput Abel pulang. Seperti biasa sekolah sudah ramai dengan orang-orang yang ingin menjemput. Tiba-tiba terasa bergetar dan orang-orang berlarian sambil berteriak.... Gempa.... Gempa... keluar.

Anak-anak pun berhamburan, para guru berusaha menenangkan murid-murid nya. Tetapi tidak berhasil, ada yang berteriak, banyak pula yang menangis. Di tambah orang tua murid yang berebut menarik anaknya keluar.

Gempa nya semakin kencang sampai bunyi nya terdengar dan teriakan pun makin nyaring memekakkan telinga. Luna pun ikut panik mencari Abel.

" Abel... Abel...

" Mama...

Luna pun segera mendekati anaknya, di lihat nya seorang anak perempuan seumuran Abel duduk menangis dengan wajah yang pucat. Tanpa pikir panjang Luna menggendong anak itu dan menarik tangan Abel keluar dari sana.

Beberapa material gedung sekolahan mulai berjatuhan terdengar teriakan yang semakin menggema dan tangisan di mana-mana.

Luna terus menarik tangan Abel dan berlari kecil meninggalkan sekolah. Rissa yang di dalam gendongan Luna merintih ketakutan.

Di tengah-tengah kekalutan Luna teringat ibu nya, yang seorang diri di rumah. Ia pun membawa kedua anak itu pulang. Sepanjang perjalanan terlihat kepanikan di mana-mana.

" Mbak Siska... lihat ibu saya.

" Masih di belakang, Lun. Siska pun tetap berlari menyelamatkan diri.

Tak jauh di sana di lihat nya ibu sedang berlari ke arah nya bersama warga lain.

" Ibu...

" Nenek sini

Mereka pun berlari menuju sebuah lapangan sampai keadaan aman.

" Luna, anak siapa yang kamu gendong.

Sepertinya Luna juga baru tersadar.

" Ini teman kamu kan, Bel.

" Iya, ma.. ini Rissa teman Abel.

Mereka pun duduk di lapangan.

" Rissa, kamu ng pa-pa kan.

" Rissa takut, tante.

" Berdoa sayang, biar rasa takut kamu berkurang.

" Iya Rissa, Tuhan pasti akan melindungi kita. Lagi pula ada mama dan nenek aku di sini.

Beberapa saat kemudian setelah keadaan tenang, satu per satu orang-orang mulai kembali ke rumah nya masing-masing. Begitu juga dengan Luna dan keluarga nya.

Di sekolah...

" Gempa... Gempa...

Pengasuh Rissa pun panik dan ikut berlari meninggalkan sekolah, apalagi beberapa material gedung yang runtuh. Setelah keadaan tenang ia pun kembali ke sekolah mencari Rissa.

" Miss... lihat Rissa ng ya...

" Coba kamu liat, sebagian anak-anak ada di lapangan SMU.

ia pun segera ke sana tapi Rissa tidak ada.

" Miss Rissa mana ya...

" Saya tidak lihat Rissa dari tadi, saya pikir sudah di bawa suster. c

" Ng Miss. Rissa ng sama saya.

" Ayo.. kita cari Rissa.

Mereka pun mencari Rissa di semua tempat dan ruangan. Hasil nya nihil.

Tak lama kemudian Nikko papi Rissa menelpon pengasuh Rissa untuk mengetahui keadaan putri pasca gempa.

" Halo tuan.

" Sus, Rissa mana.

" Anu tuan... pengasuh nya pun ketakutan.

" Anu-anu apa.. Rissa sama kamu kan. Bentak Nikko, sang pengasuh pun tambah ketakutan.

" Rissa....Rissa hilang, tuan. Kata nya sambil terbata-bata.

" Apa... kamu ng becanda kan Sus.

" Waktu gempa semua panik dan lari, waktu saya lari Rissa masih di sekolah tuan.

" Bagus.. jadi kamu lari ninggalin Rissa sendiri. Saya bayar kamu untuk jaga Rissa bukan lari. Sekarang juga kamu saya P E C A T !!!!

Luna sudah sampai di rumah, untung rumah di tidak ada yang rusak yang berarti. Hanya beberapa rak yang jatuh berantakan. Luna segera membuat teh manis untuk mereka semua.

" Rissa dan Abel minum teh nya. Setelah itu kita makan.

Mereka pun menikmati makan siang nya. Entah lapar atau masih shock, Rissa memakan hidangan di depan nya dengan lahap. Padahal menu nya sangat sederhana hanya ada sup jagung dan tempe goreng.

" Rissa, kamu tau nomor telp orang tua kamu.

" Enggak tante.

" Ya sudah tante telp wali kelas kalian saja.

Nikko sudah sampai di sekolahan Rissa, dia sangat marah pada pengasuh dan pihak sekolah yang lalai menjaga Rissa.

" Saya akan melaporkan kalian ke pihak berwajib.

" Sabar pak, kita bicarakan baik-baik. Ini memang kesalahan kami karena panik kurang memperhatikan anak-anak, apalagi tadi sebagian besar anak-anak di bawa pulang orang tua nya masing-masing pada saat gempa terjadi.

Tiba-tiba hape Miss Diana berbunyi.

" Halo...

" Halo Miss. Saya Luna mama Abel, saya mau kasih tau kalau Rissa ada sama saya.

" Jadi Rissa ada sama ibu.

Nikko, Miss Eva dan beberapa guru lain pun langsung beralih ke Miss Diana.

" Ini papi nya Rissa ada di sini.

Nikko pun tanpa permisi lagi merebut hape Miss Diana.

" Halo... apa bener Rissa di sana.

" Bener pak, tadi Rissa ketakutan karena saya juga panik saya gendong dan bawa pulang.

" Dimana Rissa sekarang.

" Rissa ada di rumah saya, pak.

" Alamat ibu dimana, saya akan segera menjemput putri saya.

" Ya, pak. Saya akan segera chat alamat saya di hape Miss Diana.

Setelah berhasil mendapatkan alamat Luna, Nikko pun segera ke sana.

Sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Luna.

" Rissa, apa itu mobil papi mu.

" Iya tante.

Luna pun segera membuka pintu untuk Nikko.

" Silahkan masuk, pak.

Nikko pun segera masuk dan dilihatnya Rissa sedang bermain dengan Abel.

" Rissa, ayo pulang.

" Rissa masih mau main sama Abel, pi.

" Rissa, mainnya besok lagi ya.. Rissa kan juga harus istirahat.

" Apa boleh Rissa main ke sini lagi tante.

" Boleh... tapi harus ijin dulu sama papi Rissa ya.

" Papi, apa boleh Rissa main ke sini besok-besok.

" Boleh... tapi sekarang kamu harus pulang.

" Abel, aku pulang dulu ya.

" Iya, kapan-kapan kamu main ke sini ya.

" Iya... nenek Rissa pulang ya.

" Iya sayang... hati-hati ya.

" Tante terima kasih, tante sudah nolong Rissa.

" Sama-sama sayang, jangan lupa berdoa agar Rissa tidak takut lagi.

" Iya tante.

" Makasih ya bu, sudah menolong anak saya. Perkenalkan nama saya Nikko Hermawan.

" Saya Luna Halim, pak.

" Kami permisi dulu.

Di dalam mobil Nikko bertanya pada Rissa mengenai gempa tadi.

" Rissa kenapa bisa ikut tante Luna.

" Waktu gempa Rissa ketakutan, pi. Semua pada lari dan teriak, Abel juga ngajak Rissa lari tapi kaki Rissa lemas. Rissa hanya bisa menangis. Tiba-tiba mama Abel datang dan gendong Rissa.

Tadi Rissa juga sudah makan di rumah Abel, masakan tante Luna enak deh, pi.

" Oh ya...

🍁🍁🍁🍁🍁

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!