Kepergian Papa

Malam itu Luna berdoa dengan air mata yang berderai. Abel kecil pun ikut menangis sedih. Ia hanya meminta pada Tuhan agar menyembuhkan papa nya. Ia ingin bermain kembali bersama sang papa. Papa yang begitu menyayangi nya.

Karena terlalu lelah, tubuh Abel kecil pun terlelap tidur. Tiba-tiba ada yang membangunkannya.

" Abel... Abel sayang, ayo bangun.

Abel pun terbangun, sambil mengucek mata ia mencoba melihat siapa yang membangunkannya.

" Papa...

Abel pun memeluk erat papanya.

" Papa sudah sembuh... Terima kasih Tuhan, Tuhan sudah mendengar doa Abel.

Papa tersenyum.

" Papa... maafin Abel. Gara-gara Abel papa jadi terluka.

" Ng pa-pa, sayang. Itu bukan salah kamu.

" Papa... ayo kita main.

" Ayo...

Mereka berdua pun bermain bersama dengan riang. Sampai Abel merasa lelah.

" Papa, Abel sudah capek. Abel mau tidur, besok Abel mau sekolah.

" Iya, sayang. Kamu bobo ya..

Abel harus ingat papa akan jaga Abel selama nya.

Keesokan pagi nya, mama membangunkan Abel.

" Bel.. bangun sayang. Sudah siang.

Abel pun bangun dan mencari papa nya.

" Mama.. papa mana.

" Loh, papa kan masih di rumah sakit. Ini mama harus ke sana.

" Kan papa udah pulang, ma. Semalam papa pulang dan main sama Abel. Abel pun segera beranjak dari kamar nya menuju kamar orang tua nya.

" Papa... papa... di kamar papa nya tidak ada, dia pun ke kamar mandi. Mungkin papa lagi mandi pikir nya. Papa.. papa... tapi kamar mandi juga kosong.

" Abel... semalam kamu mimpi ketemu papa ya.

Abel hanya terdiam.

" Tapi ma... itu ng mimpi. Abel bener-bener melihat papa pulang.

Luna pun segera memandikan Abel dan mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan Abel.

" Abel, mama mau ke rumah sakit. Kamu di rumah tante Siska ya, kamu bisa main dengan kak Dito.

" Tapi Abel mau ketemu papa, ma.

" Nanti kalau papa sudah sadar baru mama ajak kamu ke sana. Di rumah sakit banyak kuman, tidak baik untuk anak kecil.

Luna pun menitipkan Abel pada tetangga nya.

" Mbak Siska, titip Abel ya. Maaf merepotkan. Semua kebutuhan Abel ada di dalam tas.

" Ng pa-pa, Luna. Kamu fokus saja dengan Hengky, biar Abel saya yang jaga.

" Makasih ya mbak.

Luna pun segera ke rumah sakit, di sana ada Daniel, Jonathan dan Yosua yang sudah dari semalam menjaga Hengky.

" Aduh, maaf ya... mbak baru datang. Tadi ngurus Abel dulu.

" Ng pa-pa, mbak.

" Ini tadi mbak beli sarapan untuk kalian.

" Makasih, mbak.

" Mbak yang berterima kasih pada kalian.

" Oh, ya mbak. Tiap malam kami akan bergantian menginap di sini mbak. Jadi mbak Luna bisa ngurus Abel.

" Sekali lagi terima kasih, mbak tidak bisa membalas kalian.

" Sama-sama mbak.

Tak lama kemudian pendeta gereja nya, Pak Silas dan ibu datang bersama beberapa jemaat.

" Luna... bagaimana keadaan Hengky hari ini.

" Saya belum bertemu dokter hari ini, Pak.

" Abel dimana, Lun.

" Saya titip tetangga, bu.

Dokter pun datang.

" Bisa bicara dengan keluarga Bapak Hengky.

" Iya dong.

Luna pun segera memasuki ruang dokter syaraf bersama Pak Silas dan istri.

" Dok, bagaimana keadaan suami saya.

" Suami ibu harus di operasi segera. Karena ada pembekuan di pangkal otak nya. Kemungkinan sembuh juga sangat kecil, jika pasien sadar pun akan mengalami kelumpuhan permanen. Tapi jika tidak segera di lakukan tindakan akan berakibat fatal.

" Berapa kira-kira biaya nya dok.

" Kurang lebih seratus juta. Tapi untuk pastinya silahkan tanya administrasi.

" Ok, dok. Terima kasih. Saya akan berdiskusi dulu dengan keluarga.

" Baik bu, saya tunggu segera kabar nya.

Mereka pun keluar dari ruangan tersebut.

Luna hanya bisa menangis, ibu Maria istri Pak Silas memeluk Luna. Pak Silas segera menelpon seseorang.

Tak lama kemudian Pak Silas kembali dengan membawa kabar gembira.

" Luna... ada donatur yang bersedia membayar biaya operasi Hengky.

" Puji Tuhan...

Pak Silas pun segera mengurus administrasi nya. Operasi akan di lakukan sore ini.

Tiba-tiba dokter berlari masuk ke ruang ICU tempat Hengky di rawat. Luna terkejut dan cemas.

" Ada apa ini Sus...

" Pasien anfal bu.

" Apa...

Luna pun berlari memasuki ruang ICU, sesampai nya di pintu suster segera melarang nya.

" Maaf bu, tunggu di luar. Dokter sedang menangani pasien.

Luna, Pak Silas, Ibu Maria dan beberapa jemaat lainnya menunggu di depan pintu ICU.

" Bagaimana ini bu... Luna pun kembali menangis.

" Sabar ya Lun, kita serahkan pada Nya.

" Luna, kita berdoa. Apa yang terbaik untuk Hengky, itu lah yang terjadi.

Beberapa saat kemudian dokter pun keluar.

" Maaf Bu, kami sudah berusaha yang terbaik tapi semua adalah kehendak Nya.

" Maksud dokter apa...

" Pak Hengky telah menghadap yang kuasa.

Seketika itu juga Luna pingsan.

" Tolong, bawa ke UGD Sus..

" Iya, dok.

" Dok, kami bisa mengurus jenazah Pak Hengky.

" Silahkan Pak, langsung ke admin saja.

Pak Silas segera menghubungi bagian terkait di gereja, rumah duka dan segala keperluan lainnya.

Keesokan malamnya ada kebaktian tutup peti. Luna dan kedua orang tua nya serta si kecil Abel duduk di samping peti.

Abel menangis pilu.

" Papa... papa bangun. Ayo main dengan Abel.

Semua jemaat yang hadir ikut menangis melihat Abel. Ibu Maria pun segera memeluk Abel dan menenangkannya.

" Abel... Abel sayang papa kan.

" Iya tante.

" Kalau Abel sayang papa, relakan papa pergi bertemu Tuhan Yesus. Suatu hari nanti papa akan menjemput Abel dan mama bersama nya.

Abel hanya mengangguk walaupun dia tidak mengerti perkataan tante Maria.

Selesai pemakaman Luna dan keluarga kembali ke rumah di temani Pak Silas dan Ibu Maria.

" Luna... kamu harus kuat untuk Abel.

" Iya, Pak. Terima kasih banyak untuk kebaikan Pak Silas dan Ibu Maria yang sudah membantu selama ini.

" Itu sudah tugas saya sebagai gembala sidang. Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk berbicara pada kami.

" Iya Pak.

" Dan ini ada selembar cek senilai seratus juta yang diberikan oleh seorang donatur. Tadi nya uang tersebut untuk biaya operasi Hengky, tapi sekarang gunakan lah untuk keperluan mu dan Abel.

" Sekali lagi terima kasih Pak.

" Kami permisi dulu.

Setelah Pak Silas dan ibu Maria pulang, Luna pun berdiskusi dengan orang tua nya tentang langkah nya ke depan.

" Pak, sekarang Luna harus bagaimana.

" Apa kamu mau pulang kampung, nduk.

" Tapi di kampung Luna tidak bisa bekerja dan di sekolah sangat jauh. Kasian Abel, dia ingin sekolah.

" Kamu di sini aja. Kamu bisa cari kerja dan Abel bisa sekolah. Untuk sementara ibu akan menemani kamu di sini. Bagaimana Pak.

" Ya, itu juga bagus. Bapak setuju.

🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

mutoharoh

mutoharoh

lanjut membacanya 🤗🤗🤗🤗💪

2021-06-23

0

arinda subatien

arinda subatien

kok kyk aku kecil kelakuan clarissa😊😊

2021-05-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!