Dansa

"Si cantik," celetuk pria itu nakal.

Tita meresponnya seperti biasa. Gadis itu hanya tertawa renyah tak dapat menangkap sinyal cinta darinya.

Melihat sosok Sulaiman dan seluruh anggota keluarga Pram memasuki rumah, Naya, Adi, Ilham dan keluarga yang lain menyambutnya dengan pelukan.

Naya memeluk Tita dan untuk Sulaiman, ia hanya menyentuh kedua lengannya seraya mengucapkan selamat datang.

"Happy birth day, Adi!" seru Tita antusias dan memberikan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat hadiah istimewa buatan tangannya.

Adi hanya tersenyum. Ia dan Sulaiman berpelukan melepaskan rindu setelah satu bulan ini tak bertemu.

"Akhirnya kamu akan menetap, Kak," ujar Adiyasa bahagia.

"Tentu, oh ya apakah kamu akan bekerja di hotel Om Rangga?"

"Kita bicarakan itu nanti saja," gumam Adi tertawa.

Pesta itu di mulai dengan acara tiup lilin dan di sambung dengan acara berdansa. Rangga dan Naya menjadi sorotan saat mereka memutuskan untuk berdansa bersama beberapa tamu undangan. Naya merasa waktu berjalan begitu cepat. Rambut sang suami sudah mulai beruban beberapa helai. Akan tetapi itu malah membuatnya semakin tampan dan lebih berkharisma di matanya.

"Kamu bahagia?" tanya Rangga.

"Tentu. Anak-anak sudah tumbuh dewasa dan kita semakin menua."

Rangga tersenyum. Ia mengecup kening Naya dan berbisik di telinganya, "Tapi masih bisa menambah momongan kan?"

Naya mencubit lengannya karena gemas. Suaminya ini ternyata belum cukup dengan dua orang putra yang sudah ia lahirkan bersusah payah.

"Nakal banget sih...." bisiknya.

Rangga meringis dan tertawa terbahak-bahak. Ia menyampaikan hajatnya jika ia menginginkan seorang bayi perempuan, "Berikan putri kecil yang cantik untukku."

"Tita kan ada," canda Naya.

"Tapi aku ingin yang lahir dari rahim mu."

Naya lantas memeluknya, "Minta sama Allah seorang cucu perempuan."

"Baiklah, Sayang ku," bisiknya dan tertawa lepas.

Sementara itu Ilham hanya bisa menatap Naya lekat. Cintanya kepada Naya semakin menguat tak lekang oleh waktu dan tak terkikis oleh zaman. Dan karena itu ia tak bisa membuka hatinya untuk wanita lain.

Pesta di teruskan dengan acara makan bersama dan berakhir dengan ucapan terimakasih dari Adiyasa kepada seluruh keluarganya dan tamu undangan.

......................

20 30 wita:

Adi tersenyum menatap sapu tangan dari Tita. Sapu tangan itu bertuliskan namanya dan sebuah gambar hati kecil di setiap sudutnya. Ia tahu pasti Tita menghabiskan sebagian waktunya untuk merajut benda itu, "Sayang ku Tita," bisiknya.

Naya mengintip dari balik pintu. Akhirnya ia mengetahui jika putra sulungnya itu ternyata mendendam rasa cinta kepada Tita. Ia berbalik dan mendesah berat. Pantas saja selama ini sikap Adiyasa yang begitu mesra kepada Tita ternyata adalah bentuk dari rasa cintanya. "Adi, ternyata Tita....?" bisiknya.

Sebenarnya tak masalah jika Adiyasa mencintai Tita, hanya saja ia tak pernah mengira dengan hal ini. Apalagi ia dan Rangga sudah mempunyai calon pendamping untuknya.

Ia masuk kedalam kamar dan duduk di samping Rangga pada sisi ranjang.

"Ada apa?" tanya Rangga memecah pikirannya.

"Apa Mas pernah berpikir jika Adiyasa menyukai Tita?"

Ilyas yang mendengar itu langsung mendongak menatap kedua orangtuanya, "Aku tau," celetuknya.

Rangga dan Naya lantas menatapnya, "Itu benar, Sayang?" tanya Naya.

"Iya," angguk Ilyas, "Kakak sering bilang kalau dia mencintai Kak Tita," gumam nya polos dan kembali menggoreskan crayon pada gambarnya dengan posisi tengkurap di atas karpet.

Wajah Rangga dan Naya menjadi datar. Sedari awal Rangga dan Naya sudah sepakat akan menjodohkan Adiyasa dengan Indira, putri dari Max.

Rangga dan Naya berpikir keras. bagaimana bisa mereka membatalkan perjodohan itu? Max adalah sahabat baik Rangga, teman senasib seperjuangan nya sejak duduk di bangku kuliah?

"Aku akan bicara dengannya," ucap Rangga dan bangkit.

"Mas!" cegat Naya berlari menghalanginya. "Jangan dulu. Mungkin Adiyasa hanya cinta monyet dengan Tita. Mungkin saja dia tak serius. Lebih baik kita percepat pertemuannya dengan Indira."

Emosi di dada Rangga perlahan mereda. Ia mendesah pendek dan mengurungkan niatnya.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!