Amarah Sarah

Sebelumnya Rangga menidurkan Adi di kamarnya. Bocah itu langsung berbalik bembelakangi Rangga dan memeluk guling nya.

"Huh....saatnya beraksi!" bisiknya sambil mengusap kedua telapak tangannya penuh semangat.

Naya menyisir rambutnya di depan cermin dan menyemprotkan sedikit parfum di leher dan tubuhnya. Ia tak menyadari sang suami tengah menatapnya di ambang pintu. Rangga tersenyum nakal dan perlahan mendekat.Ia menyentuh kedua pundaknya dan mengecup puncak kepalanya.

"Mas...." desah Naya.

Rangga mengangkat tubuhnya dan menidurkannya perlahan di atas ranjang.

...................

10.00 wita SD dan SMP 12:

Saat ini Adi dan Tita berada di taman samping gedung sekolah. Adi memasang bunga di telinga Tita. Senyum Tita kian melebar. Adi kembali berlari memetik bunga tak jauh dari mereka dan memakaikannya di telinga Tita yang sebelah. Tita turun dari atas batu dan mencubit pipinya.

"Nakal!" sergah Adi gemas menepis tangannya tertawa.

Sementara itu Sulaiman memilih mencari Tita dan Adiyasa ketimbang ikut berkumpul bersama teman-temannya di kantin sekolah. Ia tahu jika pasti kedua adik sepupunya itu sedang berada di taman.

Saat melihat sosok keduanya langkahnya terhenti. Ia tak mendapati kotak makanan yang seharusnya ada bersama mereka. Ia lekas menuju kelas Tita dan Adi. Ia mendapati bekal makanan keduanya masih berada di kolong meja, "Nggak di bawa lagi?" batinnya.

Dengan langkah cepat ia menyusuri koridor sekolah. Ia lantas menyerahkan bekal itu kepada kedua adiknya.

"Aku mau makan nanti aja, Kak....!" seru Adi menggeleng.

"Aku juga nanti aja, belum lapar!" timpal Tita.

Sulaiman menatap bibir merah Tita. Ia kagum depan kecantikan gadis kecil itu. Ia berpikir jika nanti sudah dewasa Tita pasti akan kian bertambah cantik. Dengan terpaksa ia memarahi Adi dan Tita agar mau memakan bekal mereka. Adi merengut mengikuti perintahnya. Sedangkan Tita, ia malah meminta Sulaiman untuk Menyuapinya.

.......................

Sarah membanting Piring dan meninggalkannya begitu saja di dapur. Ia sudah lelah dengan keadaan kekurangan yang menghimpit dirinya selama hampir dua tahun ini. Suaminya hanya memberikan jatah seadanya cuma cukup untuk makan dan kebutuhan rumah tangga. Ia merasa kacau karena sudah kehilangan kesabaran.

"Aaaaah!!!" teriaknya gusar menjambak rambutnya. "Laki-laki tak berguna! Aku bosan dengan semua ini! Aku sudah tak tahan!!!"

Sarah menghampiri kamar mendiang anaknya dan menangis. Kenapa semua penderitaan ini harus di alaminya?! Dulu kehidupannya sangat mewah dan bahagia.....kenapa ia mau menerima lelaki itu dalam hidupnya?! Lelaki bodoh dan tolol yang telah membuat harta dan usaha kedua orangtuanya musnah! Ia menyesal menyerahkan tampik kekuasaan perusahaan miliknya kepada Fatur. perusahaan yang ia kelola tak mampu bersaing di pasaran dan mengalami proses inovasi yang lamban hingga menjadi paceklik dan pada akhirnya jatuh bangkrut. Imbasnya anak mereka yang sedari lahir memiliki penyakit jantung bawaan meninggal karena tak mendapatkan perawatan.

Fatur kini hanya menjadi dosen biasa. Ia ikhlas menghadapi semuanya. Termasuk sikap kasar sang istri yang terus menyalahkannya. Ia juga menyalahkan dirinya dengan semua ini dan samasekali tak keberatan dengan sikap Sarah.

Sarah tak punya tempat untuk berlari. Yang ia miliki hanya Fatur. Terbersit di benaknya untuk memohon pertolongan kepada Ilham. Akan tetapi ia tak sanggup jika harus merendahkan martabatnya. Terlebih di hadapan Abdullah, sang mantan mertua yang sangat membenci dan selalu merendahkannya.

Suara mobil Fatur terdengar memasuki halaman rumah. Pria itu langsung masuk dan menghampirinya di kamar mendiang anak mereka.

"Sayang, sudah belikan makanan yang kuminta? Aku lapar sekali." Ia tak mempedulikan wajah merah Sarah yang sering di timpakan nya. Semenjak Sarah positif hamil ia hanya meminta sang istri memesan makanan di luar.

"Kamu pikir uangnya dari mana?" bisik Sarah geram. "Jual saja mobilmu!"

"Kan kemarin sudah ku berikan? Itu cukup untuk seminggu kedepan. Belum habis kan?"

Sarah mengangguk. Ia tersenyum begis, "Hanya itu? Terus kebutuhanku? Kamu samasekali tak pernah memikirkannya kan? Kamu tak pernah berpikir untuk menyenangkan hatiku! Kamu pikir aku bisa tahan berapa lama dengan kondisi ini....?"

Fatur terdiam menatapnya lekat. "Maafkan aku. Aku tak bisa mengembalikan semuanya. Yang aku hanya bisa berikan untuk saat ini hanyalah kesederhanaan."

Fatur lantas memeluknya. Tangis Sarah pecah. Ia sebetulnya sadar benar dengan semua usaha Fatur demi membahagiakannya. Di benaknya ia akan mencoba untuk tetap bertahan namun entah sampai kapan....

"Bagaimana kondisi mu? Masih sering mual?" tanya Fatur berbisik sambil mengusap punggungnya.

"Kita gugurkan saja. Aku tak bisa menerimanya jika harus memberikan penderitaan yang sama seperti kakaknya dahulu."

Fatur kecewa. Ia kian mempererat pekukannya. "Aku sudah memutuskan untuk bekerja bersama Om Rama."

Sarah tersentak.

Ia tak pernah menceritakan hal itu kepada Sarah. Tuan Rama pamannya sudah beberapa kali memintanya mengurusi sebuah cabang toko mebel miliknya. Namun ia masih enggan karena malu. Ia menjelaskan semua itu secara singkat kepada Sarah.

................

Waktu terus bergulir. Lima belas tahun berlalu. Tita dan Adiyasa sudah lulus dari jenjang perguruan tinggi.

Hari ini bertepatan dengan ulang tahun Adiyasa dan kepulangan Sulaiman dari luar negeri.

Sulaiman akan mulai bekerja di perusahaan Ilham dan melepaskan jabatannya sebagai menejer di perusahaan sebelumnya. Ilham akan menempatkannya sebagai wakilnya sampai Sulaiman sanggup memimpin perusahaan.

Adiyasa tengah bersiap di kamar bersama adik kecilnya Ilyas. Sulaiman dalam perjalanan dan beberapa menit lagi ia akan tiba di rumah. Sedangkan Tita juga yang dalam perjalanan bersama keluarganya.

Sambutan tepuk tangan dari semua tamu yang hadir mengiringi langkah Adiyasa bersama Naya dan Ilyas ketika menapaki anak tangga. Rangga merekam momen itu dengan sebuah kamera dari lantai bawah. Abdullah duduk di kursi bersama Susan dan Rendra beserta Inayah sang istri. Sedangkan Rina dan Rosa sibuk bercengkrama dengan tamu undangan miliknya dan sang suami yang di undang secara khusus. Putra-putri mereka di urusi oleh baby sitter masing-masing. Hingga yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Sulaiman turun bersamaan dengan Tita dan semua keluarganya dari dalam mobil. Angga tersenyum menatap Sulaiman dan langsung memeluknya. Sekilas Sulaiman menatap Tita. Perasaan cintanya kian terasa hangat. Ingin sekali rasanya ia menyentuh wajah manis Tita. Ia sudah sangat menahan diri memendam rasa cintanya sampai detik ini.

Tita mengayunkan langkahnya dengan anggun dan berdiri di hadapannya, "Hai. Assalamualaikum," candanya jail.

"Hai juga. Wa'alaikum salam," balas Sulaiman.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Dewi Dewi Ahmat

Dewi Dewi Ahmat

keliatn kompk bngt ya keluarga besar nya rangga,,

2021-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!