...Bab 5...
...Gadis Berhati Es...
Rizal terkejut ternyata gadis itu adalah gadis yang dia telepon barusan. Suara yang lugas dan tegas sangat jelas terngiang di telinganya.
"Kau, bukankah yang tadi menabrakku di parkiran motor?" tanya Rizal mengingat kembali.
Tasia tidak menyadarinya bahwa ternyata tadi telah menabrak Rizal. Karena tak memperhatikannya.
"Benarkah" sahut Tasia.
"Berarti tadi pagi kita sudah bertemu dong, lalu sedang apa kamu disini?" bertanya-tanya heran.
"Aku disini menghadiri pesta pernikahan sahabatku.. Nah kamu sendiri?" tanya Rizal kembali.
"Tentu saja karena ini kan pernikahan kakakku" jelas Tasia.
Rizal melongo tidak percaya.
"Ooh...benarkah begitu itu?"
'Pantas saja wajahnya agak mirip dengan pengantin wanita tadi' batin Rizal.
"Jadi kamu adik kandungnya Maya?" tanya Rizal lagi.
"Iyalah..kok kamu panggil nama kakakku seperti sudah mengenal begitu?" sewot Tasia.
"Tentu saja kenal, kemana-mana Supri selalu bersama Maya di kampus, kami kan satu kampus dan satu angkatan" jelas Rizal.
Rizal tahu kalau Maya adalah mahasiswi terkenal di kampus karena sering ikut kegiatan kampus, dan juga anggota BEM.
"Ooh begitu yaa...jadi mereka mesra-mesraan juga ya kalau di kampus" sahut Tasia sedikit iri hati terhadap kakaknya itu. Karena kakaknya bisa menyelesaikan kuliahnya, sedangkan Tasia hanya lulusan SMK saja.
"Kenapa kamu mau berjualan di pasar? Apa kamu membutuhkan uang untuk biaya kuliahmu?" celoteh Rizal tiba-tiba. "Maaf aku ikut campur bertanya masalah pribadimu soalnya, aku lihat Maya saja bisa kuliah, dan kamu... apa kamu juga sedang kuliah juga?" sambungnya lagi.
Tasia hanya diam tidak mau menjawab, dia hanya malas saja membicarakan masalah pribadinya dengan orang lain apalagi orang yang baru saja dia kenali.
"Lupakan saja pertanyaan ku barusan.. Oh ya lalu kalau boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Rizal tiba-tiba penasaran. Dari tadi bicara panjang lebar tapi lupa bertanya nama gadis itu.
"Tasia Amalia Risyanti..." jawabnya singkat.
"Hmm...Tasia Amalia Risyanti...nama yang sangat bagus..aku Rizal" sambil mengulurkan tangan hendak mengajaknya berjabat tangan.
Tetapi Tasia enggan membalas jabatannya, mukanya yang masih sedikit judes itu, memalingkan pandangannya. Rizal mengerti dan sabar saja dengan sikapnya Tasia kepadanya. Mungkin ini sudah tabiatnya kali pikir Rizal dalam hati.
"Ehmm..soal uang itu akan aku pertimbangkan, jadi nanti aku akan memberikannya padamu. Namun ada satu syaratnya!" seru Rizal tiba-tiba.
"Syarat apa?" tanya Tasia penasaran.
Lalu Rizal mengeluarkan bungkus plastik di saku jasnya dan memperlihatkan itu pada Tasia.
"Kamu, bisakah memberitahuku ini resepnya?!" pinta Rizal.
Syarat Rizal begitu sangat aneh. Dia hanya perlu resep kue itu.
"Buat apa ya?" tanya Tasia jadi penasaran.
"Ah tidak, cuma ingin tahu saja hehee" senyum Rizal mencurigakan.
"Kalau ga dikasih tahu ya... jangan harap aku berikan resepnya!" ketus Tasia dengan sambil berjalan hendak meninggalkan Rizal.
"Hei, tunggu bukankah katanya kamu inginkan uang itu? kita kan jadi impas..kau dapat uangnya dan aku punya resep kuemu..!" teriak Rizal kencang.
Langkah Tasia tiba-tiba terhenti.
"Lupakan saja, aku sudah tak butuh uangmu lagi!" Ujar Tasia tegas. "Jadi kita sudah tak ada hubungan lagi, kamu sudah terbebas dari tekananku!" tambahnya lagi sambil berlalu pergi meninggalkannya.
"Apa?!" Rizal masih tidak mengerti polah Tasia yang tiba-tiba saja berubah pikiran. "Jadi maksudmu kau sudah tak perlu uang itu..? Hei Tasiaa... tunggu dulu!" panggil Rizal, tapi Tasia tetap berjalan menjauhinya.
"Ah mungkinkah dia tersinggung dengan ucapanku yang tadi!" celoteh Rizal pelan menyadari, sembari menggaruk kepalanya sendiri.
Rizal hendak berjalan pelan mengejar Tasia dibelakangnya supaya Tasia mau memberitahunya sedikit resep rahasianya itu.
Namun saat hendak mengejar, sesosok pria tua memanggilnya duluan. Lalu dia menghampiri Tasia perlahan, dan hendak memeluknya, tapi saat itu Tasia menolak tangannya. Ya..Itu adalah Ayahnya Maya dan Tasia.
"Nak, Ayah merindukanmu.." ujarnya pelan dengan menampakan raut wajah yang sedih.
"Apakah kamu tidak merindukan ayah sama sekali?" tanyanya.
Namun Tasia bersikap dingin menghadapinya, dia tak menggubris perkataan ayahnya tapi malah hendak pergi meninggalkan ayahnya tanpa satu katapun.
"Tasiaa!" teriak ayahnya sedih karna dicuekkin anaknya sendiri.
Rizal yang memperhatikan pemandangan Bapak dan anak itu, terheran sehingga menyimpan banyak pertanyaan di pikirannya.
'Kenapa Tasia bersikap seperti itu kepada Ayahnya sendiri? Apa salah Ayahnya sehingga sampai diacuhkan begitu olehnya?' pikirnya.
'Aah tidak ada hubungannya denganku aku tak mau mencampuri urusan mereka'! tambahnya.
Bapak itu mengusap wajahnya, tak lama kemudian dia pergi ke parkiran mobil dan membuka pintu mobilnya. Lalu dengan segera mobil itu melaju pergi keluar gedung.
Banyak sekali pertanyaan dipikiran Rizal.
"Mobil bapaknya saja merk terkenal. Tetapi kenapa dia kemarin malah berjualan di pasar dekat terminal? tidak mungkin kalau dirinya itu kekurangan uang?" ucapnya lagi.
bersambung...
...***...
Jangan lupa tinggalkan like dan komentnya...yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sriwati Ika Febriana
Tasia itu pekerja keras sama kaya kamu Rizal yang gak mau mengandalkan harta orang tua
2021-09-02
0
Teteh Nadia
mampir
2021-07-12
2
Sera Mayumi
done
2021-07-10
2