...Bab 4...
...Menjelang Pernikahan Sahabat...
Pagi itu, Rizal bersiap membereskan ruang kerjanya. Lalu bersiap-siap untuk mandi dan pergi ke kampus di jam pertamanya. Setelah mandi dia memeriksa handphonenya terlebih dahulu, dia kaget karena sudah ada 5 kali nomer baru panggilan tak terjawab juga satu pesan WhatsApp untuknya.
Terlihat foto profil seorang gadis muda dan cantik terpampang di nomer WhatsApp itu, senyumnya yang begitu menarik hati. Segera Rizal membuka pesannya itu. Dia tidak menyangka bahwa pesan itu dari seorang gadis si penjual kue kemarin yang tidak sengaja dia tabrak di terminal bus.
Maaf baru bales pesannya mbak, kemarin saya tidak memegang hp sama sekali karena pekerjaan menumpuk. Berapa yang mbak mau nanti saya segera transferkan uangnya ke rekening mbak..
Balas di pesannya. Sambil menunggu balasannya Rizal memakai baju kemejanya dan mengancingkannya, namun lumayan lama pesannya masih belum dibaca oleh gadis itu. Karna belum ada jawaban sama sekali, Rizal pergi mencari sarapan ke warteg dekat kostan nya.
Setelah sarapan, dia segera menaiki bus dan berangkat menuju kampusnya.
Rizal lahir di Kota Jakarta, dia tinggal di Yogyakarta karena urusan kuliah dan kerjanya. Dari berumur 17 tahun Rizal selalu bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha sukses.
Padahal Rizal adalah anak dari keluarga kaya raya, dia adalah anak kedua dari seorang Pengusaha tambang terbesar x yang bernama Hendra Permana, dan perusahaannya itu sudah terkenal baik dari seluruh penjuru kota sana.
Namun Rizal sama sekali tidak tertarik dengan hasil kekayaan Ayahnya sendiri. Dia justru menginginkan usaha hasil kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan dari seorang Ayahnya.
Selain itu karena konflik antara dirinya dan kakak lelakinya yang berambisi ingin memegang kuasa perusahaan milik Ayahnya. Raffi Agung Permana, dia adalah kakaknya Rizal yang sedikit arogan dan egois, dia selalu merasa paling hebat dalam segala hal, karena Ibu dan nenek mereka yang begitu sangat memanjakan Raffi, sehingga dia merasa yang paling baik diandalkan oleh Perusahaan Ayahnya tersebut.
Banyak sekali piagam dan penghargaan yang dia raih ketika dia duduk di bangku sekolahnya, dia selalu mendapatkan juara kelas setiap tahunnya.
Memang Raffi adalah anak jenius dari keluarganya, namun sayangnya karena kejeniusannya itu ia menjadi sangat sombong dan berkuasa, yang terkadang dia juga selalu merendahkan Rizal yang hanya masuk juara 5 besar saja di bangku sekolahnya dahulu.
Makanya karena ketidaksukaannya Rizal terhadap Kakaknya itu, setelah lulus SMA dia bertekad untuk pergi merantau ke Kota Yogyakarta itu.
Dengan biaya yang seadanya, dia berangkat memakai uang hasil tabungannya sendiri selama sekolahnya dulu, dan dengan hanya bermodalkan sepeda motornya yang dibelikan Ayahnya dahulu, dia terpaksa menjualnya lalu dia membuka usaha kecil-kecilan sedikit demi sedikit untuk biaya hidupnya sendiri.
Karena berkat kesabaran dan kerja kerasnya dia bertahan hidup selama 5 tahun ini, sehingga dia mampu membeli tanah untuk membangun Cafe-nya sendiri, dengan hasil usaha kecilnya dahulu.
Setelah selesai dengan S1-nya, dia kini mampu melanjutkan S2-nya dengan hasil Usaha Cafe-nya tersebut bersama teman kampusnya bersama yang satu jurusan itu.
Namun ketika usahanya sedang naik daun, tiba-tiba banyak pesaing baru yang mengalahkan kemitraan usahanya itu. Sampai dia kesulitan dan kehabisan modal untuk melanjutkan usahanya kembali.
Namun saat itu tiba-tiba Lia datang menawarinya bantuan, dia membantu Rizal dengan sukarela. Tetapi Rizal berjanji akan memberikannya kembali itu pada Lia kelak setelah usahanya maju.
Tetapi Lia selalu menolak balasan Rizal, karna Lia hanya berharap Rizal mau menerimanya sebagai kekasihnya saja.
Dia hanya inginkan Rizal mau menerima cintanya. Jelas itu membuat Rizal tidak enak hati. Tapi Rizal meminta waktu agar Lia bersabar bahwa cinta tidak bisa dipaksakan. Namun cinta mungkin bisa tumbuh dengan seiringnya waktu dan kebersamaan.
Tapi sudah 6 tahun bersama, Rizal pun belum tanda-tanda jatuh cinta pada Lia, dalam hatinya dia hanya menganggap Lia sebagai sahabatnya tidak lebih dari itu.
Setelah selesai dengan kuliahnya, Rizal meminjam sepeda motornya Yogi untuk pergi ke pernikahan sahabatnya Supri. Karena dia tidak memiliki kendaraan apapun.
...***...
Di sebuah gedung besar Ibunya, Sulastri dan adiknya, Tasia mengandeng Maya yang akan menikah di hari itu.
Tasia melihat Ayah kandungnya, Frianto, sudah dudukkan di samping kiri penghulu. Kepala Ayah yang menunduk masih tidak sanggup menampakkan wajahnya di depan putri-putri dan istrinya saat itu.
Entah itu karena rasa malu atau penyesalan teramat mendalam kepada mereka.
Lalu dengan perlahan Maya duduk di samping kak Supri dan menatap wajah Ayahnya itu segera dia meraih dan mencium pelan punggung tangan Ayahnya yang juga sebagai walinya tersebut.
Dia sangat berterimakasih sekali karena Ayahnya mau datang dihari pernikahannya. Lalu Ayah membalas mencium kepala dan memeluk Putri pertamanya itu dengan perasaan sedih campur kebahagiaan.
Tasia yang waktu itu tak tahan melihat wajah ayahnya dia mundur kebelakang dan pergi perlahan mencari tempat yang sepi. Mungkin sebaiknya dia tidak melihat ayahnya kalau rasa sakit dan kekecewaannya terhadap ayahnya masih belum sembuh. Hanya akan ada dendam saja yang dia rasakan.
Ayahnya ketahuan berselingkuh dengan wanita di sebuah restoran. saat Tasia pulang sekolah dengan teman-temannya, waktu itu Tasia masih duduk di bangku SMP.
Perih hati waktu itu, Tasia membongkar perilaku Ayahnya yang tengah asyik bercanda dengan wanita lain dan itu bukanlah ibu kandungnya sendiri.
Sejak saat itu dia tidak kuat menahan tangis, karena ingatan masa lalu Ayahnya yang buruk itu, lalu dia berlari-lari kecil keluar dari gedung, banyak tamu yang memperhatikan raut mukanya yang basah karena air matanya.
Karena tergesa -gesa, akhirnya dia tidak sengaja menabrak seseorang yang baru saja selesai memarkirkan motornya itu. Kaki Tasia tak terkendali akhirnya jatuh di pangkuan orang tersebut.
"E-eehhh...!!!" mereka berdua bersamaan tersungkur ke tanah.
"Ma..maaf mas saya tidak sengaja" ucapnya Tasia, sambil mengelap air matanya tidak berani menatap wajah orang yang ditabraknya itu.
"Iya tidak apa-apa" jawabnya itu santai. Pria itu lekas berdiri dan menepuk-nepuk celananya yang terkena tanah lembut.
Lalu Tasia menunduk tanpa melihat wajah pria itu dan melanjutkan jalannya kembali, dan berlalu pergi meninggalkannya.
Pria itu sempat mengingat-ngingat wajah gadis tadi.
'Seperti pernah lihat' sahut dibatinnya.
Cuma ini agak sedikit berbeda karena tampilan yang ber-make-up rias, dan rambut yang di sanggulnya terlihat sangat anggun, juga dengan kebaya silvernya yang dia pakai itu. Jadi dia tidak terlalu mengenalinya.
"Aah..mungkin hanya perasaanku saja" gumamnya. Lalu dia melanjutkan kembali jalannya dan masuk ke dalam gedung.
Setelah akad nikah selesai. Resepsi pernikahan pun dimulai. Semua tamu undangan masuk dan mengantri lalu menyantap hidangan yang di meja panjang, semua penuh dengan makanan.
Rizal datang menghampiri Supri sahabat karibnya itu.
"Selamat ya Pri, aku tidak menyangka kamu cepat menikah juga dengan Maya, kalian memang berjodoh!" sahut Rizal tersenyum menyelamati sahabat baiknya itu.
"Iya, sama-sama..naah kau sendiri kapan mau menyusul kami? Ini malah asyik berkarir terus??" goda Supri.
Rizal hanya tersenyum tersipu malu saat digoda sahabatnya itu didepan orangtua, mertua dan istrinya Supri, mereka semua menatap Rizal penuh dengan pertanyaan.
Setelah memberikan hadiah pernikahan kepada sahabatnya itu, Rizal pergi untuk makan dan menyicipi hidangan di sana, termasuk makanan penutupnya seperti es krim dan beberapa kue.
"Bukankah ini?!" Rizal terkejut ketika dia melihat salah satu kue yang mirip si gadis penjual itu. Lalu dengan segera dia mengambilnya beberapa untuk dibawa sample percobaan di Cafenya bersama Yogi.
Tasia duduk di kursi taman termenung sendirian, dibawah pohon depannya gedung tempat kakaknya menikah. Sambil mendengar alunan musik nan indah untuk pengantin.
Dia lalu membuka dan hendak memainkan game di hp nya untuk menghilangkan kebosanannya.
Saat membuka hpnya, sudah ada satu pesan masuk, dan itu dari Rizal pada pukul 7 pagi tadi.
"Akhirnya orang ini balas juga, masih punya nyali juga dia!" ujarnya masih kesal.
"Aku kerjain sajalah he..." jahilnya tiba-tiba, setelah membaca pesan lalu membalas balik pesan Rizal.
"Oh..boleh, sekarang aku kasih no rekeningku.. tapi aku minta 800 ribu yaa.." ketiknya.
Lalu dikirimnya pesan singkat itu dan ak lama kemudian hpnya Rizal bergetar di saku bajunya dan satu pesan masuk. Dia sontak terkejut setelah membacanya karena permintaan gadis itu lebih besar dari harga yang diperkirakan nya.
'Apa maksudnya, apa dia mau memeras ku. kenapa harga ganti rugi nya sebanyak itu' batinnya.
Karena jumlah uang yang diminta gadis itu terlalu banyak bagi Rizal, dia pun berniat menghubunginya, dia lalu pergi keluar gedung untuk menelepon nomer gadis si penjual itu. Untuk menghindari kebisingan dia pun segera mencari tempat yang agak sepi.
"Haah dia meneleponku..??" sahut Tasia tercengang, saat asyik melanjutkan main gamenya. Lalu dia segera mengangkat telponnya dengan cepat.
"Hallo?!" sahutnya. "Bagaimana kamu mau kan kirim aku uangnya?"
"Maaf mbak, apa? saya kurang dengar!" teriaknya, karena tempat itu masih terdengar alunan lagu dan musik. Lalu Rizal pergi ke arah taman gedung yang terlihat sepi orang.
Tasia terheran 'Kok kayaknya suara di telepon sama persis seperti suara di gedung pernikahan kakak' pikirnya.
Tiba-tiba ada seorang pria dibelakangnya Tasia yang juga sedang menelepon dan berkata.
"Hallo mbak.. Apa itu tidak terlalu kebanyakan? Bukankah jualan yang saya rusak kemarin hanya sebagian saja. Kalau mbak berniat ingin memeras saya, saya jadi ragu berbaik hati pada mbak!" lanjutnya setelah berada dekat pohon taman.
Tasia saat itu seperti mendengar jelas suara Rizal di telepon bahkan seperti nyata di depannya.
"Kalau Anda tidak bayar sekarang, saya tidak segan kok, laporkan Anda ke pihak berwajib karna sudah melakukan penipuan!" ancamnya.
"Hah apa?? Penipuan??" sontak Rizal tercengang.
Mendengar teriakan Rizal di handphonenya sangat kencang seperti berada dibelakang punggungnya, Tasia segera berbalik badan, dan dibelakangnya memang sudah ada sosok tubuh pria. Postur tubuhnya tegap dan juga tinggi, dia juga sedang tengah menelepon seseorang membelakangi Tasia.
Tasia penasaran dengannya, lalu sambil berjalan pelan Tasia menghampiri pria itu dan bicara.
"Yah penipuan.." jawabnya jelas.
Rizal kesal lalu menggerutu sendiri dan segera menutup handphonenya.
"Dasar gadis matre! Maksudnya apa minta 800 ribu? mau laporin ke polisi segala lagi. Ya Tuhan kenapa nasib ku sekarang begini...?" gerutunya.
Tasia mendengarnya di belakang tubuhnya jelas, lalu bergegas Rizal membalikkan badannya itu dan terkejut melihat ada gadis yang berdiri dari tadi sedang memperhatikannya.
"Kau Rizal Agung Permana bukan?" tanyanya pada Rizal.
Rizal memanggutkan kepalanya.
"Oh ya, barusan siapa yang katamu gadis matre?!" Sahutnya menggerutu kesal.
bersambung
...***...
Jangan lupa like dan komentnya...ya...
...🌺🌺🌺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sera Mayumi
ngerjainnya parah -_-
2021-07-09
2