...Bab 3...
...Rindu Ayah...
Hari itu Tasia benar-benar ketiban sial, jualannya jadi hancur berantakan karena ulah pria yang tak dikenalnya di terminal tadi. Dia sempat menangis sedih dijalan, karena hari ini dia tidak jadi membelikan hadiah buat kakaknya yang akan mengadakan pernikahannya besok. Jika jualannya habis laku terjual Tasia memang berencana ingin membelikan kakaknya hadiah pernikahan.
Tasia adalah seorang gadis muda yang cantik berusia 20 tahun, wataknya yang sedikit keras tapi peduli itu, jarang sekali terlihat tersenyum kecuali terhadap orang-orang terdekatnya. Kerjanya hanya sebagai penjual kue keliling di pasar, kue yang ia buat bersama ibunya, penghasilan dari berjualan itulah dia dapat memenuhi hidupnya bersama ibu dan kakaknya. Sedangkan ayahnya telah lama bercerai 6 tahun yang lalu dengan ibunya. Kini ayahnya sudah beristri lagi. di
Setelah sampai rumahnya, ibunya bertanya-tanya.
"Kamu kenapa Tasia? kok murung?" tanyanya terheran.
"Tidak ada apa-apa kok Bu" ujar Tasia menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau kalau ibunya ikut khawatir.
Lalu Tasia bergegas masuk kamarnya dan menyimpan keranjang jualannya disudut kamarnya itu.
Dia membaca kartu pengenal milik pria tadi dan tertulis namanya, Rizal Agung Permana dengan status Mahasiswa xx serta tercantum no Hp nya. Lalu dia mencoba menghubunginya lewat ponselnya.
Dia mencoba memanggil no yang di kartu itu beberapa kali. Namun sayang nomernya tidak menjawab panggilannya. Karena kesal Tasia lalu mengiriminya pesan.
Ini aku yang kamu tabrak di terminal tadi, tolong segera kirimkan saya uang untuk mengganti kerugiannya!
Pesannya singkat dan padat.
Lama sekali pesan Tasia masih belum dibacanya. Karena bosan menunggu dia akhirnya pergi mandi sore lalu membantu ibu dan kakaknya, menyiapkan perlengkapan untuk acara pernikahan kakaknya besok.
Acara pernikahan kakaknya yang akan digelar di gedung besar. Kakaknya Tasia sangatlah beruntung di usianya yang ke 24 tahun itu, akhirnya dia menikah dengan pria yang disukainya sejak dulu selama mereka masih kuliah.
Kakaknya Tasia, yaitu Maya memang sempat kuliah karena dulu ayahnya yang masih membiayai nya.
Sedangkan Tasia, adiknya itu tidak melanjutkan ke Sekolah Tingginya, dia hanya lulusan SMK saja. Walaupun sebenarnya Ayahnya masih sanggup untuk membiayai putrinya sekolah.
Tetapi Tasia menolak ayahnya membiayai dia karena masih memendam kekecewaan padanya. Keinginan nya yang kuat suatu hari nanti dia pasti bisa sukses sendiri tanpa harus dukungan dari Ayahnya sendiri.
"Tasia, bagaimana menurutmu gaun pernikahan ini cantik ga dipakai kakak?"tanya Maya sumringah.
"Iyalah kak sudah pasti cantik, kakak itu cocok pakai apa saja" jawab Tasia memujinya.
Maya tersenyum puas.
"Oh ya tadi jualan mu bagaimana sudah habis kan?" tanyanya.
"Hmm, gitu deh..kak" ujar Tasia malas menjawab.
"Kenapa, kok kayaknya lagi bete sih kamu?" tanya Maya curiga dengan sikap adiknya itu. "Ada apa sih?" tanyanya lagi penasaran.
"Tapi kakak janji ya jangan kasih tahu ke ibu..nanti ibu bisa-bisa jadi syok mendengarnya." sahut Tasia. Maya mengangguk janji.
"Dagangan kita habis dirusak oleh pria nyebelin di terminal tadi siang kak. Katanya dia janji mau ganti rugi tapi sampai saat ini dia belum membalas pesan ku. Dia mungkin pura-pura saja, pasti dia pengen kabur!" gerutu Tasia jengkel.
"Apa kamu bilang? jadi semuanya rusak tak ada sisa?" sahut Maya kaget.
"Ga semuanya sih kak..cuma setengahnya saja yang rusak dan sebagiannya lagi sudah habis terjual. Uangnya sudah aku kasih ke ibu, tadi aku pura-pura saja kalau jualannya ada yang hutang dulu di kampung sebelah karena ada acara arisan RT...!" ujar Tasia yang pintar berbohong itu demi tidak mengkhawatirkan ibunya.
"Oh ya sudah kalau begitu. Ikhlaskan sajalah..mau bagaimana lagi, yakinlah nanti pasti juga kita dapat gantinya lagi" hibur Maya.
Tasia hanya mengangguk saja mendengar nasehat kakaknya, namun di hatinya dia tetap saja masih jengkel.
Sifat Tasia memang berbeda dengan Maya yang lebih dewasa dan lebih berpendidikan itu. Dia selalu bersikap menerima apapun yang sudah ditakdirkan Tuhan kepadanya, baik itu buruk maupun baik, dia yakin Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk semua hambaNya selagi hambaNya mau berusaha dan berdoa.
Saat tengah malam tiba, Tasia tiduran di ranjangnya sambil memegang foto ayahnya dan dirinya waktu dia masih berusia 8 tahun. Dulu waktu masa kecilnya dia adalah anak yang paling dimanja oleh Ayahnya. Semua yang diinginkan Tasia pasti diberikan Ayahnya. Kebahagiaan Tasia waktu itu ternyata tidaklah berakhir lama, kini dia tidak merasakan kasih sayang Ayahnya lagi semenjak perceraian itu, mungkin ditinggal kematian oleh seseorang yang kita cintai tidaklah akan terlalu sakit. Namun jika ditinggalkan karena dikhianati itu lebih terasa menyakitkan, karena hanya terdapat benci dan rasa kekecewaan saja yang dirasakan.
"Ayah..kenapa ayah tega sekali meninggalkan Tasia..Ibu dan juga kakak?" isaknya tersedu-sedu.
"Tasia benci Ayah...tapi Tasia juga rindu sekali pada Ayah..." tak terasa air matanya pun mengalir deras, membasahi pipinya itu.
bersambung
...***...
Jangan lupa like and komentnya yaa...
...🌺🌺🌺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sera Mayumi
ceritanya bagus.
2021-07-08
2
Rayya
Semangat terus Tas!🌼
2021-06-26
2
Ria Diana Santi
Semangat jualan kue nya Tasia!
Cayooo! 💪🏻😊🙏🏻
2021-06-08
2