Segera Titi berlari ke arah belakang rumah untuk melihat apa yg terjadi sehingga menimbulkan suara suara yg membuat kaget.
''Astaghfirullah.. ibuuuu.. ibu kenapa?''Titi melihat ibunya dalam kondisi terkurap tertindih peralatan dapur yg berupa rak piring beserta isinya yg berserakan disekitarnya.
''Masss.. sini mas tolongin ibu ini.. aku ngga bisa bantu ibu sendiri'' seru Titi memanggil Rasyid yg sebenar nya dia sudah berdiri di belakang Titi terkesima melihat keadaan di depannya yg berantakan, lalu segera mendekati dan membantu ibu mertuanya,menyingkirkan rak piring yg menindih tubuh tua renta itu,lalu mengangkat tubuh mertuanya dan membawa nya kedalam rumah.
"Bu ibu ngga papa kan? apanya yang sakit? kita pergi ke rumahnya pak Mantri ayok... biar bisa di periksa!'' tanya Titi sambil memeriksa keadaan ibunya yg terdiam dan memejamkan matanya,entah kemana semua adiknya,tidak ada satu pun yg terlihat batang hidungnya di rumah ini sedari tadi dia datang.
Ibunya membuka mata perlahan dan melenguh ''ughh... Titi apa itu kamu nak?'' ucap ibu dengan suara lemah yg nyaris tak terdengar.
"Iiya bu ini Titi,ibu apanya yg sakit? kita ke rumah pak mantri yuk bu biar ibu diperiksa''
"Ibu tidak papa nak, tidak ada yg sakitnya berarti,ini biasa aja sakitnya,orang sudah tua mah badannya ya gini pada sakit di beberapa bagian,tapi tidak perlu ke mantri lah,ibu ngga ada duit buat nebus obatnya'' gumam ibu nya Titi lemah.
''Ngga papa bu ibu jangan pikirkan duit,biar nanti Titi yang bayar kok bu, yah ibu diperiksa ya!'' bujuk Titi pada ibunya dia sangat mengkhawatirkan ibunya yg sudah renta itu,ada penyesalan di hati Titi karena dia tidak bisa merawat ibunya,karena dia harus mengikuti suaminya dan tinggal di rumah mertuanya, karena ibunya bersikeras agar tidak di bawa ke Mantri maka Titi hanya merawat ibunya di rumah,dia membuatkan bubur untuk dimakan ibunya.
Rasyid hanya bisa terdiam mengamati interaksi antara istri dan ibu mertuanya,dia sama sekali tidak menginterupsi hanya diam di dekat mereka karena mungkin saja mereka butuh bantuan.
Titi mendekat pada Rasyid dengan membawa secangkir teh dan sepiring singkong goreng yg masih hangat."Mas.. emm.. boleh ngga malam ini aku nginep di sini buat jagain ibu''? gumam Titi perlahan sambil melirik wajah suaminya segan
Biasanya kalau dia meminta izin untuk menginap pasti tidak di perbolehkan oleh suaminya itu karena katanya dia tidak bisa tidur kalau Titi tidak ada di sampingnya,sungguh alasan yg terdengar menggelikan tapi Titi selalu tidak bisa membantah karena kata Mang Muslimin guru ngajinya tidak boleh membantah perintah suami.. itu dosa!
Rasyid terlihat berpikir lalu menjawab'' baiklah kamu menginaplah malam ini untuk menjaga ibu, tapi aku akan pulang karena besok harus bekerja,kan hari ini sudah izin masa besok harus izin lagi kan tidak enak sama pak Karta'' sahut Rasyid
"Baik mas, besok kalau ibu sudah baikan aku langsung pulang'' sahut Titi dengan wajah berbinar. ''kamu kayaknya seneng banget mau nginep di sini?" guman Rasyid dengan menatap mata Titi intents,dia heran kenapa sepertinya istrinya sangat bahagia bisa menginap di rumah ibu mertuanya.
"eh enggak kok bukan gitu mas, aku cuma kangen aja sama ibu, lagian kamu lihat kan mas adikku sedang tidak ada dirumah,entah kemana dia pergi''
''Ya sudah mas pulang dulu,besok mas kesini lagi jemput kamu abis sepulang kerja,mas usahain pulang kerja ngga terlalu sore''ucap Rasyid sambil beranjak lalu berpamitan pada ibu mertuanya,setelah itu dengan berat hati dia keluar dari rumah ibu mertuanya dengan merelakan istri kecilnya untuk tidak ikut pulang,sebenarnya dia sangat terpaksa,entah bagaimana dia sudah nyaman tidur dengan memeluk istri kecilnya sebagai bantal hidup yg hangat, walau kadang dia harus berkeringat di malam hari saat hasratnya datang dan dia memenuhi nafkah bathin terhadap istrinya itu, Tapi malam ini dia akan tidur sendiri, ohh ya ampun pasti dia akan kedinginan.
Besoknya dia tergesa akan pergi ke rumah ibu mertuanya untuk menjemput guling hangat kesayangan nya,baru saja dia membuka pintu rumah tiba tiba ada sesosok wanita yg sangat di kenalnya berdiri di depan pintu dengan tangan terangkat seperti hendak mengetuk pintu.
''Kamu ngapain kamu kesini? berbulan bulan aku terbaring koma dan kamu sama sekali tidak menjengukku malah mengirimkan surat gugatan cerai, dimana hati nurani mu, aku sakit karena kelelahan membantu orang tua mu membuka lahan pertanian tapi setelah aku sakit kalian malah membuangku,manusia macam apa kalian? dan kamu juga dengan mudahnya menikah lagi dengan laki laki lain hanya satu hari pas setelah masa idah kamu berakhir, sepertinya kamu sudah sangat tidak sabar untuk di gauli laki laki itu iya kan, dasar perempuan ja**ng'' seru Rasyid dengan muka merah padam menahan amarah,ingin rasanya dia menampar pipi wanita yang dulu menjadi kekasih hatinya,cinta pertamanya,jaka lara nya, wanita di hadapan nya itu yang tidak lain adalah mantan istrinya.
Wanita di hadapannya hanya terdiam dengan expresi kaget,dia baru datang dan langsung di berondong umpatan kemarahan sang mantan suami, lalu dengan memberanikan diri dia berkata ''mas, aku kesini hanya untuk memberitahukanmu bahwa seminggu lagi anak kita akan di khitan,aku harap mas mau datang demi Robi mas,dia ingin bertemu denganmu dan dia ingin kamu mendampingi nya saat dia di khitan nanti'' ucap wanita itu tegas.
''kenapa baru sekarang Robi ingin bertemu dengan ku, dari kemarin kemarin apa dia tidak menganggap aku ini adalah ayahnya, 3 tahun sudah aku tidak pernah melihat wajahnya, kalian sungguh tega padaku,kalian meninggalkan ku sesuka hati kalian''ucap Rasyid dengan kekecewaan yang tergambar jelas di mata nya.
''Maafkan aku mas bukan maksud ku untuk menjauhkan Robi dari mu, kita tetap tinggal di sana kita ngga pernah kemana mana,kenapa mas tidak pernah datang menengok anakmu,aku tau mas marah sama aku,mas benci sama aku tapi Robi itu anakmu,tidak kah mas ingin menemuinya?'' seru wanita itu dengan wajah terangkat dan menatap wajah Rasyid dengan berani.
"Apa kau bilang? aku datang kerumahmu, kesana, dan melihatmu dengan laki laki baru mu itu,! kamu pikir aku bisa tahan untuk tidak menghajarnya, dia laki laki bren**ek yang merebut mu dari ku'' seru Rasyid dengan berapi api sambil mengepalkan tangan nya.
''Sudahlah mas, aku tidak ingin berdebat dengan mu,aku kesini hanya menyampaikan kabar tentang anakmu, dan menyampaikan pesan anakmu, selebihnya kamu mau datang atau tidak aku tidak bisa memaksakan,aku permisi'' ucap wanita itu sembari beralu pergi dari rumah Rasyid,sedangkan Rasyid hanya bisa terdiam dan menenangkan hati nya yg bergejolak karena amarah dan dendam terhadap mantan istrinya itu,dia masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya dan segera merebahkan diri di tempat tidur,lalu menutup matanya dan berharap bisa tertidur dan melupakan emosinya terhadap wanita dari masa lalunya, sampai sampai dia tidak sadar hari sudah beranjak malam dan dia terlupa untuk menjemput istri kecilnya.
Titi yg menunggu suaminya yang katanya mau datang dan menjemputnya tapi sudah hampir jam 9 malam tapi suaminya itu belum juga muncul dan dia menjadi was was, apa yang terjadi sehingga suaminya tidak jadi datang untuk menjemputnya,tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu rumah,lalu dia bergegas menghampiri pintu dan membukanya,
''tok tok tok''
pintu dibuka Titi dan..
''kamuuu... darimana aja sih baru pulang! '' seru Titi, Titi merasa sangat emosi dia sangat kecewa
*dan siapakah yang datang? apakah itu Rasyid?
#catatanAuthor
gimana guys puasa nya lancar? ini hari ke 6 ya, semoga puasa nya di lancar kan sampai hari kemenangan tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ina Core
adiknya yg dtg kslinya
2021-09-09
0
🕷yeni⁴🕸
wah. belum move on ini
2021-05-07
1